PROLOG

178 3 1
                                    

Ruang itu sepi daripada manusia. Terbiar dan tidak lagi riuh seperti selalunya. Hanya sesekali, dua tiga ekor burung menyinggah di jendela. Barangkali untuk berteduh atau menikmati hangatnya senja. 

" You see there's always a certain thing about you that is always only about you,"

Suara yang bermain di kepala, seakan bergema di corong telinganya.

"The smell of oil paint and turpentine,"

Jiwanya yang berkeladak dengan kekecewaan digoncang kehancuran. Isolasinya hanya mencipta sebuah desolasi dan ruang gelap.

"Don't you think that fate carry extraordinary thing? Not romantically but there's always a thing about us and only about us. Maksud aku, there are 8 billions people in this world but then there are you and me. God must be up for something,"

Frasa - frasa yang menyinggah di kepala menghanyutkannya ke dalam memori-memori terakhirnya bersama gadis itu.

"Ilyas,"Seru Afif

"Ilyas!" Serunya lagi.

Lamunannya terhenti. Senyuman tak bergula disua. Dalam kensunyian yang menikam, Afif menghela nafasnya yang paling dalam. Lalu sekeping sampul surat dihulur.

"Apa ni?" Ilyas menyoal.

"It came in the mail waktu aku masuk tadi,"

Dengan cermat lipatan kertas itu dibuka.

Ilyas,

Fate carry the most extraordinary thing in this world only if we wanted to see it that way. Terlalu lambat untuk aku sedar, kita melihat daripada sudut yang berbeza. Mungkin kita tak pernah ada kesempatan untuk mencari makna disebalik pertemuan kerana ianya terselit dalam sebuah perpisahan.

- Julia

Ilyas menggetap bibir. Jari-jemarinya menggigil bersama helaian itu.

"Aku dah terlambat kan?"

"Jangan tanya aku. Aku tak faham, dan aku tak akan pernah faham apa yang berlaku antara kau dan Julia.PlusI was never the main character of this story to begin with," ujar Afif sebelum dia melangkah pergi.

Tirai langit silih berganti warna. Cepat atau perlahan ia tidak menanti. Apatah lagi seseorang yang telah memilih untuk pergi. Adakalanya cahaya yang membolosi jeriji tingkap mengingatkan tentang kehangatan yang pernah dikongsi. Namun hari ini, hanya kepingan-kepingan memori di dalam kerangka menjadi mesin waktu.

21 CLUBWhere stories live. Discover now