"Jangan menghakimi seseorang yang bahkan tidak kau kenal"***
Januari 2023, D-7 pernikahan
Suara sorak sorai orang-orang memenuhi seluruh ibu kota. Hari ini adalah hari yang istimewa bagi rakyat Korea Selatan. PERTUNANGAN PUTRA MAHKOTA.
Semua orang begitu mengantisipasi hari ini. Bahkan beberapa instansi diliburkan hanya demi menyaksikan wajah calon putri mahkota yang diperkenalkan secara resmi kepada publik.
Pertunangan itu digelar di depan cheongwadae dengan dihadiri tamu undangan khusus. Termasuk para pejabat, kenalan dan perwakilan dari negara-negara sahabat. Acaranya disiarkan di seluruh stasiun TV, namun masyarakat juga dapat menyaksikan lewat monitor yang dipasang di sepanjang jalan di depan Blue House dan di dalam istana Gyeongbok yang dibuka untuk umum.
Berbeda dari euforia di luar istana yang begitu meriah, keadaan di dalam istana justru lebih senyap. Ah, yang dimaksud bukan para pelayan. Karna mereka sudah sibuk mempersiapkan acara dari sebelum matahari terbit. Melainkan seorang gadis dengan gaun putih yang hanya mematut diri di depan cermin degan perasaan hampa. Dibiarkannya cermin itu menikmati kecantikannya cukup lama.
"Teman-temanku tidak diperbolehkan masuk kan?" tanya gadis itu kepada kepala pelayan.
"Maafkan saya nona, tamu undangan hanya diperbolehkan berada di aula"
"Aku mengerti..kau bisa meninggalkanku" perintahnya kepada asistennya.
Sepeninggal asistennya, hanya tersisa gadis itu seorang diri dalam ruangan tersebut. Diperhatikannya lagi pantulan dirinya di cermin. Cukup lama sampai beberapa bulir air keluar dari sudut matanya.
Bayangan sang kakak memberikan ucapan selamat tiba-tiba saja terbersit. Di saat ini mungkin ia akan bilang kalau adiknya sangat cantik dan yang pasti akan menggodanya mengingat impian gadis itu sejak SMA adalah menikahi putra mahkota.
Kakak, aku merindukanmu
"Apa yang akan dikatakan rakyat, jika calon putri mahkota menangis di hari bahagianya" sebuah sapu tangan terulur di depan wajah Hwayeon.
Ia mendongak untuk mencari tahu pemilik sapu tangan itu, yang tak lain adalah putra mahkota. Gerakan cepat Hwayeon memalingkan wajah itu mampu membuat seorang Yul terkesiap. Ia tidak bisa memungkiri bahwa Hwayeon memang sangat cantik hari ini.
"Tidak perlu, saya menyimpan tisu" cegah Hwayeon.
"Bukankah biasanya seorang wanita akan menerima sapu tangan milik kekasihnya?" ucap lee yul setelah berhasil mengendalikan diri.
"Itu berlaku jika memang sepasang kekasih, tapi sayangnya tidak dengan kita"
"Anda sendiri yang bilang bahwa ini hanya pernikahan politik"
Perkataan Hwayeon membuat lee yul terkekeh pelan "benar juga" ia mendekatkan wajahnya ke telinga Hwayeon, kemudian berbisik "tapi sebenarnya yang kukatakan tadi hanya pemantik untuk mengujimu apakah kau bisa memerankan peran seorang kekasih dengan baik hari ini"
Lelaki itu menjauhkan badannya, namun dengan cepat Hwayeon menarik lengan lee yul. Ia menaruh tangannya di dada lelaki yang akan menjadi tunangannya dalam beberapa jam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOMING IN MONARCHY (Love, Revenge and War) | Jeno x Karina (Jenrina)
Fanfiction"Kau seperti kastil yang tertutup tembok tinggi dari segala sisi, susah sekali untukku mencoba memahamimu" Lee Yul "Di dalam kastil gelap itu ada potongan kaca yang berserakan, aku tidak ingin kau terluka ketika mencoba memasukinya" Yu Hwa-yeon *** ...