"Nama."
"Maven. Maven Shadrach Lassiter."
"Kode."
"ML84431A."
"Asal."
"Distrik 8."
"Level."
"Alpha."
"Berputar."
Jemari kurus nan kasar itu memaksanya untuk memutar tubuh, lantas mengarahkan sebuah benda pemindai tepat di tengkuknya. Sebuah 𝘣𝘢𝘳𝘤𝘰𝘥𝘦 yang hanya dapat dilihat dengan alat tersebut nan berisi kode rahasia nampak menampilkan kilau neon di balik permukaan kulitnya. Ia menahan ringisan, merasakan sensasi seperti "tersetrum" di lehernya ketika wanita itu memindainya.
"Nona Lassiter. ML84431A. Lantai 3. Koridor 3A. Ruangan 301." Wanita berperawakan tinggi kurus dan berwajah tak ramah itu mengutak-atik sebuah benda elektronik—tab hologram—di tangannya, tanpa sesenti pun menatap sang lawan bicara.
"Kau akan berbagi ruangan dengan tujuh anak lainnya. Sebelum masuk ke ruangan, kau akan dipindai dan itu akan menjadi 'kunci' pintu ruanganmu. Satu hal yang patut kau ingat dan tak boleh kau langgar; dilarang berkeliaran di atas jam 10 malam. Selanjutnya!" Seolah tak ingin berlama-lama, wanita itu berbicara dengan begitu cepat, kemudian berseru ke barisan panjang tepat di belakangnya.
Ia—Maven Shadrach Lassiter "Maven"—mengangguk tanpa ekspresi, lantas kembali menyampirkan tas di bahu kiri. "Terima kasih."
Lantai 3, koridor 3A, ruangan 301. Ah, selamat datang, Neraka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Havoc
FantasyEARTH, 2150 AD. Bumi telah mengalami kehancuran untuk yang kesekian kalinya. Tidak ada lagi negara, tidak ada lagi batas-batas yang memisahkan peradaban yang satu dengan yang lainnya. Silih berganti para manusia tewas dan tergantikan, untuk kemudian...