Aku menatap diriku dari cermin. Tante Mica nampak puas akan perubahan besar yang dia buat. Dia memakaikanku dress hitam yang panjangnya melampaui mata kakiku. Di bagian belakang dress ini nampak terbuka untuk menampilkan punggungku yang indah. Tidak hanya itu yang membuatku menatap takut ke arah diriku. Belahan panjang yang memamerkan kaki jenjangku membuatku nampak sexy. Make up yang digunakan untuk wajahku di buat sesederhana mungkin. Rambutku di gulung asal untuk menimbulkan kesan alami. Tante Mica nampak sangat berbinar melihatku.
"Tante ini..."
"Cantik sayang, kau pasti akan mendapatkan pangeranmu nanti. Ahhh aku ingin melihat siapa pria beruntung itu," ucap tante Mica bahagia.
Aku menatap tante Mica yang menggunakan gaun berwarna cream. Dia nampak cantik dan angun dengan make up naturalnya. Dia membiarkan rambutnya tergerai indah. Aku melihat potongan dada di gaun tante yang nampak rendah dan juga belahan panjang yang mempertontonkan kaki jenjangnya. Aku yakin om Artur tidak akan membiarkan tante Mica sendiri di pesta nanti.
"Kalian... oh my... baby kamu cantik sekali. Sayang.. oh no.. tidak darl ganti pakaianmu yang lebih tertutup," ucap om Artur yang baru masuk kekamarku .
Tante Mica nampak menatap tidak suka ke arah om Artur yang nampak kesal melihat pakaian tante Mica yang sexy.
"Darl..."
"Oh ayolah, aku akan memakai mantel dan lagi pula kau akan ada selalu disampingku untuk mengusir pria yang menggodaku," ucap tanteku merajuk.
Om Artur nampak kesal dengan permintaan tante Mica . Tante Mica merayu om Artur dengan mengecup bibir om Artur berkali - kali hingga dia menampakkan senyumannya.
"Setelah pesta, kau akan mendapat hukuman darl. Aku akan menghukummu dengan keras," ucap om Artur di depan bibir tante Mica.
"Aku tidak sabar menunggu hukuman itu," ucap tante Mica dengan suara menggodanya.
Aku berdehem untuk menyadarkan mereka dari dunia mereka. Aku menatap kesal ke arah mereka yang hanya terkekeh menatapku yang kesal dengan sikap mereka yang tidak bisa melihat sekitarnya. Mereka selalu bermesraan tanpa malu menjadi pusat perhatian orang. Memang dasar pasangan mesum.
*/*
Aku turun dari mobil dan mengikuti om Artur dan tante Mica yang berjalan di atas karpet merah. Beberapa cahaya dari kamera para pemburu berita mengiringi kami. Para wartawan meminta om dan tante untuk berhenti sebentar untuk di wawancara, namun om Artur tidak menggubris keinginan mereka dan membawa kami masuk ke dalam hotel. Para penjaga membukakan pintu saat melihat kami datang. Om dan tante nampak anggun memasuki ruangan. Aku yang berjalan 4 langkah di belakang mereka mendadak menjadi pusat perhatian. Aku ingat perkataan tante Mica yang memintaku tetap memasang wajah anggun saat kami mulai memasuki ruangan. Aku tidak ingin mempermalukan om dan tante. Tante Mica sempat melirikku yang sudah berjalan disampingnya. Dia tersenyum simpul saat melihat ekspresiku. Om Artur menggiring kami ke arah kerumunan orang yang masih menatap kami.
"Adolfo," ucap om Artur memanggil pria paruh baya yang nampak masih sangat gagah.
"Artur, Mica.. selamat datang kawan," ucapnya ramah.
Om Artur memeluk tuan Adolfo dan memeluk wanita yang ada di samping tuan Adolfo. Tante Mica juga melakukan hal yang sama kepada tuan Adolfo sambil memberi selamat kepadanya.
"Biar aku tebak, apa ini istri mudamu?" ucap tuan Adolfo menunjukku.
Aku yang bingung hanya mengernyit bingung menatap om Artur. Aku terkejut dengan pertanyaan yang sangat tidak mengenakkan yang mengarah kearahku. Aku menghela nafas untuk mengontrol amarahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/41702989-288-k46825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost soul
Chick-LitJiwaku hilang saat aku harus mengalami semua hal yang bahkan kau tak bisa bayangkan seberapa mengerikannya. Aku hina, dan nista karna dendam mereka kepada pria yang mencintaiku dan aku cintai. Aku tidak memiliki keberanian untuk tetap hidup saat hal...