"Mars?" Ia mengangkat alisnya bingung.
"Iya, panggil aja gue Mars."
"Hongjoong." Pemuda bersurai biru itu mengulurkan tangannya hendak mengajak bersalaman.
"Tau kok." Dengan seringai kecil di bibirnya ia memupuk pucuk kepala Hongjoong, tanpa membalas uluran tangannya ia berjalan meninggalkan pemuda yang lebih pendek darinya itu dengan wajah bingung.
"Tunggu! Lo tau dari mana nama gue?" Hongjoong berlari kecil mengejar orang yang katanya bernama Mars. Sedangkan yang dikejar sudah menaiki motor sport merahnya, menyalakan mesin lalu pergi begitu saja. Tanpa helm.
"Jawab gue woi!" Teriak Hongjoong percuma.
Selang beberapa menit bus tujuan rumah Hongjoong tiba. Ia duduk di bangku paling belakang, setelah memasang earphone di kedua telinganya lalu memutar playlist favoritnya, ia memejamkan mata sejenak hingga bus berhenti di tujuan.
Setelah membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Hongjoong merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap kosong langit-langit kamar. Kemudian tertidur.
.
.
Jalanan kota pagi ini cukup padat tapi tidak sampai menimbulkan kemacetan. Hongjoong duduk di bus menuju kampusnya, seperti biasa ia duduk di bangku paling belakang dengan earphone di telinganya. Sesekali ia ikut bernyanyi dengan pelan.
"Joong!" Sapa Yunho di depan gerbang kampus.
Hongjoong membalas dengan anggukan dan senyuman kecil. Yunho merangkul pundaknya, sebenarnya ia tidak suka dirangkul seperti ini oleh Yunho karena membuatnya semakin terlihat kecil karena tinggi badan Yunho yang seperti menara pembangkit listrik.
"Lepas ah, lo ketinggian, bikin gue makin mini." Protesnya sambil melepas rangkulan pemuda jangkung bersurai cokelat itu.
Yunho terkekeh melihat reaksi temannya.
"Lo ngapain di kampus jam segini?"
"Gabut gue, sekalian mau liat dosen baru yang gantiin Pak Lee."
"Pak Lee? Dosen kalkulus? Kenapa emangnya beliau?"
"Pensiun katanya, udah tua juga kan." Jawab Yunho tidak yakin. "Lo matkul apa?"
"Kalkulus."
"Lah, ketemu dosen baru dong, ikut ah!"
"Terserah."
Hongjoong dan Yunho berteman sejak SMP, entah memang berjodoh atau Hongjoong yang sial, mereka akhirnya kuliah di kampus yang sama meski berbeda jurusan.
Di dalam kelas para mahasiswa terlihat sibuk mengobrol, rupanya gosip tentang dosen baru itu sudah terdengar oleh seluruh mahasiswa fakultas teknik.
"Gue denger namanya Park Seonghwa." Ujar salah satu mahasiswi.
"Katanya masih muda loh!" Sahut temannya semangat.
Sosok pria muda, cukup tinggi- tidak setinggi Yunho, masuk ke dalam kelas. Dengan kemeja berwarna biru muda polos dimasukkan ke dalam celana hitamnya, bagian lengan digulung hingga siku dan satu kancing paling atas dibiarkan terbuka, rambutnya hitam tertata rapi, dan tas selempang tipis tergantung di bahunya.
"Selamat pagi." Dosen muda tersebut menyapa yang ada di dalam kelas dan disambut riuh terutamah mahasiswi.
"Ganteng banget woi." Bisik seorang mahasiswi di depan Hongjoong.
Mata Hongjoong membulat melihat pria yang berdiri di depan kelas. Tidak, dia bukan terpesona oleh wajah tampan sang dosen, tapi, "Mars?"
"Perkenalkan, nama saya Park Seonghwa. Dosen yang akan menggantikan Pak Lee hingga akhir semester ini. Sudah jelas ya mata kuliah apa yang akan saya ajar." Dosen muda bernama Seonghwa tersebut memperkenalkan dirinya disambut antusias mahasiswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Canvas Of Heart || Seongjoong One Shot
Fanfictionkumpulan cerita pendek seongjong dom sub suka suka author 😎 kadang hwa, kadang joong mungkin nanti ada cerita yg 🔞