PROLOG

112 27 100
                                    

~Mati atau Menderita

Xavier akan melakukan apapun untuk gadisnya. Dia rela melakukan apapun bahkan sampai harus bertaruh dengan nyawanya sekalipun.

Malam ini Xavegas melakukan penyerangan secara besar-besaran kepada Hebra. Aksi ini dilakukan disalah satu lapangan besar dengan ratusan anggota yang saling mengeluarkan tatapan permusuhan. Tujuan aksi penyerangan ini sebagai salah satu bentuk balas dendam dari Xavier atau lebih tepatnya Xavegas terhadap penculikan yang terjadi menimpa Geisha beberapa pekan yang lalu.

Sebutlah ini adalah perang. Malam ini, detik ini, Xavier nyatakan dia akan menghancurkan Hebra sampai tak tersisa.

"Seorang pengecut menjadi ketua? Hebra benar-benar geng motor sampah yang pernah gue temui. Bodoh dan arogan," sarkas Xavier dengan raut tenang, tetapi matanya seolah-olah memancarkan api yang berkobar.

"SIALAN! SERANG!"

Semuanya bertarung. Ratusan manusia itu melawan musuh mereka membabi buta. Termasuk Xavier yang memukul ketua Hebra sampai laki-laki itu tidak bisa melawan sekalipun.

"Uhuk!" Ketua Hebra itu terbatuk dengan darah keluar dari mulutnya akibat tendangan Xavier.

"FUCK! DAMN YOU!" Hero berbalik menyerang dan menendang tubuh Xavier sampai dia terjatuh mundur.

Hero memukul Xavier sebagaimana sebelumnya laki-laki itu lakukan padanya. Sampai akhirnya Xavier membenturkan kepala keduanya sampai Hero berteriak kesakitan.

Xavier meringis kecil lalu memukul Hero sampai akhirnya laki-laki itu berteriak meminta ampun.

"A-am ... pun." Hero tak sadarkan diri setelah itu.

"SELESAI! KALIAN TELAH KALAH! KETUA KALIAN KALAH!" Xavier berteriak dengan raut wajah puas. Dia menyuruh seluruh anggotanya pergi karena semua telah selesai. Hero berhasil dirinya kalahkan.

"Bang Xavier!" Suara panggilan dari jauh menginterupsi hampir seluruh anggota Xavegas.

Xavier memicingkan matanya menatap seorang laki-laki yang berlari menghampirinya. Dia Arsha, adik dari kekasihnya, tapi ... kenapa raut laki-laki itu seperti penuh rasa panik?

"Kak Audi...."

"Kenapa sama Audi?!" sentak Xavier dengan perasaan tak tenang.

"Kak Audi..., koma."

Hari ini adalah hari kekalahan, bukan kemenangan. Xavier kehilangan kebahagiaannya. Semuanya gelap. Sejak kabar itu diberitahukan, Xavier kembali menjadi seorang Galendra yang menjadi ketakutan semua orang.

"Aku mohon, kembalilah. Akan aku berikan semuanya. Semua yang ada di tubuhku adalah milik kamu. Sadarlah Sunshine, aku membutuhkan matahariku. Di sini gelap dan dingin...."

~Mati atau Menderita

Halo! Kembali lagi bersama aku😚

Ini cerita lama yang berubah genre dan alurnya berubah total dengan beberapa karakter baru muncul lalu beberapa karakter sebelumnya menghilang.

Aku harap cerita ini adalah cerita pertama yang akan selesai diantara cerita-cerita lain yang aku tulis.

Terimakasih... jangan lupa vote. Okay?

#STOPPLAGIAT
#MUSNAHKANPLAGIARISME

XAVEGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang