3

91 0 0
                                    

Pelanggan di kafe itu silih berganti. Bibir cangkir yang berisi Americano itu juga pekat memerah dek kesan gincu yang melekat berulang kali. Kereta yang lalu lalang juga mula menghipnotis mindanya. Lampu skrin telefon bimbitnya yang menyala dibiarkan begitu sahaja.

Julia, you pergi mana? I tunggu you dekat studio you tak ada. I datang rumah you, you tak ada. Where you've been? What's wrong with you?

 Nama Azalea yang tertera membuatkan dia ingin mengabaikan seisi dunia. 

Joe agak sibuk pada hari itu. Dia tidak tergamak untuk mengganggu. Namun begitu, apabila keadaan reda Joe tetap melabuhkan punggungnya untuk berbual.

"Kau kenapa? Okay tak?" Joe menyoal.

Sapaan Joe menyatukan roh dan jasadnya. Dia juga tidak sedar sudah berapa lama dia menghuni di dalam senario rekaan yang bukan-bukan. 

"I have no idea Joe. Existential crisis doesn't give me a spare this time. I couldn't sleep just to end up questioning everything. And everything fit like a puzzle piece in the wrong picture," luah Julia.

"Is it about Ezani?"

"He needed space. He said,"

"Kau percaya?" Soal Joe. 

Julia menggeleng perlahan. "Aku tak percaya tapi in fact I'm the one who needed the space, aku just let it be. Aku dah penat Joe. My head is going to explode thinking of how to make things work again,"

Joe ketawa. Sinis menusuk jiwa.

"Satu benda je kau kena ingat, unless your boyfriend work for NASA, space adalah satu benda yang sangat tak relevan dan propa,"

"I know, Joe. Ezani slept with Azalea when I'm not around. Afif being mad over me just because I'm stuck in between them,"

"Berapa lama dah kejadian ni? Eh, kau kalau kau backup lagi boyfriend musibat kau yang feeling rockstar tu sekarang jugak aku ligan kau. Fuh, the audacity," ujar Joe sambil mengipas-ngipas tangannya."

Julia pantas menekup mulut becok Joe. "Slow lah sikit Joe. Hal-hal kontroversial camni tak elok la sembang kuat-kuat,"

"Afif tak cerita dekat aku pasal benda ni,"

"Aku lost," 

"Now I have a million reasons to hate him,"

"Why must Azalea instead of anyone else?"

"Sebab if it's not Azalea you would just let it slide and pretend like it's not happening. God sent his sign. You ignore things that hurt you, it hurts you even more,"

"Joe, aku bodoh ke?" 

"Ya," ujar Joe. Namun bicaranya terhenti tatkala riak wajah Julia berubah. "Tapi kalau tak bodoh bukan cinta namanya.Being stupid here made you score something. It means you genuinely love him. Pada aku, bodoh sebab cinta adalah satu kebodohan yang bermaruah. Ingat pesan aku, jangan sesekali rasa defeated for being true to your own feelings,"

Ada satu pukulan menyinggah tepat ke sanubarinya ketika itu. Pada saat itu jugalah dia menyedari, segala- gala yang dilakukan bukanlah kerana cinta. 

Joe menanggalkan apron dan melipatnya dengan rapi. "Shift aku dah habis. Aku nak balik, do you want to stay here and stare the road or you want me to walk you home?

"Sure, I want to go home," 

"You wait. Aku nak clock-out sekejap,"

"Aku tunggu dekat luar," 

Lampu-lampu jalanan  mula menyala satu persatu. Jalan yang sesak dengan kenderaan juga mula mereda. Sebaik sahaja urusan Joe tuntas, mereka menyusur jalan pulang ke rumah. Sempat mereka berhenti di laman skate park untuk menikmati adegan-adegan anak muda bersama papan selaju mereka. 

"A bunch of Tony Hawks to be huh?" Julia memecah kesunyian. 

"I guess," ujar Joe. "So you know Tony Hawks."  

"Tony Hawks is very common and general,"


"Adakah aku selfish kalau aku mintak kau untuk maafkan Afif? Even he didn't ask,"

Julia tersenyum nipis. Dia tidak terkejut dengan tindakan Joe. Seperti biasanya, dialah satu-satunya yang akan berusaha untuk meredakan keadaan yang tegang.

"Oh, noble betul kau ya,"

"Taklah. Kesalahfahaman adalah sesuatu yang merugikan. Mungkin kemarahan itu hampir dengan kebencian. Tapi tak bermakna kita betul-betul membenci antara satu sama lain kan?"

"Apa yang membuatkan kau berfikir macam tu?" 

"He lost Azalea, but the thing that bothered him was you,"

"Aku faham kau cuba nak jernihkan keadaan. Tapi sekarang ni aku at the risk of losing everyone. I don't even know how to sort things out. Apa yang akan terjadi dengan kita Joe?"

"Kehilangan itu cuma rotasi kehidupan. Stop being a people please. If you ought to lose someone just do it,"

"Kalaulah hidup ni semudah berteori Joe, aku akan lepaskan semuanya sekelip mata. Kehilangan tu berat, Joe."

"Julia, boleh aku straight to the point?"

Julia mengangguk.

"Ezani bukanlah lelaki yang baik untuk kau pertahankan. Dan Azalea, bukanlah seorang kawan. Aku tahu, mungkin ambil masa untuk proses semua benda ni tapi aku harap you do it dilligently,"

Julia menjegilkan matanya.

"Aku tak pernah tahu Ezani seteruk itu di mata korang,"

"We didn't like him but yeah you know, we got life to pursue,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

21 CLUBWhere stories live. Discover now