Part of Smirt Generation
Tristan menyusuri berbagai hutan untuk menjalankan misi penting. Namun ketika hendak mensurvei salah satu hutan belantara yang jauh dari pemukiman, Tristan malah mendapati sebuah bangunan tua yang sudah rapuh di dasar hutan. Karena penasaran, akhirnya Tristan mendatangi bangunan tua itu dan menemukan sesuatu yang sangat menarik baginya.
Dia..
Sesosok albino yang memiliki warna mata berbeda.
"Dia liar dan mematikan."
...
(1) Dalam mitologi Yunani, Agrius kuno : Agrios berarti liar, buas. Agrios sendiri adalah salah satu deskripsi paling menonjol dari sosok perempuan yang diberi nama Snow White, dimana seluruh tubuhnya seputih salju.
(2) Penemuan sosok misterius ini bermula ketika Tristan mendapatkan tugas dari penerus utama dari dua marga, Smirt dan Franklin, untuk menyusuri sebuah hutan, mencari lokasi yang tepat untuk dijadikan tempat perkemahan.
...
Bermula..,
Disore hari.Mobil mewah milik Tristan berhenti tepat diatas tanah yang lapang dengan dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Dalam seminggu ini, sudah terhitung tiga kali ia mendatangi hutan yang berbeda hanya untuk mencari lokasi yang bagus untuk acara perkemahan berkedok rencana busuk Alpha.
Tristan keluar dari dalam mobil kemudian menutup pintunya dengan cukup keras. Sekilas ia melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya, melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Artinya hari telah menjelang malam. Helaan nafas kembali Tristan embuskan. Tristan memijit pangkal hidungnya, mulai merasa lelah setelah seharian menyetir mobil, mengelilingi hutan-hutan yang berada di suatu tempat terpencil.
Tentu saja ini bukan atas keinginannya. Melainkan perintah Alpha, yang sialnya adalah keponakan seusianya sendiri. Sebenarnya ada beberapa orang juga yang telah diutus, akan tetapi Tristan berpisah dari mereka dan memutuskan mencari seorang diri. Menurut Tristan, melibatkan banyak orang bersamanya hanya akan membuatnya kesusahan.
Tristan menegakkan badan. Tidak ingin membuang waktu, Tristan akhirnya memutuskan untuk segera masuk. Melewati dua buah batang pohon yang melengkung. Seperti gerbang pembatas.
Setapak demi setapak, Tristan lalui, menyusuri hutan tanpa merasa takut sedikitpun. Langkahnya begitu yakin, tanpa keraguan. Seakan berada dalam rumah, tidak ada bahaya yang menghadang. Sepanjang jalan, suara kicauan burung terdengar tanpa henti, memenuhi penjuru hutan. Seperti terhipnotis, Tristan tidak menyadari jika ia telah melangkah semakin jauh, masuk ke dalam hutan. Bersamaan dengan cahaya yang semakin minim.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIOS (S#6)
RomanceTristan menyusuri berbagai hutan untuk menjalankan misi penting. Namun ketika hendak mensurvei salah satu hutan belantara yang jauh dari pemukiman, Tristan malah mendapati sebuah bangunan tua yang sudah rapuh di dasar hutan. Karena penasaran, akhirn...