3 (Year 5, 3)

114 12 5
                                    

Suara derap kaki yang mendekat ke arahnya semakin menajam masuk di indera pendengarannya. Ia linglung melihat kesana-kemari, baru saja akan kabur sebuah tangan mencengkram tangannya dengan erat.

"Kau tidak akan pernah bisa kabur dari kami, gadis kecil."

Snape yang sedang berada di tempat meramu ramuannya langsung bergegas berlari ke kamarnya begitu mendengar sebuah tangisan dari arah sana.

Pintu kamar langsung dibuka begitu saja padahal dirinya juga tidak berniat melihat seseorang yang berada di dalam kamarnya, namun karena mendengar tangisan yang menyakitkan membuat dirinya penasaran.

Di sana, di atas tempat tidur. Snape dapat melihat Ell yang masih berbaring di atas tempat tidur namun air mata tak hentinya keluar dari mata tertutupnya dengan sebuah teriakan yang keluar dan tubuh yang bergetar menggeliat.

"S-stop it! Pergi! Pergi dariku!" Teriakan yang sama terdengar terus di ruangan itu.

Hatinya memang dingin, beku tapi entah kenapa mendengar teriakan dan tangisan Ell membuat dirinya merasa bersalah dan ikut sakit mendengarnya. Snape melangkah menuju ke samping tempat tidur lalu menggenggam tangan Ell.

"Tenang, tenang." Suara lembut Snape begitu terdengar pasalnya, ia berucap tepat di dekat telinga Ell.

"Relax, just a dream. Wake up." Lagi-lagi ia menenangkan gadis yang baru saja ia kenal berapa bulan itu, sembari membidikkan kata-kata sedari tadi tak lupa tangan yang digenggamnya di elus.

"Go! Get away!"

"Shh, it's a dream."

"Shut up!" teriakan terakhir dari Ell juga ia terbangun dari mimpi buruknya.

Nafasnya tak beraturan, keringat dingin bercucuran, tubuhnya bergetar hebat. Gadis itu lalu melihat ke arah sampingnya dan terkejut begitu melihat Snape yang jaraknya begitu dekat dengannya.

"Pergi! Pergi! Kau tidak membantu! Pergi!" Tiba-tiba Ell berteriak ke arah Snape, melepaskan genggaman pria itu dari tangannya lalu bangkit dari kasur dan menjauh dari Snape.

Pusing langsung dirasakan olehnya, karena memang ia memiliki darah rendah serta kondisinya juga sebenarnya belum sepenuhnya baik apalagi dirinya baru bangun tidur.

Ia berdiri terkejut saat Ell meneriakinya seperti itu, namun dirinya juga tak bisa gegabah takut kalau dirinya akan melakukan sesuatu.

"Calm down miss, I never touched you at all. You can leave my room now." Mau bagaimana lagi Snape akhirnya membiarkan gadis itu pergi, padahal ia memiliki niat untuk mengobrol dengannya.

Dengan rasa takut, Ell melewati tubuh Snape dan berlari keluar dari ruangan yang ia sumpahin tidak ada akan datang lagi ataupun masuk lagi. Snape kini hanya bisa memandang kamar serta ruangan miliknya kembali kosong.

"Crucio!"

Bersama dengan pelafalan mantra itu, sebuah kilatan cahaya keluar dari ujung tongkat dan mengenai tubuh remaja itu.

Dia teriak, penuh dengan teriakan rasa sakit. Begitu sakit mantra itu saat mengenainya, seperti tubuhnya tercabik-cabik dan seluruh anggota tubuhnya terlepas.

Tak ada yang dapat ia lakukan selain berteriak, mengeluarkan teriakan rasa sakit dan permohonan agar mantranya di hentikan. Namun sepertinya dari seseorang yang melemparian mantra tidak memiliki niat untuk menghentikannya.

"You know, that's your fault right?"

"Yes I know! Please, stop it ahk!!"

Mantra itu semakin membabi buta dirinya, kali ini dia memilih untuk mati daripada harus di siksa seperti ini. Ia tau ini salah, namun ia tak memiliki niat untuk keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝓣𝓻𝓪𝓾𝓶𝓪𝓽𝓲𝔃𝓮𝓭 || 𝓢𝓮𝓿𝓮𝓻𝓾𝓼 𝓢𝓷𝓪𝓹𝓮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang