Lost by Hanz Juan

11 1 1
                                    

Lukisan dapat diartikan berbeda oleh penikmatnya, beberapa orang menganggap lukisan hanya sekedar pajangan yang mempercantik ruangan mereka, sebagian lagi menganggap lukisan adalah maha karya seni yang bernilai. Bagi Juan lukisan adalah implementasi dari wujud perasaannya yang tak dapat ia salurkan lewat kata.

Hanz Juan adalah pelukis kenamaan asal Indonesia, beliau menetap di Barcelona kota yang sudah lama ia tepati. Masa muda nya di habiskan berwara-wiri keseluruh dunia, pada 20 tahunan silam dia menetap untuk tinggal di Barcelona hanya sesekali pulang ke Indonesia.

Kini diusianya yang terbilang tak muda lagi genap menginjak angka 50 tersamarkan oleh parasnya yang masih memukau kaum hawa, tidak pernah terkena skandal bersama wanita padahal namanya mondar-mandir dimajalah domestik maupun Internasional. Pelukis yang sudah membuat puluhan kali pameran ini akhirnya memutuskan untuk membuat last exhibition dirinya, tidak ada yang tau pasti ketika ditanya orang terdekatnya ia hanya mengatakan bahwa dirinya sudah lelah melihat kanvas dan tumpukan cat. Ditambah sekarang ia mempunyai murid yang dapat ia percaya dapat memajukan dunia seni lukis seperti dirinya, yaitu harvey issa ricci yang sudah ia anggap seperti darah daginya sendiri.

Lukisan karya pelukis seni modern hanz juan saat ini terpajang di ruangan pameran La Virreina Centre, bagunan tua ini menambah kesan warm ketika pengunjung menelusuri ruangan demi ruangan untuk melihat karya sang maestro. Sepanjang ruangan exhibition seluruh karya lukisannya tertata dengan rapi beserta nama lukisan makna serta tahun pembuatannya.

Seluruh pengunjung menikmati langkah demi langkah mereka yang dimanjakan kanvas yang berisi goretan karya sang pelukis, termasuk aubrey yang sejak 10 menit lalu tiba di salah satu galeri seni kenamaan di barcelona ini. Setelah 1 jam berkutat dengan anne via video call guna memutuskan ingin memakai baju apa akhirnya gadis ini sampai di tempat ini.

Balutan dress berwana ivory dengan tas berwana hazelnutt membuat aubrey sangat menyatu dengan gaya arsitektur bangunan ini, dia perlahan menelusuri ruangan yang berisi beberapa lukisan yang ia kenali sebab seperti yang sudah diketahui sang ibu selalu mencekoki dia lukisan hanz juan sedari dulu.

Tak sedikit orang berdecap kagum atas apa yang mereka lihat aubrey setuju dengan itu, goresan tinta disetiap lukisan seperti memiliki makna tersirat dari sang pelukis. Menurutnya, pekerja seni dapat menuangkan perasaannya dalam karya. Hal itu yang ia rasakan sebagai seorang penulis, perasaannya dapat ia salurkan ke banyak orang tanpa pembaca tahu bahwa itu yang ia rasakan. Baginya, itu adalah bagian terbaiknya sejatinya manusia ingin semua orang tahu apa yang ia rasakan hanya ingin mereka tahu tanpa respon mereka.

Seperti lukisan yang berada dihadapannya, lukisan yang terletak diantara top karya hanz juan. Lukisan siluet seorang wanita yang sedang menatap sebuah danau indah yang berada di hadapannya. Sekilas, tampak indah tapi semakin aubrey melihat nya lebih dalam lukisan ini berbeda dengan lukisan hanz juan yang lain.

Goresan warna di lukisan ini memberi efek kesedihan mendalam, warna yang di torehkan pada siluet wanita mampu membuat yang melihat merasakan perasaan tersebut. Terlalu mengamati lukisan tersebut, tanpa aubrey sadari disampingnya tengah berdiri 1 pria cukup ia kenali.

"Terimakasih, sudah hadir ke pameranku. Dari Indonesia bukan?" Suara seorang pria membubarkan rasa terkejut aubrey

"Ah, iya selamat atas pameran mu. Bagaimana kau tahu?"

"Kau terus bergumam, menggunakan bahasa kita" Perkataan juan membuat aubrey sedikit malu, karna artinya suara yang ia hasilkan cukup besar

"Hanz juan" Juan memberikan gesture berjabat tangan yang diamini oleh sang lawan bicara

"Aubrey Isla"

Aubrey cukup tegang pasalnya saat berbicara dengan anne, mereka sempat bergurau bagaimana kalau aubrey berbincang dengan Hanz juan. Yang menurut aubrey hal yang tak mungkin, siapa dirinya bisa berbincang dengan seorang hanz juan dari beratus pengunjung galeri ini.

Janji Cinta di BarcelonaWhere stories live. Discover now