Phuwin membuka pintu dan nampak ibunya berdiri di hadapan matanya.
" Iya mae ? " tanya Phuwin dengan senyuman manis.
" Mae nak bagitahu ni. Esok malam, pho kamu dijemput datang di satu dinner di hotel. Klien-klien pho kamu nak jumpa kamu dan Pond, jadinya esok bersiap-siap okay " beritahu ibu Phuwin dengan senyuman manis.
" Pukul berapa ? "
" Hmmm... Pukul 8 malam, majlis tu bermula "
" Ohhh, okay " jawap Phuwin dan menganggukkan kepalanya.
" Okay, maaf kalau mae menganggu kalian berdua. Selamat malam " ucap ibu Phuwin dan pergi dari situ selepas menghadiahkan satu kucupan di dahi Phuwin.
Phuwin menutup pintu dan serentak itu, ada tangan berotot melingkar di pinggangnya. Dia dapat merasakan Pond mengucup tengkuknya. Phuwin memegang tangan Pond dan berpaling ke belakang.
" Awak nak apa ? " tanya Phuwin, berhadapan dengan Pond.
" Nothing " jawap Pond selamba. Dia menarik hidung mancung Phuwin membuatkan Phuwin mengaduh kesakitan.
" Sakit lah P'Pond ! " Phuwin menepis tangan Pond dan menggosok hidungnya yang memerah.
Pond memegang tangan Phuwin dan dia mengucup hidung Phuwin, " Sakit lagi ? "
Phuwin terdiam. Dia mahukan kucupan itu lagi dan seperti memahami kemahuan Phuwin, Pond mengucup hidung Phuwin untuk kali kedua.
" Sakit lagi sayang ? " tanya Pond sambil mengusap pipi Phuwin.
Phuwin diam sahaja. Jari telunjuknya menyentuh dahinya, kedua pipinya, kedua matanya, hidungnya dan berakhir di bibirnya.
Pond senyum bila mengetahui keinginan Phuwin lebih-lebih lagi melihat pandangan redup Phuwin. Pond mengucup dahi, kedua pipi Phuwin, kedua kelopak mata Phuwin, hidung Phuwin dan berakhir di bibir Phuwin.
Phuwin merangkul leher Pond manakala Pond memeluk pinggang Phuwin dengan erat bila Phuwin mulai liar di dalam ciuman itu.
Phuwin terus menolak Pond ke atas katil membuatkan Pond terduduk. Phuwin membuka baju Pond dan baju Pond itu dicampakkan ke tepi.
Pond dan Phuwin saling bertatapan dengan pandangan mata yang penuh cinta. Phuwin menolak dada Pond dan Pond perlahan-perlahan baring di atas katil. Phuwin menindih Pond dan Phuwin mengucup bibir Pond. Bila dia mengucup sahaja bibir Pond, dia akan teringat akan rasa kepahitan rokok dan kemanisan strawberi yang bercampur membuatkannya semakin mabuk.
Pond membuka setiap butang pijama Phuwin dan Pond terus memeluk Phuwin dengan erat lalu memusingkan tubuh mereka. Pond yang berada di atas Phuwin, terus mengucup dada Phuwin bila setiap butang pijama satin milik Phuwin, sudah terbuka.
Phuwin melenguh perlahan dan kakinya bergesel dengan kaki Pond.
Mereka menghabiskan masa bersama menciptakan buih-buih cinta mereka sampai ke pagi.
Pond dan Phuwin berjalan bersebelahan sambil mengenggam tangan antara satu sama lain.
" P'Pond, kita lunch dekat restoran " Phuwin menunjuk satu restoran mewah di hadapan jalan.
Pond memandang Phuwin, " Okay " jawap Pond dengan ringkas. Dia terus menarik tangan Phuwin menuju ke restoran itu dan mereka memasuki restoran itu.
Suasana restoran itu sangat mewah dengan susunan kerusi gaya Inggeris, bunga lily dan dafodil tersusun di dalam pasu mewah.
Pond menarik kerusi, mempelawa Phuwin untuk duduk. Mereka mengambil tempat berhampiran piano. Suasana restoran agak tenang, tak ramai yang datang.
Pelayan yang sedari tadi mengiringi mereka mula bertanyakan order. Phuwin membuat pesanan untuk mereka berdua.
YOU ARE READING
Strawberry and Cigarettes ( S2 )
RomanceAda seseorang memerhatikannya membuatkan dia hidup di dalam ketakutan dan berhati-hati bersama pasangannya yang melindunginya