Selamat membaca, bagi yang membaca
Setelah melewati kegiatan belajar mengajar, akhirnya bel istirahat pun berbunyi.Membuat murid-murid disana berbondong menuju kantin
"Varo, ayo ke kantin. Lagian mama kenapa bawain kita bekal ya? Kan disini udah ada makanan untuk kita?" Ajak Vano sekaligus bertanya pada saudara nya
"Mama cuma mau kita makan makanan yang sehat, makanya mama bawain bekal untuk kita."
"Tapi kan di kantin juga sehat?"
"Iya sehat, tapi kebersihan nya yang di ragukan mama. Kamu tau kan sebersih apa mama Anna jika memasak?"
"Iya ya.. yaudah kalau gitu aku mau makan bekal di kantin sama teman ku ya?! Kamu mau ikut?"
"Ga, aku makan disini aja" jawab Varo
"Yaudah, babay paroo jelek!!" Ledek Vano
"Babay pano jelek!!" Balas Varo
Vano berlalu dari sana dan berjalan menuju kantin dengan bekal yang di bawa nya bersama teman-temannya
"Kemana Varo? Dia ga mau ikut ke kantin?" Tanya teman Vano yang bernama Ryan
"Iya, dia anak nya rajin. Habis makan bekal langsung lanjut belajar" jawab Vano
"Pantas adik mu pintar ya?" Tanya liam, kembaran Ryan.
"Iya, dia kan suka belajar. Jadi dia lebih pintar dari kita" saut Sean, yang juga teman dari mereka semua
Vano memiliki 3 teman. Yaitu Ryan, Liam, dan Sean
Mereka sudah berteman sejak awal masuk sekolah dasar
Enam tahun sudah hubungan pertemanan mereka terjalin
Berbeda dengan Varo, bocah laki-laki itu tidak memiliki teman. Ralat, bukan tidak memiliki, dia hanya tidak ingin berhubungan dengan siapapun di sekolah nya ini. Termasuk berteman, dia enggan bersosialisasi kepada mereka semua yang ingin berteman dengan nya
Dia hanya ingin fokus kepada nilai-nilai nya
Sangat berbeda bukan dengan Vano?
"Emm... Varo.." panggil seseorang dengan pelan
Varo menoleh seraya menaikkan satu alis nya
"Emm.. kata ibu guru kita sekelompok" ucap anak itu seakan tau isyarat alis Varo
"So?"
"Mau belajar kelompok dimana?" Tanya anak perempuan itu
Varo tidak membalas, dia hanya mengamati anak perempuan itu dengan tajam
"V-varo?" Cicit anak perempuan tadi yang bernama Qanirra
"Disini" balas Varo dingin
"Hah? Disini? Disini kenapa?"
"Kerjain disini, sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗼𝘁 𝗺𝗲.
Randomsemua manusia pasti pernah merasakan sakit dan bahagia. begitu pun dengan Elvaro Reynand Fernandes. mampu kah Vano menghadapi segala rasa sakit itu? penasaran🔎? check it out📩 ⚠️ hasil pemikiran sendiri! ⚠️ don't judge ⚠️ don't copy my story