Chapter 1 : Authoritarian Husband

277 13 0
                                    

Did you know hari lahirnya Moonbyul bertepatan banget sama Hari ibu? Nah dari sini aku dapat inspirasi untuk bikin one shot tentang dia sebagai seorang ibu. Semoga kalian suka 😁😁🙏🏼

🥀🥀🥀

Byulyi berjalan terburu-buru selama melawati koridor sekolah. Perempuan berusia 34 tahun itu akhirnya berhenti di depan pintu ruangan kepala sekolah. Sebelum masuk Byulyi menghela nafasnya sendiri. Bukan sekali dua kali dirinya diundang ke ruangan ini untuk mendiskusikan banyak hal. Dan di hari ini dirinya kembali diundang untuk membicarakan hal yang sudah dia duga tidak jauh berbeda dari sebelumnya.

Terdapat perasaan marah dan kecewa di dalam dirinya tapi perempuan itu memilih untuk sabar dan mengabulkan panggilan sekolah kepadanya. Tepat saat kakinya melangkah masuk perempuan itu disambut oleh dua anak kecil yang berhamburan ke arahnya.

"Eomma..." kedua anak itu memeluk kakinya seolah meminta perlindungan darinya. Hal itu membuat Byulyi mengusap lembut Surai hitam kedua anak laki-laki tersebut.

Namun beberapa saat setelahnya Byulyi tersentak ketika melihat satu anak lain yang duduk tidak jauh darinya nampak berpenampilan kusut. Sepertinya anak itu sudah menjadi korban dari kejadian di hari ini.

"Nyonya akhirnya Anda datang," itu adalah sambutan dari wali kelas kedua putranya. Byulyi hanya bisa menunjukkan badannya memohon maaf atas segala kekacauan yang terjadi.

"Byulyi-si kami tidak tau lagi harus bagaimana, Seokmin dan Seokjun sudah membuat temannya hampir celaka," kini kepala sekolah yang bersuara. Byulyi terdiam sejenak mendengar hal tersebut.

"Nyonya, saya sekali lagi ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Maaf atas tindakan yang dilakukan kedua anakku," sahut Byulyi seraya menghela nafasnya. Kini perempuan itu menyentuh kepalanya yang sedikit pusing dan beralih menatap kedua anaknya itu.

"Kenapa kalian melakukan hal itu padanya?" Tanya Byulyi penasaran. Kedua anak laki-laki itu hanya menunduk dalam tidak mau menjawab pertanyaan sang ibu.

"Bukankah Eomma sudah sering mengatakan jangan nakal di sekolah? Tapi kenapa kalian membuat onar di sini?" Byulyi begitu kecewa. Perempuan itu lalu menatap wajah si anak kecil yang masih menangis di pangkuan wali kelasnya.

"Maafkan mereka. Aku berjanji kau tidak akan diganggu oleh mereka lagi setelah ini. Maaf ya," ucap Byulyi mengelus pipi anak itu dengan lembut.

"Byulyi-si sebaiknya Seokjun dan Seokmin harus diskors atas kelakuan mereka ini," ujar kepala sekolah. Mendengar itu Byulyi langsung menggeleng cepat dan memohon.

"Ani. Aku mohon jangan skors mereka Nyonya. Aku bisa menjamin mereka tidak akan melakukannya lagi," ucap Byulyi memohon.

Sulit mungkin untuk meyakinkan mereka karena mengingat bahwa ini merupakan kasus kenakalan Seokmin dan Seokjun yang kesekian kalinya. Akan tetapi Byulyi tidak menyerah, dia memohon kepada kepala sekolah agar kedua anak itu tidak diskors.

Kepala sekolah dan wali kelas Seokmin dan Seokjun pun pada akhirnya mengangguk kecil. "Baiklah, tapi jika sekali lagi ini terulang keduanya akan kami beri hukuman. Maafkan kami Nyonya Byulyi, saya tidak akan segan-segan menghukum mereka," ujar kepala sekolah tersebut.

"Nde, saya berjanji," ungkap Byulyi.

"Kalian berdua juga harus berjanji," kini perempuan itu menoleh ke arah kedua putranya yang menundukkan wajah malu.

Jinbyul OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang