ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
• Sasuke UchihaKala itu awal masuk pembelajaran baru, selesai acara orientasi siswa SMP. Sasuke kecil datang memberi Hinata iming-iming, jadi pacarnya dengan keuntungan antar jemput setiap hari, atau menolaknya dengan resiko pemberian supir keluarga Hyuuga.
Sasuke sudah sedari SD mengenal Hinata, tau pasti apa yang Hinata suka dan tidak. Dan ajakannya kali ini ia yakin Hinata akan terima.
Lagian, siapa sih yang nolak pacaran sama Sasuke?
Dengan membawa spanduk buatan dari seragam SD miliknya yang bertuliskan "Hinata, ayo pacaran" Sasuke mengitari lapangan sekolah menggunakan motornya. Mengundang Hinata lewat kelakson yang ia tekan sesering mungkin, padahal saat itu yang diundang masih berada di dalam kelas.
"Gimana?"
Ekor matanya melihat Shikamaru yang berjalan kearahnya, mulai memelankan laju motor Sasuke berniat menghampiri. Setelah dirasa sudah cukup jarak untuk saling berkomunikasi, Sasuke menghentikan laju motornya.
"Anak sekelas mau bantu, perjanjiannya, diterima atau engga tetep bayarannya traktir makan di kantin sehari full."
"Gampang itumah."
Dan setelahnya, dari arah parkiran, segerombolan siswa bermotor datang.
"Ini yang cewek juga ikutan?" Sasuke bertanya pada Shikamaru, sedikit mengerutkan dahi melihat beberapa siswi ikut dalam gerombolan tersebut.
"Ada beberapa, gue udah bilang resikonya apaan, tapi mereka tetep ikutan. Masih strangers katanya jadi ga apa kalo keliatan bar-bar."
Sasuke tak memberi respon, tak ambil pusing juga mengingat Shikamaru yang ia beri tugas. Kemudian matanya mulai memperhatikan atribut yang dibawa teman-temannya. Sesuai yang Sasuke tegaskan pada Shikamaru, ia ingin proposal pernyataan cinta dengan konsep "pawai". Jadi tak heran jika banyak spanduk buatan yang berada dimasing-masing motor, --walau agak terkesan jamet.
Laju motor berangsur melambat, berhenti dekat Sasuke dan Shikamaru. Berjejer dengan Naruto yang berada di tengah, bagai panglima.
Suara kenalpot dari bermacam motor mulai bersautan, terlalu bising.
"Rutenya gimana?" Naruto bertanya, agak keras agar suaranya terdengar.
"Kelas Hinata di gedung B lantai bawah, agak tengah 2 ruangan dari kanan." Sasuke menjelaskan, tangannya menunjuk arah barat.
"Lah bukannya itu ruang BK?" Mengikuti arah pandang yang ditunjuk Sasuke, Naruto bertanya.
"Kelas Hinata ada disebelahnya" Sasuke menjawab, "ga apa, uji nyali dikit."
"Anjing!" Naruto mengumpat, ia kemudian terkekeh. "Bodo amat dah dapet skors lagi."
"Lagian lo masih MOS udah berulah." Shikamaru berujar, lalu mendudukan diri di jok penumpang motor Choji, mengambil alih tongkat pramuka yang Choji pegang, --yang diujungnya sudah terpasang spanduk.
"Yee itumah sekolah ini kali yang nyari gara-gara sama gue, mentang-mentang bokap mau nyaleg, jadi dicari salahnya"
"Lo yang COD amer depan sekolah anjirt masih nyalahin sekolah." Kiba menyahut.
"Ribut mulu dah, berangkat gak?"
Sasuke mulai mengendarai motornya kembali, membalikan arahnya, --menjadi paling depan. Membuatnya seperti panglima perang yang sesungguhnya.
Kenalpot motor Sasuke mulai bersuara, ia tampak bersemangat. Tangan kanannya teracung ke atas, mengangkat tinggi-tinggi tongkat pramuka yang terpasang spanduk "Hinata, ayo pacaran". Menandakan jika pawai akan dimulai, detik berikutnya motor Sasuke melaju, diikuti motor-motor yang ada dibelakangnya.
Tujuan mereka adalah kelas Hinata.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
• Hinata HyuugaHinata tak bisa bebas memilih, sedari kecil ibunya sudah menetapkan apa yang akan menjadi hidup Hinata, suka atau tidak suka. Dan ketika Sasuke datang memberinya pilihan, Hinata pikir itu adalah awal kehidupan Hinata yang bebas.
Teman-temannya yang lebih dahulu memberitahunya, tentang segerombolan siswa yang seperti akan tawuran datang ke depan gedung Kelas VII- U2, suaranya gaduh, bising sepenjuru sekolah. Saat Hinata tertarik untuk melihat apa yang terjadi, pandangan matanya menangkap Sasuke yang sedang memandangnya congkak.
"Gak waras, ngapain lo?" Hinata bersuara sedikit lantang, mencoba mengimbangi suara bising kenalpot motor rancangan yang saling bersautan.
"Nembak lo, nih." Sasuke menjawab, dimatikannya mesin motor yang secara default teman-teman yang lain mengikuti. "Gimana? Baper gak?"
"Baper matamu!" Sinis Hinata pelan tapi mampu untuk Sasuke memiringkan senyuman.
"Inget gak dulu, waktu pertama kali gue ngajak lo pacaran? Lo bilang gue harus lebih effort kan nembaknya? Di depan temen-temen sekelas lo yang lain biar mereka tau?" Sasuke berujar, distandardkan motornya berniat menghampiri Hinata. "Jadi gimana Hinata, mau jadi pacar gue?"
Hinata tak habis pikir ketika melihat Sasuke berdiri tak jauh dari depannya sedang menyerahkan tongkat pramuka yang Hinata bisa kira itu spanduk buatannya.
Memangnya apa sih yang diharapkan oleh bocah baru lulus SD? Pernyataan cinta di restoran mewah dengan taburan bunga serta lilin remang-remang?
Hinata sebenarnya malu, jengkel juga, dan agak sedikit dongkol. Tapi tetap saja ia melangkah menghampiri.
"Berani gak keliling kota sebagai perayaan gue resmi jadi pacar lo?"
"Pacaran di penjara aja gue berani."
Dan tepat ketika Sasuke menjawab, sepanduk yang diartikan sebagai simbol cinta Sasuke beralih kepemilikan menjadi milik Hinata.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
FanfictionKetika Sasuke dan Hinata sama-sama jauh, mereka memutuskan untuk mengakhiri, diperbaikipun tidak ada guna. Fiksi (sangat fiksi)