Author pov
"Kenapa kau harus datang kemari Mina-ssi?" Tanya Sana seraya berjalan mondar-mandir memegangi kepalanya.
"Karena kau tidak mungkin melakukan ini seorang diri." Jawab Mina
"Tapi kedatangan mu kemari akan membahayakan dirimu sendiri. Apa kau tau itu!?" Ucap Sana frustasi.
"Arra. Kau pun tau Sekolah ini sangat berbahaya, biarpun begitu kau tetap datang kemari." Jawab Mina tidak ingin kalah.
"Aku bertaruh pada anak baru itu." Ucap Dahyun mengintip kartunya pada meja.
"Percaya diri sekali kau. Sudah pasti Sana sunbaenim lah yang akan menang." Kekeh Chaeyoung melirik kartu miliknya.
"Aku bertaruh ketua dengan pemikiran kolot itu tidak akan bisa mengusirnya." Seringai Dahyun.
"Kita lihat saja nanti." Kukuh Chaeyoung.
"A-anak-anak, apa yang kalian lakukan di ruangan ku?" Tanya kepala Sekolah merasa kebingungan dengan kehadiran murid-murid ajaib itu.
"Tidak usah ikut campur, ini semua demi sekolah. Cepat pasang kartunya!" Titah Dahyun menjadikan Kepala sekolah sebagai bandar judi.
"Ah b-baik..." Ucap pria tua itu patuh.
"Kedatangan ku kemari bukan karena keinginan ku, tapi karena tanggung jawab yang harus ku pikul sebagai ketua OSIS." Tegas Sana.
"Kalau begitu ini merupakan tanggung jawab ku juga sebagai wakil mu." Balas Mina.
"Tidak, aku memberi mu tugas untuk menjaga Sekolah selama aku pergi. Sebagai wakil kau harus mematuhi perintah ku." Ucap Sana menggunakan wewenang jabatannya.
"Hoho aku menang..." Chaeyoung tersenyum lebar menunjukkan kartu straight.
"Kau pikir begitu?" Tanya Dahyun tersenyum licik.
Mina mulai bergerak mendekati Sana, memojokkan tubuh sang ketua pada lemari.
"M-mina-ssi..." Kaget Sana, melihat Mina yang tidak biasa.
"Sebagai wakil mu, aku memang harus patuh pada setiap perintah mu. Keundae..." Mina menggantungkan kalimatnya.
*TAP
Tangannya memukul lemari yang ada di belakang tubuh Sana.
Dengan penuh keberanian yeoja itu menatap sang Ketua amat tajam.
"Jika ini menyangkut keselamatan mu. Aku terpaksa melakukan pemberontakan." Ucapnya penuh penekanan.
"Kemenangan mutlak ada pada ku." Dahyun menyunggingkan senyum kemenangan, menunjukkan kartu Royal straight.
Chaeyoung melongo tidak percaya.
"Butuh waktu sepuluh tahun untuk mu bisa mengalahkan ku." Ucap Dahyun angkuh.
Chaeyoung benar-benar kesal karena kalah untuk kesekian kalinya, ia melempar sekotak pepero ke atas meja.
"Sisa hutang ku akan ku bayar setelah dewasa nanti. Saat itu aku pasti mengalahkan mu."
Dahyun mengorek hidungnya "Dalam mimpi mu."
Sana menghela nafas panjang, dia akhirnya menyerah. "Baiklah, terserah kau saja." Sang ketua dibuat ciut oleh wakilnya.
Karena sangat jarang yeoja berhati malaikat itu marah. Mungkin dapat dikatakan hampir tidak pernah.
Namun sekalinya marah, malaikat itu dapat berubah menjadi iblis.
"Senang akhirnya kau mengerti maksud ku." Balas Mina dengan senyum menawan. Merapihkan seragam milik Sana.
"A-apa kalian sudah selesai?" Tanya Kepala sekolah.