1. Aksara

5.7K 297 17
                                    

Tahun baru ajaran baru, kondisi sekolah tampak sangat ricuh dengan banyaknya murid baru yang berlalu-lalang, hari ini adalah hari pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa/i SMP-SMA ADIJAYA dua gedung sekolah yang saling berdampingan, dari gedung SMA dapat terlihat bagaimana sekarang banyak anak SD yang baru masuk SMP, tubuh mereka kecil-kecil sepertinya dalam sekali remasan pasti langsung remuk.

Berbeda sekali dengan siswa SMA yang cukup kalem para murid SMP jauh lebih aktif, bahkan suara-suara mereka begitu cempreng sampai terdengar hingga seluruh penjuru sekolah.

"Kita hanya berdampingan dengan murid SMP tapi kenapa seperti berdampingan dengan bocah TK?!"

Kesal salah satu pemuda bernama,- Nevano Louis, memiliki paras yang sangat tampan tubuh tinggi kecil dan juga kekayaan yang membuat mereka segan padanya.

"Asal kau ingat, bocah SMP yang baru masuk masih sama seperti bocah SD!"

Nevano mendengus sebal ketika kepalanya mendapatkan toyoran dari salah satu temannya,- Marvori Aldabaran.

"Tanganmu ringan sekali bajingan, aku jadi ingin memotongnya!"

"Iki jidi ingin mimitingnyi!" Cibir Marvori menatap julid pada sahabatnya, berakhir dengan pertengkaran keduanya yang saling beradu otot.

"Kenapa kau terus memperhatikan nya?"

Tatapan Danuar mengarah pada kakak kembarnya,- Calvin Mahendra sosok yang begitu dingin dan jarang sekali menampilkan ekspresi namun wajah kakaknya sekarang memperlihatkan raut wajah kebingungan.

Hingga tatapan Danuar mengedar melihat apa yang tengah kakaknya itu lihat, dua anak kecil yang sedang berlarian dilapang SMP, Danu kembali melihat kearah kakak kembarnya, mata pemuda itu membola kaget melihat sekarang bahwa Calvin tengah tersenyum, ya meskipun sangat tipis.

Tapi, ini adalah hal yang langka!

Bukan hanya Danu yang memperhatikan ekspresi Calvin secara terang-terangan melainkan seluruh dari anggota Levator juga memperhatikan pemuda itu secara terang-terangan.

Mereka ikut menatap dua anak yang kini sedang duduk anteng terlihat sudah lelah.

"Kau bukan penyuka sesama kan?"

Celetukan Alvardo Satria membuat semua pasang mata kini menatap kearahnya termasuk Calvin yang menatapnya dengan tatapan tajam.

Alva hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, pemuda itu mengalihkan pandangan menatap kearah langit.

"Tak usah melihatku seperti itu, aku tau kalau aku sangat tampan!" Ketus Alva membuat dengusan samar terdengar.

"Iqbal, cari tahu tentang tentang anak yang memakai dasi di tangannya"

Perintah Calvin mutlak tanpa ingin dibantah, pemuda itu langsung meninggalkan para sahabatnya, membuat yang di suruh langsung memberikan gestur hormat.

"Siap bos!"










*******





"AKSARA!"

"Biasa aja, gue gak budeg!"

Seluruh murid kini sudah di bagi kelas masing-masing, Aksa dengan langkah kecilnya berjalan kearah kelas 7C dengan tangan yang dimasukkan disaku celana, tatapan Aksa tampak terlihat tajam--- Aksa menganggap nya sendiri wajah Aksa itu menyeramkan, padahal berbanding terbalik sekali dengan kenyataan bahwa kini semua orang menatapnya dengan sorot mata julid, sok kegantengan sekali, mungkin itu cibir orang-orang.

AKSARA MAHENDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang