chapter 20

157 23 10
                                    

~Author

Dokter berlarian memasuki ruang ICU setelah mendapati kabar bahwa Shandy sudah perlahan mulai siuman, Ricky dan juga Farhan yang terakhir kali masuk ke ruangan itupun antusias memberi kabar gembira ini kepada Fenly.

Betapa gembiranya seorang Fenly yang mendengar kabar baik itu, ia seketika langsung kembali sumringah lagi setelah ia hampir kehilangan harapan, ia juga tak henti-hentinya mengucap syukur.

Dokter pun setelah usai memeriksa kondisi Shandy kini telah keluar dari ruangan ICU itu dan mendapati Fenly dan yang lainnya sedang menunggu di depan pintu.

"Dok gimana keadaan kakak saya?" ucap Fenly antusias

"Alhamdulillah kakak kamu kini sudah melewati masa kritis, pasien mau di pindahin ke ruang inap terlebih dahulu baru kalian semua bisa menjenguk nya kembali" tutur Dokter tersebut

"Alhamdulillah makasih Dok, makasih udah bekerja keras untuk keselamatan kakak saya" ucap Fenly sambil menciumi tangan Dokter itu berkali-kali guna untuk berterima kasih.

"Jangan berterima kasih kepada saya tapi berterima kasihlah kepada kakak anda sendiri yang masih mau bertahan dan mampu melewati masa kritis nya, saya hanyalah dokter biasa yang hanya menjalankan tugasnya" tutur Dokter itu dengan bijak, mereka hanya mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi" lanjut Dokter itu dan langsung pergi.

Ricky, Farhan, Gilang langsung memeluk tubuh Fenly yang menangis gembira, Fenly tidak bisa berucap apa-apa lagi ia hanya mampu mengeluarkan air matanya guna untuk menggambarkan kesenangan nya saat ini, ia terharu karena kakaknya masih mau bertahan dan mau menepati janji nya untuk tidak akan pernah meninggalkan diri nya lagi.

*****

Fajri kini telah tiba di rumah sakit, ia langsung berjalan menyusuri rumah sakit tersebut untuk bertemu dengan Fenly, ia tidak sabar untuk kasih bukti yang ia punya ini kepada semua orang terutama Fenly, agar mereka semua tidak lagi salah paham padanya.

Setelah menyelusuri rumah sakit itu ia kini telah sampai di depan ruang ICU tempat di mana Abang nya di rawat, namun ia sama sekali tidak melihat sosok Fenly di depan ruangan itu, kemanakah Fenly sekarang? Bahkan yang lain juga tidak ada satupun.

Setelah menunggu beberapa menit kemudian ia memutuskan untuk menanyakan ke suster yang kebetulan melintas di depan ruangan itu.

"Sus permisi, keluarga pasien yang di rawat di dalam lagi kemana ya?" Tanya Fenly dengan sopan

"Maaf mas setau saya pasien di dalam sudah di pindahkan, tapi saya tidak tau di pindahkan nya keruangan mana, kalau mau tau mungkin mas nya bisa langsung tanyakan ke Resepsionis yang ada di depan" pinta suster itu.

Fajri pun berterima kasih dan ia langsung bergegas ke tempat resepsionis itu untuk menanyakan keberadaan kakak dan Abang nya itu.

Tak lama berjalan akhirnya ia sampai juga dan langsung menanyakan.

"Permisi, pasien yang bernama Shandy Maulana di pindahin ke ruangan mana ya?"

"Sebentar mas, saya coba lihat datanya dulu" aji pun mengangguk nya.

"Pasien yang bernama Shandy Maulana sudah di pindahin ke ruang inap yang ada di ujung sana" ucap suster itu sambil menunjuk ke arah ruang yang di maksud.

"Terimakasih sus"

Ia langsung berputar balik menuju ruangan itu, dalam hati ia berfikir kalau emang bener bang sen di pindahin ke ruang inap, berarti bang sen sudah sadar dong? Nampaknya Ia semakin ada harapan untuk kembali akur dengan sodara-sodara nya, Karna ia yakin Shandy pasti tau kalau emang bukan dia lah pelaku penembakan itu.

Dream || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang