*
Menatap ke arah luar jendela, sesekali melihat beberapa orang berlalu lalang di luar gerbang hitam yang membatasi antara panti asuhan dan jalan raya kota Monstadt. (Name) masih belum merasa terbiasa dengan 'Keluarga' barunya, tetapi sambutan hangat dari mereka membuat gadis itu perlahan sadar bahwa akhirnya ia bisa kembali mendapatkan kasih sayang dari orang baru, walaupun dengan cara yang sedikit berbeda.
Setidaknya ia hidup lebih baik ketimbang di masa lalu. Ia tidak perlu lagi memikirkan apa yang harus ia lakukan, kemana ia harus pergi, dan apa yang harus ia pungut lagi. Kini ia telah di sambut di sebuah 'Rumah' baru yang mau menerima dirinya dengan tangan terbuka.
(Name) awalnya terkejut, bahwa banyak anak di dalam tempat itu juga yang memiliki nasib sama seperti dirinya. Ditinggalkan, di buang, dan di lupakan. Perlahan ia mulai mensyukuri apa yang ia dapatkan sekarang, apapun itu karena, kini dirinya bisa mendapatkan tempat tidur yang layak, pakaian, dan pendidikan.
Walaupun yang mendidik mereka bukanlah seorang guru, melainkan hanya seorang biarawati Gereja tetapi, setidaknya ia perlahan mulai belajar apa arti hidup sebenarnya.
(Name) kecil membalikkan wajahnya dan menatap aula di sekitarnya. Beberapa anak berkumpul, ada yang sibuk bermain dengan temannya, ada yang sibuk bermain dengan mainannya, ada yang sibuk membaca buku, ada juga yang saling main petak umpet dan mengejar satu sama lain.
Ia merasa tidak ingin meninggalkan momen ini sedikitpun, walaupun mereka semua tidak berasal dari satu darah dan memiliki berbagai macam latar belakang, tetapi mereka semua hanyalah anak-anak kecil yang membutuhkan kasih sayang dan saling ingin menikmati waktu untuk berkumpul bersama keluarga mereka.
Seorang anak kuncir dua bernama Anna mendekati (Name). Gadis kecil berambut blonde yang di kuncir dua itu, menatap (Name) sambil tersenyum lembut. Ia memeluk bonekanya lalu telapak tangan mungilnya menyentuh pergalangan tangan (Name), dengan kedua bola mata berbinar seakan sedang mengharapkan sesuatu.
"(Name)! Aku punya buku cerita yang menarik, mau membaca bersama?" Dengan suara imutnya yang melengking khas anak berumur lima tahun, Anna berujar dengan penuh semangat.
(Name) yang melihat hal tersebut langsung mengangguk sambil tersenyum lebar. Ia mengikuti kemana Anna membawanya, rupanya gadis kecil itu membawa (Name) ke perpustakaan milik panti asuhan yang berada di samping aula, di buat khusus untuk anak-anak yang suka membaca dan ingin tahu lebih banyak hal.
Anna menarik tangan (Name) sampai ke ujung ruangan perpustakaan, menyuruh gadis bersurai (h/c) itu untuk duduk di kursi yang berada di ujung ruangan dan ia duduk bersamanya. Dengan cepat, Anna langsung mengambil buku dongeng yang ia dapatkan. Gadis kecil itu selalu memiliki kertarikan terhadap hal-hal yang tidak nyata, imajinasinya seolah-olah terus menarik dirinya untuk menjelajahi sisi lain dari dunia lebih dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Prince and His Stupid Witch (Scaramouche x F!reader)
FanfictionFanfiction Genshin Scaramouche x F!reader * Menjadi seorang penyihir memanglah hebat, tetapi bukan berarti tidak banyak hal yang terjadi dalam hidup. Bersusah payah menutupi jati diri dari beberapa orang, hidup dalam aturan, dan terasa seperti diang...