Bab 2

2.2K 155 45
                                    

***

Memimpin perusahaan konstruksi besar seperti PJP sendirian tidaklah mudah bagi seorang Cakra. Meskipun ia memiliki gelar yang mumpuni, koneksi yang luas dan partner kerja yang berkompetensi. Namun tetap saja, menjadi pemimpin untuk nama besar seperti PJP bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan seorang diri.

Cakra sudah berusaha mati-matian selama tiga tahun terakhir ini, ia bekerja keras tanpa kenal lelah. Bekerja, bekerja dan terus bekerja tanpa kenal waktu, sampai ia lalai mengurus dirinya sendiri. Dan puncaknya, adalah saat ini. Cakra sepertinya sudah tidak sanggup lagi.

Cakra sedang berada di kantor, ia harus mempelajari berkas sebelum meeting bersama perwakilan perusahaan konstruksi asal Swiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra sedang berada di kantor, ia harus mempelajari berkas sebelum meeting bersama perwakilan perusahaan konstruksi asal Swiss. Lihatlah pria tampan itu bahkan bisa belajar dan bekerja dimana saja, Cakra hanya sedang lelah dan suntuk, namun otak jeniusnya harus dipaksa berpikir dengan keras untuk proyek besar ini.

"Selamat pagi pak Cakra, meetingnya sepuluh menit lagi pak, mohon bersiap-siap." Ujar Ardan, sekretaris Cakra. Cakra tidak suka sekretaris perempuan karena ia tak mau sampai ada skandal, Cakra lebih suka bekerjasama dengan sesama jenis dari pada lawan jenis.

"Kamu siapkan berkas yang kemarin sudah saya periksa, saya mau telepon Frans dulu." Tutur Cakra.

"Baik pak, oh ya apa bapak butuh sesuatu? Sepertinya bapak kurang sehat hari ini." Ardan memang cukup perhatian pada Cakra, melihat Cakra yang bekerja sendirian untuk perusahaan milik dr. Hansel membuatnya merasa prihatin.

"Buatin aja saya kopi kayak bi-"

"Nggak ada kopi-kopian, mas Ardan tinggalin aja dia sendirian! Biar saya yang urus dia." Sahut Viviane yang baru saja datang dengan membawa tas berisi makanan dan minuman sehat untuk calon suaminya itu.

"Ck!" Melihat kedatangan Viviane, Cakra pun langsung berdecak kesal.

"Baik mbak, pak Cakra, baik-baik ya sama calon istrinya." Ungkap Ardan menggoda Cakra.

"Diam kamu!" Seru Cakra dengan nada kesal, Ardan pun tampak tersenyum geli, lalu segera pergi meninggalkan Cakra dan Viviane setelah mengambil beberapa berkas yang harus ia siapkan.

"Pagi-pagi tadi aku harus pergi ke tokonya papi untuk pemotretan, tadi aku sempet telepon Susi supaya siapin makanan kamu, Tante Melly kan lama di Surabayanya, jadi aku takut Susi kelupaan nyiapain makanan kamu sayang." Jelas Viviane sambil menyiapkan makanan yang ia bawa untuk calon suaminya itu, Viviane memasak sendiri makanan itu, ia sudah berkonsultasi pada ahli gizi Cakra dan sudah membuat makanan yang pas sesuai anjuran dokter.

"Masakannya Susi nggak enak, aku makan ramen." Cakra memang sengaja memancing emosi Viviane, ia tahu Viviane pasti akan marah dan pergi, tapi rupanya Viviane tetap bersikap tenang.

"Nggak apa-apa, sekali-kali makan ramen yang penting nggak sering." Gumam Viviane.

"Kamu nggak marah?" Tanya Cakra.

CAKRA Big Boy (Crazy Positif Sequel) Tersedia Hanya Di DREAME INNOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang