hj─all too well

16 5 6
                                        

tak usah.

tak payah kau tersenyum lebar-lebar begitu. aku tak mau tahu bagaimana kabarmu. tak mau tahu dengan siapa sekarang cintamu barangkali beradu padu.

usah.

panggil namaku seperti dulu. karena sesungguhnya aku masih rindu. boleh tidak kau kembali padaku? aku ingat, tahu? sweater merahku masih ada padamu. sejak hujan sore itu.

kau ingin aku bagaimana? melupakan semuanya, ketika baju yang kau pakai bahkan punya wangi tubuhku?

aku harus bagaimana? karena nyatanya aku mengingat seluruh rekam momen kita dengan sedikit terlalu jelas.

lalu, katakanlah sekali lagi. tentang kita yang kau kata tak bisa menjadi. apa benar yang tadi? bahwa kau masih menunggu disini? atau kau hanya ingin ditemani?

bukalah telingamu sedikit untukku. berkenan kah mendengar tangisku? atau haruskah aku pergi seperti minggu lalu? jangan, tolong jangan biarkan aku pergi dulu. masih ingin aku bersamamu.

sekali lagi.

sekali lagi saja. aku masih sayang. masih ingin tertawa bersama. masih ingin kita berlanjut hingga kapan-kapan.

apa kamu masih mau? sudahkah tempatku diganti wanita lain yang lebih biru? aku bisa menangis dengan baik jika kamu mau. aku bisa mencinta sebanyak yang kamu perlu. jadi tolong, terima aku.


"kamu baik, dan aku selalu menyukaimu."

kau menatap jatuh ke lantai yang hanya dipijaki kaki kita berdua. seolah berpikir dalam kepala. sementara aku menerka-nerka. tentang apa yang akan kau katakan seterusnya.

"tapi, aku tidak bisa terus mempertahankanmu di sisiku. bukan mauku. aku hanya rasa kita terlalu memaksa waktu, untuk sesuatu yang belum tentu. ray, aku harap kamu mengerti itu."

"hyunjin. tidakkah kamu rindu? tidakkah kamu rasa bahwa kita adalah satu bagian yang jadi tak padu semenjak minggu itu? mari perbaiki dari situ. aku yakin, kita baik-baik saja kalau kau juga mau."

"ini bukan kehendak kita, ray. mengertilah. aku juga sama sayangnya. tapi kita tidak bisa memaksa dunia untuk berjalan seperti yang kita pinta."

lalu aku diam. pikiranku kosong sejemang. entah sejak kapan, hatiku menjadi lebih sakit sekarang. salah siapa? untuk siapa?

kau yang menjadi subjek setiap pertanyaanku terkait rasa. ternama hyunjin hwang, aku harap kamu bisa bertanggung jawab. atas segala yang bergejolak dalam dada. karena hanya engkau ahlinya.

mengukir sungai kecil di pipi tanpa sengaja tatkala ku rasa tanganmu hinggap di puncak kepala. mengusap lembut disana. sedikit yang kau kira, porak poranda hatiku dibuat karena tingkahmu yang mesra. padahal katamu kita tak bisa bersama. lantas mengapa kau masih sama?

"jangan menangis, ray. aku sayang kamu, sungguh. itu akan selalu. nanti, kalau waktu sudah menunjukkan perangai baiknya, aku akan datang padamu lagi. jadi, simpan hatimu rapat-rapat untuk saat ini. janji, aku akan kembali nanti."

"aku mau kamu. sekarang, hari ini, besok, lusa, minggu depan, lima bulan kemudian, sewindu lagi, dan tahun-tahun seterusnya. aku mau kamu. selalu."

"aku mengerti. aku paham inginmu. tapi aku harus pergi untuk sekarang. ray, aku bukan orang yang mudah membuat janji. jadi tolong pahami inginku pula. aku perlu. perlu untuk menjauh sementara waktu. ketika segala urusanku telah selesai nanti, akan ku hampiri dirimu lagi, dengan hanya bahagia yang tersisa."

kecupmu sampai di keningku. aku membisu, sedikit terisak layu. rasanya seperti anak yang cemburu, pada waktu yang lebih bisa merenggutmu.

aku mau kamu. itu pernyataan yang berlaku sampai nyawaku diambil tuhan yang maha satu. aku serius, tak tipu. bahwa sosokmu tak akan tergantikan oleh insan manapun itu.

piecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang