1

125 57 7
                                    

Seorang pria tampan yang tidak terlalu tinggi itu baru saja menginjakkan kakinya dan berjalan memasuki rumah besarnya dengan gaya angkuhnya, seperti biasanya yaitu yang selalu menaiki dagu dan menampilkan wajah datarnya setiap berjalan

Namun, seketika pun berhenti saat kedua matanya menemukan sesosok wanita yang sanagat familiar untuknya, yang saat ini yang sedang menelungkupkan wajahnya diatas meja ruang tamu keluarganya

"Lyn? Dek? "

Panggil pria itu dengan tegas, namun orang yang dipanggil Lyn itu tak menunjukkan adanya respon, dengan dirinya yang selalu penasaran dan tidak sabaran inipun ia akhirnya langsung berjalan menghampiri sosok itu

"Dek! Lo ngapain si-"

Pria itu pun secara paksa langsung menegakkan tubuh wanita itu sampai benar-benar menghadap pada dirinya dan dapat dilihat wajah sang adik yang sembab? Eh..

"Lah, anjing! Lo kenapa? Siapa yang buat Lo nangis, hah?! "

Seru pria itu ketika dirinya melihat wajah sangat adik basah dan terdapat genangan air dimatanya sambil menekuk bibirnya dengan sedih

"Abang Wira.. "

Lirih sangat adik sambil memajukan bibirnya kembali dan tak lupa sesekali pun keluarlah suara sesenggukan yang berasal dari adiknya, khawatir? Tentu abang mana yang tidak khawatir melihat adiknya sesedih ini, yang bahkan ia juga belum tau penyebabnya apa.

Tapi kalo sampe gara-gara cowok, ia bersumpah bajingan mana yang berani membuat kesayangannya sedih seperti ini akan ia habisi sampai tak akan bisa melihat matahari besok

"Lo kenapa si? Jawab kenapa kalo abang tanya, siapa setan yang berani buat adek gua nangis"

Ujar Wira dengan nada dan wajah yang terlihat dan terdengar sangat amat kesal, mengingat sang adik yang terus terusan diam saja tanpa ada sepatah kata

"..."

Tak mendapatkan jawaban dari sang adik Wira— sosok pria itupun mengusak kasar rambutnya dengan decakan keras yang terkesan tak suka. Ya, Wira benci melihat adiknya yang lemah seperti ini. Padahal biasanya ia tak secengeng ini, apa lagi soal lelaki

"Jawab, Alyn Eleonara Anggawinata!"-Wira

"Iya abang ini mau jawab ihhh.. Nah, jadi tadii tuh gua mecahin telor punya bunda! Ih, gak sengaja tapi gimana ini abang huhu takut guaaa.. "


"...."-Wira


Blank, seketika Wira tercengang atas jawaban sang adik yang membuatnya panik setengah mati tadi

"OH SETAN! SINI PALA LO GUA PECAHIN SEKALIAN! ANJING KIRAIN LO KENAPA"-Wira

Ujar Wira berapi-api yang malah membuat sang adik semakin cemberut dan menampilkan wajah sedihnya, Wira yang melihat itupun langsung menampakkan wajah jijiknya dan mengabaikan ekspresi sang adik

"Abang ih kan nyebelin banget lu mah"

"Bantu kek jangan malah diomelin juga, belum diomelin bunda ueueue"

Ujar Alyn sambil menarik-narik seperti anak kecil jaket baseball yang dikenakan oleh sang kakak
Wira pun menyentak tangan itu dengan amat sangat kesal

"Jijik, jijik tau gak? Ah, nyusahin lo. Berapa yang lo pecahin emang?"-Wira

"3 hehe"

"Babi pecah 3 doang pake nangis lo, nih pake atm gua buat beli sana yang banyak sama sekalian jajan buat lo"-Wira

Wira menyerahkan kartu berwarna hitam miliknya kepada adik satu-satunya itu dan tak lama senyum cerah terbitlah dari kedua sudut bibir Alyn

"Hehe love you, abang"-Alyn

𝐘𝐎𝐔'𝐑𝐄 𝐇𝐀𝐋𝐅 𝐎𝐅 𝐌𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang