Kata mereka...
Iris bunga yang indah,
Tulip pula penuh kasih sayang,
Bunga Kematian menjadi dambaan; ringan meniti di bibir yang menginginkan,
sedang aku?Mereka...
Terlalu memuji tangguhnya Dandelion,
Bunga Bangkai juga tidak lari— dari dibilang indah,
tapi aku?Mereka; memang suka menjaja cerita...
Mereka terpaling tahu tentang alam,
terpaling arif tentang bebunga,
terpaling mengerti perasaan kami...
tapi apakah mereka juga ingat tentang aku?Atau baru sekarang ragaku
dalam ruang fikir mereka ingin berbalam?Lucu.
Forget Me Not; aku juga sekuntum bunga.
Jangan sangka aku tiada saat ku tersembunyi,
kerana hanya yang mengingatku kan dapat mengenal aku.Bukan?
—M1N3
*n/k: Sorry for the long hiatus. Tiba-tiba saja idea untuk puisi Bunga tersekat di skala 7, memang susah betul nak perah. Buat sementara ini adalah puisi yang terakhir, InsyaaAllah kalau idea cepat datang, buku ni akan cepat ada sambungan.
—Just_M1N3
YOU ARE READING
Puisi Sekuntum Bunga
PoetryKarangan yang melingkar, haruman yang semerbak, kuntum-kuntum rasa yang mekar, digubah menjadi karangan citra; jiwa. Walau aku sekuntum bunga, tetap jua kupunya rasa. -M1N3 Created by: JustMine-V Year:2023