H-9 🚎

27 3 3
                                    

P A I T O N  2 0 0 3
NCT 127 LOKAL AU

🚎🚎

H-9

Suara teriakan seorang pemuda yang tengah sibuk memasak di dapur itu menggelegar ke semua ruangan, termasuk keruangan kamar kedua adik kecilnya. Deifan berdecak kesal kala mendengar balasan teriakan dari Heidar -adik bungsunya, yang tak kalah kesalnya itu.

"Sabar Bang!"

Deifan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Marfa turun dengan keadaan rapi, dan memilih untuk duduk di meja makan, menunggu sarapan untuk di hidangkan.

"Marfa, itu adikmu udah bangun?" Tanya Deifan yang sedang memasukan sayur sop kedalam wadah bundar kaca besar di tangannya. Marfa terkekeh kecil kala mendengar suara kesal Deifan, karena dia tau kalau Heidar lah satu-satunya yang paling susah untuk di bangunkan diantara kakak-kakaknya yang lain. Dan itulah kenapa membuat Deifan selalu naik pitam di pagi hari.

"Itu adikmu juga Bang. Dia udah bangun kok, cuman sempat mau tidur lagi tadi,"

Deifan menaruh wadah kaca berisi sayur sop itu di tengah-tengah meja makan, dan beralih untuk mentiriskan ikan goreng kesukaan Tena. "Itu anak memang susah bangun dah, emang dia begadang semaleman?"

Marfa menggelengkan kepalanya dan beranjak mengambil segelas air putih, "nggak, insomnianya kambuh,"

"Lagi?"

Marfa mengangguk dan kembali duduk dengan segelas air di tangannya. Juva datang dengan wajah bantalnya, Marfa yang melihat itu hanya bisa tertawa. Pasalnya wajah Juva sudah penuh dengan coretan spidol, di bawah hidungnya sudah di berikan gambar kumis lele dan di tambah lagi gambar janggut yang ada di dagunya.

Juva merasa bingung, mengapa Marfa tertawa? Batinnya, dan Deifan yang sedang menaruh piring lauk, itu juga sedang menahan tawanya.

"Kenapa ketawa sih? Ada yang aneh di wajahku?" Marfa menggelengkan kepalanya, suara cekikikan dari mulutnya masih terdengar jelas di telinga Juva. Heidar turun dengan seragam lengkapnya, dia juga terkejut saat melihat wajah Juva yang penuh dengan coretan.

"Bang, itu wajah kenapa dah? Lu lagi perawatan kumis?" Kekehan kecil Heidar keluarkan, dan mendapatkan plototan dari Juva

"Hah? Kumis?"

"Coba liat deh di kaca, wkwkwk."

Juva bangkit dari kursinya dan berlari meninggalkan tiga manusia yang sedang tertawa. Nathan atau bisa di panggil Jo, yang baru turun dari kamarnya itu dibuat heran dengan tingkah Juva yang sepertinya sangat ketakutan dan panik.

"Kenapa lagi tuh anak?" Tanya Nathan saat sudah duduk di samping Heidar, dan Heidar yang sudah siap menyuapkan nasi kedalam mulutnya itu kembali tertawa dan itu berhasil menular kembali ke Marfa.

"Tadi...tadi, aduh plis gue gak sanggup ngomong!" Tawa Marfa menggema, sampai-sampai Yudris yang baru saja selesai menyiram bunga itupun dibuat heran dengan tawa Marfa.

"Kenapa ketawa dah? Kedengeran sampai depan noh."

Ucap Yudris sambil berdiri di belakang salah satu kursi kosong disana. Heidar masih mencoba untuk mengatur nafasnya dan berhenti tertawa, namun teriakan Juva membuat tawa Heidar pecah kembali tapi kali ini diikutin oleh Deifan. Sedangkan dua manusia yang baru datang itu hanya bisa menunjukan wajah bingung mereka.

Paiton 2003 | NCT127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang