1 (Year 5, 1)

130 20 3
                                    

Matahari sore, udara yang segar, suara air danau dan angin yang menyejukkan sudah menjadi teman bagi Ell.

Kini di saat semua kelas hari ini telah selesai dan ternyata kelas tambahan hari ini gurunya tidak masuk, Ell memilih ke tepi danau hitam. Menyandarkan dirinya pada batang pohon sambil menikmati buku yang dibacanya.

Jika kalian berpikir kalau dia duduk di rumput, kalian salah karena kebiasaan Ell adalah duduk di atas pohon sambil membacanya buku. Itu adalah salah satu cara agar dirinya tidak diganggu dan tidak terganggu oleh sekitarnya.

Tak jarang dirinya sampai lupa untuk masuk kelas walau teman asramanya sering mencari dirinya, namun tak ada yang berhasil mendapatnya. Karena memang tidak ada yang tahu keberadaan Ell dimana. Ell bersyukur karena tidak ada satupun yang tau tempat ternyaman nya.

Tik!

Satu titisan air jatuh tepat di atas buku bacaan Ell dan tak lama titisan air yang lainnya juga jatuh mengenai bukunya. Ell menutup buku miliknya lalu membuka tangannya membiarkan beberapa tetesan air hujan jatuh di tangannya.

Entah mengapa sore ini mendadak hujan padahal cuaca tadinya sangatlah cerah dan sepertinya tidak ada tanda-tanda hujan.

Namun baru saja beberapa tetesan air jatuh ke tangannya kini tak ada lagi tetesan air hujan, dia menurunkan tangannya bingung lalu menatap sekelilingnya. Padahal si sekeliling pohon kini sudah hujan deras namun entah mengapa tak ada satupun air yang jatuh mengenainya.

"Yang di atas! Turunlah!" Mendengar teriakan dari bawah membuat Ell mengalihkan pandangannya ke bawah pohon dan tiba-tiba saja sekujur tubuhnya merinding.

Guru baru yang dikenal dengan profesor Severus Snape kini telah berdiri di bawah pohon dengan tongkat yang mengacung ke atas. Sepertinya profesor itu membuat perisai di sekitar pohon agar tak ada air yang jatuh.

Ell terpaku terdiam, tubuhnya merinding, dia benar-benar tak biasa berada di kondisi seperti ini, hanya berdua dengan laki-laki. Sekujur tubuhnya bergetar, mulutnya tak bisa sekalipun mengeluarkan suara.

Snape pov.

"Apa anda bisu, nona? Turunlah segera!" Aku berteriak kepada gadis yang berada di atas pohon itu. Padahal tadi niat ku hanya berkeliling di lorong saat hujan, namun dari kejauhan aku melihat seseorang di atas pohon.

Saat ku dekati itu adalah seorang gadis dari Hufflepuff, aku mengetahui asrama dia berasal karena dia memakai jubah dan dasi Hufflepuff. Dan gadis yang berada di atas pohon itu adalah gadis yang berhasil menarik perhatian ku tadi malam pada penyambutan guru baru.

Aku langsung membuat perisai agar di sekita kami tak terkena air hujan, aku menyuruhnya turun namun gadis itu sepertinya tidak mendengar. Dia hanya terpaku melihat ku, yang aku sadari dari dirinya adalah.

Tubuhnya bergetar, aku tak tahu apakah gadis itu bergetar karena kedinginan hujan atau hal lain. Yang pasti kini tubuh gadis itu bergetar hebat serta manik mata nya berkaca-kaca seakan ingin menangis.

Apakah aku memancarkan aura yang menyenangkan? Apakah aku bertampang begitu menyeramkan sehingga dia takut padaku?

"H-hey, aku tak akan menghukum dirimu, ayok turun disini dingin," ucap ku lagi berusaha menenangkannya dan membuat tanganku ke atas yang nantinya bisa gadis itu pegang untuk turun.

Namun bukannya meraih tanganku, tubuh gadis itu menjauh, aku semakin panik begitu menyadari kalau dia menjauh lagi maka dirinya bisa jatuh.

Aku tak mengerti, ada apa dengan gadis ini, aku berusaha menolong nya namun gadis ini seperti ketakutan terhadapku.

𝓣𝓻𝓪𝓾𝓶𝓪𝓽𝓲𝔃𝓮𝓭 || 𝓢𝓮𝓿𝓮𝓻𝓾𝓼 𝓢𝓷𝓪𝓹𝓮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang