***
Viviane sedang membantu sang ayah di toko, toko Sari milik ayahnya cukup besar dan hanya menjual Sari-Sari dengan kualitas super. Sang ayah memang tak hanya menjual Sari-Sari India, namun ada juga permadani dan juga atribut India lainnya. Tuan Kapoor ayah Viviane adalah orang yang cukup terpandang karena bisnis Sari miliknya, ia bahkan sudah punya beberapa cabang di Tanah Abang dan juga di mall-mall besar yang ada di Jakarta.
"Tumben nemenin papi disini? Biasanya kamu udah sibuk aja gangguin calon suami kamu itu." Tanya Tuan Kapoor pada sang putri.
Mendengar itu, Viviane pun tampak tersenyum tipis."Lagi pengen aja Pi, lagipula dia lagi sibuk banget dan nggak bisa diganggu." Balas Viviane.
"Nggak bisa diganggu? Kok aneh ya, biasanya meski nggak bisa diganggu kamu juga nggak akan peduli."
"Tapi kali ini dia emang bener-bener lagi sibuk Pi... Dia ada proyek besar dan dia yang handle semua itu sendirian."
"Cakra dari dulu memang pekerja keras ya."
"Banget, sampai dia lupa sama dirinya sendiri, sama kehidupannya..." Viviane menunduk, Tuan Kapoor lantas mendekati putrinya, memeluknya.
"Secinta itu ya? Apa kamu yakin kalau itu cinta bukannya obsesi? Kalau dia nggak mau, harusnya kamu jangan terlalu memaksakan diri, jangan dengarkan lagi keinginan mami kamu. Kalau kamu nggak bisa bahagia, lantas untuk apa lagi kamu harus mati-matian mempertahankan dia yang nggak pernah melihat kamu sedikitpun?" Tuan Kapoor menatap wajah putri kesayangannya dengan iba, sedangkan Viviane kini turut menatap wajah sang ayah dengan mata berkaca-kaca.
"Pi..."
"Putri papi berhak bahagia, dia pantas diratukan oleh pria yang benar-benar mencintainya dan bisa menghargainya. Papi nggak pernah protes kamu dengan siapapun, Papi selalu mendukung kamu dengan pria manapun yang kamu inginkan, namun satu hal yang harus selalu kamu ingat, Papi selalu ingin kamu dijadikan ratu oleh suami kamu kelak, dia bisa mencintai dan menghargai kamu sebagai seorang istri. Sekarang melihat kamu berjuang sendirian seperti ini dan dia tak kunjung membuka hati, tentu saja hati Papi ikut sakit melihatnya. Papi mungkin saja diam selama ini, tapi Papi selalu memperhatikan kamu sayang." Jelas tuan Kapoor membuat Viviane menangis tersedu-sedu dibuatnya, ia tak mengira jika sang ayah yang selama ini terkesan diam malah ikut merasakan sakit seperti yang ia rasakan.
"Tapi, tapi aku belum bisa berhenti Pi... Aku... Aku..."
"Lanjutkan saja sekarang seperti biasanya, lakukan apapun yang kamu suka, berjuang seperti biasanya. Namun jika dirasa kamu udah lelah dan kamu udah nggak sanggup lagi, maka lepaskanlah, Papi ingin kamu bahagia sayang, bahagia yang sesungguhnya ya! Kamu putri papi satu-satunya Viviane, Papi tentu saja ingin yang terbaik untuk kamu. Cakra memang kriteria yang sangat sempurna, tapi jika dia nggak pernah bisa mencintai kamu, untuk apa? Hm? Nggak ada gunanya." Jelas tuan Kapoor membuat Viviane mengangguk-anggukan kepalanya.
"Iya Pi, Vivi tau Papi sayang sama Vivi. Vivi akan berhenti kalau Vivi udah capek, Vivi akan cari kebahagiaan yang lain." Ujar Viviane.
"Bagus. Udah jangan nangis lagi ya! Sekarang bantu Papi ngecek kain yang baru datang."
"Siap Pi." Viviane pun segera menghapus airmatanya, sekarang beban yang ia rasakan jauh lebih berkurang setelah mengutarakan perasaannya. Viviane memang lebih dekat dengan ayahnya, selama ini tuan Kapoor lah yang paling mengerti dirinya bila dibandingkan dengan sang ibu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA Big Boy (Crazy Positif Sequel) Tersedia Hanya Di DREAME INNOVEL
RomanceTampan, dingin dan berwibawa, workaholic, pekerja keras dan sangat bertalenta. Tapi siapa sangka dibalik semua itu seorang Cakra menyimpan sifat childish yang sangat diluar nalar. Siapa duga pria dengan predikat sempurna itu sangatlah manja layaknya...