Chicken Katsu

35 5 0
                                    

Hari Minggu pagi, waktunya aku untuk healing tipis-tipis alias me-time setelah Senin sampai Sabtu dikejar deadline tugas-tugas kampus yang tidak ada habisnya.

Jadi, apa yang akan aku lakukan hari ini? Tentu saja nonton kartun favoritku sambil makan nasi goreng chicken katsu.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur, yang menyatu dengan ruang tengah. Apartemenku ini cukup kecil, hanya terdiri dari satu ruangan besar yang diberi sekat untuk kasur, dan sebuah kamar mandi.

 Apartemenku ini cukup kecil, hanya terdiri dari satu ruangan besar yang diberi sekat untuk kasur, dan sebuah kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku membuka kulkas, aku teringat sesuatu .

Aku lupa kalau stok ayam di kulkas sudah habis, ya sudahlah tidak apa-apa, masih ada sebutir telur di kulkas.

Setelah dilihat-lihat ternyata isi kulkasku kosong, semua bahan makanan sudah habis. Sepertinya nanti sore aku harus belanja bahan makanan.

Beberapa menit berkutat di dapur aku membawa sepiring nasi goreng tidak spesial ke depan TV kemudian duduk lesehan, kenapa tidak spesial ya karena tidak pakai chicken katsu.

Di tengah kegiatan sarapanku, benda persegi panjang di samping piring bergetar. Aku berdecak melihat nama yang tertera di layar ponsel sebelum menjawab panggilan telpon.

"Dengan kediaman Park Seonghwa, ada yang bisa dibantu?" Dengan suara ala-ala resepsionis disambut kekehan geli dari seberang sana.

"Hahaha, Hwa gue ke apartemen lo sekarang, ya."

Bisa-bisanya Minggu pagiku yang damai diganggu mahkluk random.

"Dih, ganggu banget, mau ngapain sih?"

"Pinjem dulu seratus."

"Hah??"

"Hahaha, nggak, gue mau pinjem laptop, punya gue rusak."

"Kirain beneran mau pinjem duit, hampir gue kirim foto KTP lo ke pinjol."

"Sialan lo! Ya udah, gue ke sana sekarang ya, bye."

"Iy-." Telepon diputus sepihak. "Dasar bokem!" Umpatku sambil menaruh kembali ponsel di samping piring.

Beberapa saat setelah panggilan telpon Wooyoung sudah ada di depan pintu, masuk dengan kunci cadangan yang memang aku kasih untuknya, buat jaga-jaga saja siapa tahu aku kenapa-napa.

"Punten!" Suaranya nyaring, khas seorang Jung Wooyoung.

"Gak nyampe sepuluh menit anjir! Lo terbang?"

"Hehehe, pas nelpon tadi gue udah ada di lobby." Cengirnya sambil melepas sepatu.

Apartemenku ini sepertinya sudah jadi rumah kedua Wooyoung, meski sering kemari dan punya kunci, dia selalu memberi kabar kalau mau datang. Walau kedatangannya kayak setan, datang tak dijemput pulang tak diantar.

"Wow nasi goreng! Minta ya." Belum aku jawab Wooyoung langsung melahap satu sendok penuh. "Hmmmh enak banget! Kok tumben gak pake chicken katsu?"

"Ayamnya habis, buat lo aja deh."

Canvas Of Heart || Seongjoong One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang