Chapter 7
🥀🥀🥀
Keadaan keluarga Seokjin dan Byulyi di hari itu sudah mulai membaik dari sebelumnya. Namun hal yang sangat disayangkan kesehatan Byulyi sedikit terganggu siang ini. Seokjin sudah memanggil dokter, namun dokter yang dipanggil belum kunjung datang menampakkan wajahnya.
Kendati marah-marah seperti biasanya, Seokjin kini mencoba untuk bersikap tenang dan tidak panik. Lagi pula kondisi Byulyi juga tidak begitu genting. Perempuan itu kini hanya mengalami sejumlah kenaikan suhu tubuh dan sedikit mual di perutnya. Sebenarnya itu hal yang sangat biasa terjadi saat Byulyi habis mengonsumsi minuman beralkohol dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
Setelah membuat Byulyi tertidur lelap pria itu mengecup manis dahinya yang telah dipasangi plester penurun panas. Lalu dia berniat melangkah keluar dari kamar agar tidak mengganggu waktu istirahat sang istri.
Saat melangkah ke lantai bawah, hanya ada beberapa pelayan saja yang menyambutnya. Pria itu berniat menyambut dokter yang nantinya akan menangani Byulyi. Akan tetapi, alih-alih mendapatkan kejelasan tentang keberadaan dokter. Pria itu malah mendapat telpon dari asrama si kembar.
"Tuan, ada telepon dari sekolah anak-anak," begitu ucap pembantu rumah tangga Seokjin dan Byulyi begitu tahu bahwa Tuannya sedang turun menuju lantai bawah.
Seokjin mengerutkan dahinya sedikit bertanya. "Ada apa?" Tanya Seokjin mendekat.
"Saya kurang tahu. Ini Tuan," ucap pelayan itu menyodorkan dengan sopan. Seokjin pun menerimanya.
Sedikit menghela nafas, pria itu akhirnya bersuara. "Anyeong Haseoo, Kim Seokjin di sini," ucapnya penuh wibawa.
"Anyeong Haseoo Tuan Kim. Kami dari pihak asrama Kim Seokjun dan Kim Seokmin,"
"Ya ada apa?"
"Tuan, putra anda menangis meminta dipertemukan dengan anda dan istri anda. Seokjun menangis tidak berhenti sedari tadi,"
"Menangis? Apa seseorang mengganggunya?"
"Sudah kami tanyai, tapi dia tidak mau menjawab dan terus menangis,"
"Dimana Seokmin?"
"Seokmin baru saja bilang ternyata Seokjun merindukan Eomma-nya dan Anda,"
"Baiklah, tolong berikan teleponnya ke Seokjun," ungkap Seokjin begitu datar.
Tidak menunggu beberapa lama, Seokjin pun dapat mendengar suara Seokjun yang sesegukan.
"Ada apa Kim Seokjun?" Tanya Seokjin heran.
"Appaaaa... Hikss Appaa maafkan juniee... Junnie janji akan jadi anak baik. Tolong jangan ganti Junnie dan Min Hyung dengan yang lain," ungkapan itu berhasil membuat Seokjin mengernyit heran sekali lagi.
"Siapa yang mengatakan itu padamu?"
Tanya Seokjin terheran."Min Hyung! Dia bilang begitu saat temanku mendapatkan adik baru. Katanya yang dapat adik artinya akan tergantikan,"
"Tidak Appaa... Bukan begitu maksudku! Aku tidak bermaksud mengatakan ituu..." Itu suara Seokmin. Keduanya terdengar saling menyalahkan.
"Ya! Intinya aku tidak mau punya adik!"
Seru anak itu jelas. Seokjin sempat berpikir serius namun tidak jadi ketika mendengar kepolosan dari kedua anak laki-lakinya. Pria itu kini malah dibuat terkekeh kecil."Lalu bagaimana jika ternyata Eomma tengah mengandung adik kalian?" Tanya Seokjin mencoba menggoda keduanya.
"Jinja!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinbyul Oneshot
FanfictionKisah pernikahan Kim Seokjin dan Moonbyul yang dipenuhi intrik saat keduanya menjadi orang tua, mengharuskan mereka menghadapi situasi membingungkan dalam memilih keputusan untuk kedua putranya.