11.00 - 12.30
“Gila sih, cepat banget libur semester ini.”
“Liburnya lama, waktunya yang berjalan cepat.” Hanbin membenarkan apa yang dikatakan Jeonghyeon, “nah iya itu maksud gue.”
“Kok bisa ya Hanbin punya sepupu yang bego kaya Jeonghyeon, apalagi adek kaya Gyuvin.” Junhyeon menatap Jeonghyeon dan Gyuvin. Jeonghyeon hanya diam sambil memainkan game diponsel nya.
“Gue diem aja kena, apalagi kalo gue ga diem. Emang serba salah dah hidup gue, bang.” Gyuvin menelungkupkan wajahnya dikedua lipatan tangan.
“Gausah sok dramatis lo Vin, pengen muntah gue.”
“Bukan bego Jun, otaknya aja yang lelet, kaya punya lo tuh.” Junhyeon melotot, “gue? Anjing, kok gue kena?” Hanbin terkekeh.
“Engga. Vin, Gunwook kemana? Tumben ga ikut kumpul?” Gyuvin mengangkat kepalanya begitu mendengar nama Gunwook, “kumpul kok bang, cuma sama anggota basket. Katanya mau adain basket lusa, biar rame awal semester.”
Hanbin terdiam, “eh, dia ga bilang sama lo kah?” Hanbin mengangguk, “wah parah tuh anak, harusnya bilang dulu sama ketos.”
“Gapapa, mungkin Gunwook lupa bilang.” Gyuvin menatap Hanbin serius, “bang, lo tuh tegas dikit kek. Kalo anggota salah tuh ditegur, jangan didiemin doang, ya kalo mereka diem tapi nyadar mah gapapa, tapi kalo ga nyadar kan ngelunjak, bang."
Junhyeon mengangguk tanda setuju, “bener Bin, kalo begini jatuhnya mereka ga ngehargaiin lo sebagai ketos.” Hanbin lagi-lagi terdiam, tapi kali ini ia sedang berpikir apa yang harus dia lakukan.
“Vin, mereka kumpul dimana?” Gyuvin menatap keren abangnya, “Sekolah, ayo bang.”
12.45 - 13.00
“Woi Gunwook!” Gunwook terkejut, melihat dengan cepat siapa orang yang sudah meneriaki namanya, tapi begitu melihat Gyuvin, Gunwook hanya diam menatapnya.
“Kenapa? Tadi gue ajak kesini lo gamau, kenapa sekarang jadi kesini?” Gunwook menatap Gyuvin yang juga menatapnya.
“Awas nanti jatuh cinta.” Junhyeon tertawa mendengar ucapan Hanbin, “bener, nanti kaya gue. Awalnya pandangan-pandangan eh taunya jatuh hati.”
“Najis!” tolak Gyuvin, “gak mungkin gue jatuh cinta sama budak ambis! Cukup Hanbin aja gausah nambah lagi.” Hanbin melotot lalu melayangkan pukulannya dipunggung Gyuvin.
“Gunwook, beneran mau adain basket hari Senin?”
“Iya bang, tadinya sehabis ini mau runding sama lo dulu, eh mumpung lo udah disini, langsung aja deh.” Hanbin mengangguk, “jadi gini bang, niatnya kami mau bantu meramaikan suasana semester baru aja sih. Cuma lagi kekurangan anggota nih, mau join gak bang? Bang Junhyeon? Bang Jeonghyeon? Ikut gak?”
“Gue kira lo cuma mau konsultasi sama Hanbin boleh apa kaga adain basket, eh ternyata juga modus ngajakin?” Junhyeon memicingkan matanya menatap Gunwook.
Gunwook tertawa, “ya gimana bang, kurang orang soalnya.” Gyuvin menunjuk dirinya sendiri, “lo ngajakin mereka bertiga, tapi gue ga diajak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
only words and deeds that I want to convey to you.
Romance"Cantik, selalu cantik." Tiga kata, hanya tiga kata mampu membuat Zhang Hao menyerah pada upayanya untuk tidak mencintai sosok didepannya, Sung Hanbin. --- "Hanbin, kayanya gue jatuh cinta, deh." Diam, Hanbin terdiam setelah mendengar Hao mengatakan...