Warning cerita ini mengandung unsur kekerasan & perkataan kasar yang tidak pantas untuk ditiru.
***
Suara gaduh baku hantam terdengar di pekarangan sekolah. Teriakan serta erangan sudah menjadi hal yang biasa terjadi di Horangi high school.
Sekolah ini dibangun khusus untuk para gadis nakal pembuat onar, termasuk siswi yang dipindahkan karena masalah pada sekolah lamanya. Alias murid buangan.
Tidak adanya tata krama dan ketertiban di sekolah ini. Semua berjuang bertahan hidup dengan hukum rimba yang berlaku.
Memakan atau dimakan.
Dimana kekuatan adalah segalanya, dengan menjadi yang terkuat akan menempati posisi puncak rantai makan di sekolah ini.
"Nona muda yakin tidak ingin kami antar ke sekolah?" Ucap pria berkacamata, yang berstatus sebagai kepala pelayan.
"Tidak, aku ingin ke sekolah bukan ingin tawuran." Jawab gadis itu seraya membuka pintu mobil Limosin.
"Tapi ku dengar sekolah baru mu ini merupakan sekolah yang berbahaya nona."
Gadis itu berhenti sejenak, lalu menoleh.
"Itu sempurna. Aku sama berbahayanya, dengan sekumpulan gangster menakutkan yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi."
"Maaf, kami hanya menjalani perintah ketua. Dia tidak ingin putrinya terluka."
"Oh ayolah, aku bukan anak kecil. Umur ku sebentar lagi akan menginjak 17 tahun. Aku bisa menjaga diriku sendiri dengan bela diri yang telah kalian ajarkan sejak umur ku 5 tahun."
"Tapi nona-"
"Cukup, aku tidak akan memaafkan kalian jika sampai melihat batang hidung kalian di area sekolah."
"Katakan pada appa- maksud ku ketua kalian Kim Taehyung, agar berhenti mengurusi permasalahan murid SMA!"
*BRAK
Dibantingnya pintu mobil itu dengan kencang. Lalu berjalan beberapa blok menuju gerbang sekolah.
"Omona Dahyun-ah!! Apa itu kau!?"
Gadis itu menoleh kebelakang, menampilkan raut wajah shock melihat teman semasa kecilnya berlari kearahnya.
"Chaeyoung-ah apa yang kau lakukan disini?" Tanya Dahyun seraya melihat luka pada sudut bibir gadis itu.
Apa dia habis berkelahi? - Pikirnya.
"Tentu saja sekolah, memangnya apa lagi."
"Tapi sekolah mu bukan disini." Ucap Dahyun.
"Aku baru saja dipindahkan kemari hehe..."
"Bagaimana bisa?? Kau kan tidak membuat masalah di sekolah lama." Heran Dahyun.
"Aku telah memukul wajah guru yang memindahkan mu kemari sampai babak belur." Chaeyoung tersenyum lebar seperti tidak ada beban sama sekali ketika ia dipindahkan ke sekolah terbelakang ini.
"Kenapa kau melakukannya? Bagaimana respon orang tua mu setelah mengetahuinya eoh??" Dahyun kembali bertanya.
"Ah Eomma ku langsung menampar wajahku saat mengetahuinya. Sementara Appa ku mengusirku dari rumah."
"Dan kau masih bersikap santai seperti ini!?"
"Gwenchana, sekarang aku tinggal bersama dengan Haelmoni. Dia sangat bahagia saat aku memutuskan tinggal dengannya. Dia sangat menyayangi ku." Jelas Chaeyoung dengan ekspresi bahagia.