BAB 3 Kesialan Alesha

1 1 0
                                    

Selamat membaca

Sial banget hidupku, apa tidak ada yang lebih sial lagi dari ini

Febriana duduk di depan Alesha, kedua tangannya menopang kepalanya. Senyum tak hilang dari bibirnya, berbeda dengan Alesha yang menatap datar ke Febriana dengan merutuki segala yang terjadi.

"Aku sangat bersyukur, shasha. Ee.. Aku panggil shasha aja ya, kalau manggil alesha, belibet nih lidahku."

Sak karepmu (sesukamu). Setan bebas wis bebas, mau manggil apa-apa aja silahkan.

"Temenmu lucu juga ya, ciwis gitu. Kamu cuma diam aja, kayak langit dan bumi, beda jauh."

Walaupun tidak mendapat respon yang berarti dari Alesha, Febriana tetap berbicara dengan riang.

"Feb, aku cariin dari tadi. Itu lhoo si Chiko lagi main basket. Keren banget."

Ini siapa lagi si, kok nambah lagi setannya. Ya Allah, jangan di tambah lagi cobaan hamba, cukup ini saja

"Hus, sekarang yang penting itu Shasha. Chiko skip dulu, Cin. Dia bisa lihat kita lho."

Ucapan Febriana, sontak membuat hantu dengan dress floral bernama Cindy itu kaget, seketika menoleh ke arah Alesha.

"Heh, manusia!" Ucap Cindy dengan mata melotot

Heh Setan!

"Feb, bohong kan. Nih, lihat. Dia nggak kaget dan nggak jawab kok. Pandangannya juga datar, kayak orang frustasi, hidupnya lagi suram kali ya"

"Kata siapa, itu tu dia habis bilang heh setan." Febriana mengerling sambil menatap Alesha dan menekan 2 kata terakhir.

"Sial." Gumam Alesha pelan.

Febriana yang mendengar itu sontak tertawa.

***

Rasanya aku ingin menangis, Ya Allah. Kan hamba bilang cukup, maafkan hamba. Hukumannya kenapa berat sekali? Ini kenapa setannya nambah si

Tatapan frustasi ditunjukkan oleh Alesha. Raut wajahnya nampak sedih sekali. Ia sekarang sedang duduk di taman belakang sekolah, Shafira sudah pulang terlebih dahulu. Sedangkan dia masih ada urusan dengan kelima hantu didepannya ini. Lima? Ya betul, kalian tidak salah dengar. Bukan dua tapi memang 5. Febriana, Cindy, Nando (hantu dengan jaket denim yang cukup keren), pak Anggara (hantu paruh baya dengan tatapan sayu, dan bu Laras (hantu paruh baya juga dengan pakaian daster). Darimana Alesha tahu nama-namanya? Tentu saja dari mereka.

Apa coba baca doa-doa saja ya, siapa tahu mereka menghilang

"Bismillahirohmanirohim, Allahumma baarik lanaa fi maa razaqtana wa qina adzaban nar.. Aamiin." Ucap Alesha sambil memejamkan mata. Berharap ketika membuka mata, kelima hantu itu menghilang. Tapi harapan tinggal harapan, karena yang didapat oleh Alesha adalah tatapan heran mereka.

"Shasha, kamu ingin makan? Lapar?" Suara Febriana terdengar dengan raut khawatir.

Duh, ternyata itu do'a makan. Coba sekali lagi deh

"Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misi Untuk AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang