chapter 25

174 19 4
                                    

~Author

Di pagi yang cerah ini Fajri sudah siap dengan balutan seragam khas anak sekolah. Ini hari yang paling di nanti-nantikan oleh siswa-siswi kelas 12 meskipun banyak yang merasa sedikit dekdekan juga tentunya, karena ini hari dimana mereka harus mengikuti UN.

Fajri sudah belajar dengan baik demi nilai terbaiknya, di bantu dengan Zweitson dan Fiki yang setia datang ke rumahnya untuk mengajari materi-materi pelajaran yang sempat tertinggal, tak lupa Fenly dan Shandy juga ikut serta selalu mendampingi Fajri belajar dan memberi arahan.

Dimeja makan kini keluarga ini tengah melakukan aktivitas sarapan paginya, dengan menu nasi goreng buatan Fenly yang paling di minati oleh Fajri, Fenly sengaja memasak makanan ke sukaan Fajri sebagai bentuk perdamaian.

Fajri memakan nasi goreng itu dengan wajah berseri-seri, sepertinya ia sangat kangen dengan masakan ini, sudah lama rasanya ia tidak memakannya lagi.

"Ji makannya pelan-pelan dong nanti tersedak" baru saja Fenly mengingatkan Fajri, ternyata bener saja Fajri seketika tersedak.

Huck,,hukk

"Kan bener tersedak, lagian Lo makan dah kayak orang yang tengah kelaparan berminggu-minggu gak makan Ji" ucap Fenly sambil menyodorkan sebuah gelas yang berisi air kepada sang adik, Aji pun menerima nya dengan senang hati.

"Ya maaf kak, habisnya Aji kangen banget di masakin sarapan enak ini sama kak Fen" ucap Fajri

"Oh jadi selama ini masakan gue gak enak gitu?" Ucap Shandy

"Enak juga kok bang, tapi ya gak bohong lebih enakan masakan kak Fen, hehehehe" ucap Fajri jujur

"Caelah mentang-mentang baru baikan nih. Yaudah makan yang bener, cepet habisin hari ini kan Aji harus ngikutin UN jadi gak bagus kalau datang nya kesiangan" ucap Shandy

"Iya Bang" ucap Fajri dan ia sudah menyelesaikan suapan terakhir nya.

"Bang Sen, kak Fen Do'ain ya semoga Aji lancar mengikuti UN ini dan aji bisa dapat nilai yang bagus" ucap Fajri.

"Tanpa Aji minta kita pasti doain yang terbaik buat Aji" ucap Fenly dan di angguki kepala oleh Shandy.

Fajri tersenyum, ia bahagia karena bisa merasakan kehangatan di keluarga ini.

"Nanti kalau Aji udah selesai UN nya dan dapat nilai bagus, janji deh bang Sen akan ajak kalian liburan" ucap Shandy

"Yey liburan, ke Bali ya Bang" ucap Fajri yang antusias sekali.

"Iyaaa kita ke Bali, kita akan bersenang-senang di sana" ucap Shandy

"Seriusan kak? Tapi duit dari mana?, Kak Shan menang give away?" Tanya Fenly polos.

"Hahaha ada deh, pokoknya kalian ikut aja nanti. Aji langsung berangkat sekolah gih, mau di anterin atau berangkat sendiri?"

"Berangkat sendiri aja deh, yaudah Aji berangkat ya bang, kak" ucap Fajri sambil menyalami keduanya.

Setelah mereka rasa Fajri sudah berangkat Fenly pun mulai menanyaki soal tadi dengan serius.

"Kak ini beneran, kita bakalan liburan? Bukannya utang ke bang Han aja belum lunas?" Tanya Fenly dengan serius.

"Siapa bilang belum lunas? Udah lunas kok, bahkan Farhan ngasih Bonus ke kak Shan Karna akhir-akhir ini di bengkel rame terus"

"Kak Shan lagi gak bohong kan?" Tanya Fenly yang masih belum percaya seratus persen dengan omongan kakaknya ini.

"Seriusan Fen, gak percayaan banget sih sama kakak sendiri" ucap Shandy dengan lembut.

"Bukan nya gak percaya sih, tapi Fen rasa sangat tidak mungkin aja kita liburan, apa lagi ke Bali, biayanya kan sangat mahal kak"

"Udah-udah Fen gak usah pikirin ya, ini urusan bang Sen, Fen percaya aja" ucap Shandy, Fenly pun mengangguk nya, meski ia rasa sangat tidak mungkin tapi sepertinya kakak nya sangat bersi keras untuk ajak mereka liburan.

