Tiga hari lagi menuju Festival sekolah, setiap siswa kini sibuk mempersiapkan diri untuk memberikan penampilan terbaik dari setiap perwakilan club. Seperti club dance, band, grup vocal hingga persembahan dari club beatbox. Sudah menjadi tradisi tiap tahun, dimana setiap club bersaing memberikan tampilan terbaik mereka pun dengan beberapa siswa yang secara suka rela akan memberikan pertunjukan hiburan sesuai keahlian mereka masing-masing.
Dan untuk tahun ini, sebagai tahun terakhir soojung bersekolah disana. Ia lagi-lagi tidak ingin terlibat pada acara yang menurutnya sangat kampungan itu. Ia benar-benar tidak ada selera pada salah satu club yang ada disekolahnya. Berbeda dengan kedua sahabatnya, irene & seulgi. Hampir disetiap kegiatan sekolah ia selalu saja terlibat, memberikan pertunjukkan dance bersama club dance yang mereka beri nama red velvet.
Namun begitu, soojung selalu setia menemani kedua sahabatnya untuk berlatih. Seperti yang terjadi saat ini. Irene dan seulgi sedang berlatih bersama timnya Ketika ia memilih bangku paling pojok disudut aula, menyandarkan pundaknya pada kursi penonton untuk mengamati beberapa club yang sedang berlatih. Namun sialnya, baru beberapa menit ketika ia memilih duduk disana, pandangannya justru menangkap dua sosok anak manusia yang sedang memamerkan kemesraannya. Ia melihat kim jongin dan jisoo sedang mengobrol didepan sebuah piano. Soojung tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan namun ia dapat menebak bahwa jisoo terlihat seperti sedang meminta untuk diajarkan bermain piano.
"cih.." soojung mendesis pelan melihatnya. Ia mendadak teringat peristiwa saat ia tidak sengaja menguping pembicaraan jisoo dan sehun. Dimana jisoo dengan lantang menyebutkan bahwa ia menyukai jongin. Membuatnya kini percaya bahwa jisoo sedang berusaha untuk merebut hati laki-laki itu.
Namun perlahan soojung menunduk. Bukan karena tak suka melihat keakraban mereka tapi ia hanya merasa iri. Jisoo terlihat begitu cantik dan feminim. Ia pasti lebih mudah mendapatkan hati kim jongin atau bisa saja ia sudah mendapatkannya.
Kedua bahu soojung merosot pelan. Ia tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan. Ia bahkan tidak tahu apakah ia benar-benar menyukai kim jongin atau ia hanya merasa kagum dengan laki-laki itu. Sejenak pikirannya pun melalang buana. Teringat akan teman-temannya yang juga sudah mendapatkan orang-orang yang mereka cintai. Seperti irene yang baru saja berkencan dengan mingyu, walau usia mereka berbeda namun irene mampu dengan tegas mengatakan bahwa mereka jatuh cinta dan tak mempermasalahkan hal itu. Pun dengan seulgi yang akhirnya menerima wonwo sebagai kekasihnya setelah mereka menjalin pertemanan sejak dua tahun lalu. Dan soojung sendiri, ia masih belum bisa mengetahui perasaannya. Ia seperti terjebak pada rutinitas-rutinitas yang sama. Bekerja dan bersekolah hingga tidak pernah sadar bahwa perempuan-perempuan seusianya sudah mulai merasakan jatuh cinta. Sedangkan ia sendiri tak pernah tahu itu, Ia hanya merasa mudah menyukai seseorang namun juga mudah melupakan rasa suka itu.
Sama seperti saat ini. Ia melihat kim jongin dari kejauhan. Mestinya ia merasa terbakar cemburu, namun yang ada. Ia justru menyerah pada rasa Sukanya. "aigo, tapi aku akan ditertawakan oleh kedua anak itu" gumamnya pelan sesaat ia tersadar bahwa ia sempat ditantang oleh irene dan seulgi untuk mengajak jongin datang bersama ke festival sekolah.
Iapun mendengus kesal. Menyesal telah menerima tantangan itu. Terlebih jika ia kalah dalam taruhan itu ia mendapat hukuman membeli tiket show case pcy untuk kedua sahabatnya.
Dengan kesal iapun menghentakkan kepalanya pada sandaran kursi lalu memejamkan kedua matanya. "lebih baik aku tidur saja" gumamnya sembari merogoh saku jas sekolahnya. mengambil handphone dan menekan sebuah nama disana
"Yak bodoh, mengapa kau menelfonku!" Pekik seulgi kemudian. Ia menoleh kearah soojung dari sisi tengah aula lalu mengacungkan jari tengahnya.
"Aku mengantuk menunggumu disini, latihannya sampai kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Next Door
FanfictionPria tampan dengan manik kecoklatan itu baru saja kehilangan ibunya, setelah dua tahun yang lalu pun ayahnya juga meninggal dunia. Hal ini membuatnya memutuskan untuk kembali kekorea dan memulai kehidupan barunya sekaligus untuk meminta maaf pada ke...