Setelah melewati padatnya jalanan Jakarta dan menghabiskan waktu sekitar 25 menit untuk sampai di tujuan, Fargranz dan keempat sahabatnya tiba di 'WaBah' atau Warung Abah. Tempat ini menjadi tempat berkumpul mereka setelah pulang sekolah, bukan hanya untuk mereka, tetapi juga bagi anak-anak Leviroz.
Mereka memarkir motor di samping 'WaBah', turun, dan berjalan masuk. Begitu masuk, aroma gorengan dan kopi hitam langsung menyeruak, menggoda indra penciuman mereka.
"Assalamu'alaikum, Bah," ucap Jefran sambil menaruh helm dan tasnya.
"Wa'alaikumussalam, eh udah pada baik lo tong," sahut Abah, menyambut kelima pemuda yang sudah seperti pelanggan tetap di warungnya, bahkan bisa dibilang markas mereka.
"Nggak, Bah, kita bolos. Pelajaran di sekolah kagak ada yang seru, semua bikin otak ngebul," timpal Agra.
"Eh tong, kagak boleh gitu. Emak, Bapak lu ngebiayain sekolah supaya lu jadi anak pinter. Lah, lu malah bolos gini. Walaupun pelajaran sekolah kagak ada yang seru atau lu kagak ngerti sama sekali, seenggaknya lu hadir di sekolah," nasehat Abah.
"Iya, Bah," sahut Arga.
"Tuh, Ar, dengerin," ucap Kenzo meledek Agra.
"Eh, kutil kuda, bukan gue aja! Itu tuh termasuk lo pada."
"Bah, pesen kayak yang biasa ya," pinta Kenzi.
"Siap ditunggu, ye," jawab Abah.
"Eh, Fa, lu nanti bakalan ke bengkel Bang Indra?" tanya Kenzi sambil menepuk pundak Fargranz.
"Hm, habis dari sini gue ke bengkel Bang Indra. Masih banyak kerjaan di sana," sahut Fargranz sambil membuka bungkus rokoknya.
"Ya udah, gue ikut. Soalnya gue mau benerin kampas rem," ucap Kenzi, disetujui Fargranz dengan anggukan.
Fargranz bekerja paruh waktu sebagai montir. Bukan berarti Fargranz tidak pernah diberi uang oleh ayahnya. Uang jajan selalu cukup bahkan lebih, karena setiap bulan Algantara mentransfer uang ke rekeningnya.
Fargranz tidak pernah menggunakan sepeser pun dari uang jajan itu. Dia punya alasan tersendiri mengapa tidak mau menerima uang dari ayahnya.
"Huft, sedih deh gue," ucap Jefran sambil membuang puntung rokoknya ke dalam asbak.
Fargranz dan yang lain serempak menoleh ke arah Jefran.
"Sedih kenapa lo?" tanya Agra sambil memakan gorengan di depannya.
"Gue sedih karena ga bisa dateng ke pernikahan nyokap sama bokap gue. Padahal gue pengen liat wajah mereka waktu muda, pengen liat gimana acara resepsi mereka," jawab Jefran dengan ekspresi sedih.
Fargranz dan yang lain terdiam, mencerna jawaban Jefran.
Kenzo, yang mulai paham, melempar botol aqua ke arah Jefran dan tepat mengenai kepalanya.
"Shhh.. Sakit goblok!" umpat Jefran sambil mengelus kepalanya.
"Lagian lo, ucapan lo kagak masuk akal," ucap Fargranz.
Agra mengangguk. "Tau lo, kalo ada pernikahan bokap sama nyokap lo, lo gimana? Diundang?"
Jefran menyengir. "Kan gue cuma bercanda, jangan emosional doang."
![](https://img.wattpad.com/cover/348435942-288-k65859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FARGRANZ [ HIATUS-REVISI ]
Teen FictionLEVIROZ? Nama dari sebuah geng motor yang di pimpin oleh Fargranz Mavendra. Ia terkenal bukan karena fisiknya saja, melainkan kemampuannya yang ahli dalam memainkan gas motor dan melajukan nya dalam sirkuit dan sangat beringas terhadap para musuhnya...