******

Fajri, Fiki, Zweitson sudah berada di depan Mading sekolah. Mereka bertiga tengah melihat papan pengumuman di Mading sekolah yang sudah tertempel, mereka mencari di mana letak ruang ujiannya masing-masing.

"Yey, ternyata kita satu ruangan" ucap Fiki yang kesenangan.

"Iya, Alhamdulillah ya bisa satu ruangan, gue kira bakalan pisah-pisah" ucap Zweitson

"Yaudah yok kita masuk, pelajaran pertama nanti (IPA) ya? moga-moga materi yang di kasih gak terlalu sulit-sulit" ucap Fajri, ia masih ragu antara ia bisa menguasai materi yang ia pelajari dari teman-teman nya atau enggak.

"Yaellah Ji, lagian kan kita masih satu ruangan, bisa lah saling berbagi jawaban, saling nyontek menyontek gitu" ucap Fiki dengan PD nya.

"Jangan di biasain menyontek, lebih baik berusaha sendiri, tapi kalau udah berusaha tetep gak bisa, yaudah kalau itu mah boleh-boleh aja, hehe" ucap Zweitson dan berakhir dapat satu Kitakan dari Fajri.

"Yaellah kalau gitu mah sama aja lah Son, gue kira lu bakalan berkata bijak dengan kasih sebuah nasehat, tau-taunya malah ujung-ujungnya sama aja kayak Fiki" ucap Fajri yang terkesima dengan omongan Zweitson yang di awal namun malah berakhir sama kayak Fiki.

"Yaudah ayo masuk" lanjut Fajri yang melangkah duluan menuju ruangan itu, dan Fiki Zweitson pun langsung menyamakan langkahnya menuju ruangan tempat di mana mereka akan melaksanakan UN.

*****

"Gimana dengan tugas yang gue kasih, apakah lancar?"

"Iya boss semua sesuai dengan perintah boss, saya sudah berusaha untuk menakut-nakutin mereka"

"Bagus, biar mereka tau selagi gue masih hidup gak akan gue biarin mereka merasakan bahagia" ucap pemuda ini dengan senyum licik nya.

"Kalau begitu, apa yang harus saya lakukan untuk kedepannya Boss? Apa saya harus membunuh mereka?"

"Gak perlu, cukup nakut-nakutin aja dan buat mereka merasa gak aman, dengan begitu mereka pasti akan hidup dalam ketakutan"

"Baik Boss, saya akan laksanakan sesuai dengan perintah boss"

"Kalau begitu, boleh pergi" ucap orang itu kepada orang suruhan nya dan orang itu pun segera meninggalkan tempat itu.

******

Fajri, Fiki, Zweitson sudah berada di area parkiran sekolah. Setelah selesai mengikuti UN dan sekarang berniat pulang ke rumah masing-masing.

"Thanks ya kalian udah bantuin gue tadi" ucap Fajri sambil ber TOS tangan dengan kedua sahabatnya.

"Iya Ji, Lo kan juga ikut ngebantu kita juga tadi dan Alhamdulillah materi yang kita pelajari sesuai dengan materi UN hari ini, jadi gak susah-susah banget lah ya ngerjainnya" ucap Zweitson

"Oh ya Ji Lo mau lanjutin kuliah di mana? Gue sama Zweitson mau kuliah di Bandung, Lo ikut juga ya" ucap Fiki di sela-sela mereka mengambil motor masing-masing.

"Gue belum tau sih Fik, tapi kayaknya gue gak bakalan sambung kuliah lagi, Karna kasian sama Bang Sen dan kak Fen pasti mereka bakalan terbebani secara finansial, Lo tau sendiri keadaan keluarga gue sekarang kek gimana" ucap Fajri

"Yah, kasian banget kalau gak lanjut kuliah, tapi ya mau gimana lagi, kita akan hargai keputusan Lo. Lo bantu doa'in ya supaya kita bisa keterima di kampus terbaik" ucap Fiki

"Iya, tanpa Lo suruh pasti bakalan gue doa'in kok, udah yo kita pulang" ucap Fajri yang sudah berada di atas motor nya dan Fiki, zweitson pun juga ikut menaiki motornya masing-masing.


🌸🌸🌸🌸


Jangan lupa vote dan komen supaya Author bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini, thanks for reading N1T 💜

Dream || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang