32

15.4K 363 7
                                    


Vote+komen

Happy reading

2 tahun kemudian

Dua tahun sudah berlalu pernikahan raja dan Luna, pernikahan yang awalnya ada karna kesalahan, dan sekarang kesalahan itu tengah berada di tengah-tengah mereka sebagai pengikat hingga kini keluarga kecil itu menikmati peran mereka masing-masing.

Contohnya saat ini Luna tengah berkutat dengan dapurnya membuat sarapan untuk mereka. Sedangkan raja tengah duduk di meja makan bersama laptopnya. Luna yang melihat mendekati setelah melepas celemeknya.

"Mas, makanan udah siap, aku mau ke kamar heera dulu, mau mandiin dia." Ujar Luna tepat di samping suaminya. Dan yah masalah panggilan Luna memutuskan untuk mengganti karna permintaan raja yang tidak ingin di panggil kakak oleh istrinya dengan alasan ia tidak ingin di kira saudara istrinya.

Raja berdiri dan segera merangkul pinggang istrinya. "Ikutlah yang, mau lihat anak aku,"

Luna tersenyum dan mengelus pucuk kepala suaminya. Mereka berjalan menuju lantai atas menuju letak kamar heera.

Setelah setahun pernikahan raja memutuskan untuk membeli rumah sendiri dengan hasil jerih payahnya sendiri. Meskipun ia mendapatkan sebagian harta milik ayahnya yang sekarang menjadi miliknya semenjak ayah kandungnya memutuskan untuk pensiun, sedangkan sang ibu saat ini tidak diketahui di mana ia sekarang, wanita itu pergi tanpa meninggalkan jejak apapun. Raja, ray dan beberapa orang suruhan Allesandro sudah berusaha mencari karna bagaimanapun ia adalah ibu kandung raja dan Ray.

Cklek

"Hallo anak mama," sapa Luna saat pintu terbuka, ia yah Awalnya tersenyum langsung melotot saat melihat apa yang di perbuat putrinya

"Ya Tuhan, heera ngapain? Nak?" Tanya Luna mendekat dan melihat heera tengah menggambar di papan tulis yang di belikan raja karna anak itu suka mencoret-coret dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Tuhan, heera ngapain? Nak?" Tanya Luna mendekat dan melihat heera tengah menggambar di papan tulis yang di belikan raja karna anak itu suka mencoret-coret dinding.

"Ama, Adek mo eskim, aca okat,"

Suara lembut dan lirih milik heera terdengar imut di telinga orang tuanya.

"Kok es krim lagi? Bukannya kemarin udah? Kan kata mama gak boleh banyak-banyak, kalau makan eskrim, heera mau giginya copot?" ujar Luna bertanya heera menutup mulutnya dengan gerakan terkejut.

"Tidak mau, ma"

Luna tersenyum ia segera menggendong putrinya mengabaikan suaminya yang sejak tadi hanya menonton. Menonton moment-moment yang raja sukai dalam hidupnya yaitu melihat istri dan anaknya.

"Kamu mau bediri di situ aja?" Tanya Luna saat ia sadar bahwa raja tidak mengikutinya keluar dari kamarnya heera.

"Eh," raja tersadar.

"Kamu kenapa?" Tanya Luna meletakkan heera di kursi. Anak itu segera berdiri tapi di tegur oleh ibunya.

"Mo main belbie mama,"

"Makan dulu nanti mainnya, Berbienya gak kemana-mana kok, sekarang heera makan dulu biar makin cantik."

"Sepelti belbie Annabelle?" Tanya heera polos. Luna melotot.

"Heera tau darimana boneka Annabelle? Nak?" Tanya Luna jelas kaget. Heera ini anaknya tipe-tipe apa yang di liat atau di ketahui dan menurut dia belum punya makan harus beli, kalo gak beli gak mau makan. Jadi, itu cukup membuat Luna kadang ketar-ketir kalau anaknya menyebut-nyebut benda-benda yang aneh.

Bukan tidak mau membelikan tapi, terkadang anak itu menginginkan hal yang bisa membuat anak itu terluka.

Heera yang tengah memakan makanannya sendiri itu menunjuk ayahnya dengan santai.

Heera yang tengah memakan makanannya sendiri itu menunjuk ayahnya dengan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna melotot garang. "Mas raja, mas bener-bener Yah,"

Raja kelimpungan. Ia menghela nafas.

"Gak ngaku percuma, ngaku nanti bisa gak dapat jatah."

***

Vote+ spam komen dulu Yaa entar kita up lagi

LUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang