Author POV.
Lisa menatap rumah tua di pinggir hutan dengan pandangan kosong, dia benar-benar tidak tahu jika orang tuanya akan mendapat rumah kuno seperti ini.
"Mah, Mama dan Papa yakin mau pindah ke sini ?" Tanya Lisa bingung.
"Mau gimana lagi sayang, uang Papa tidak cukup untuk menyewa rumah di pusat kota, hanya di pinggir kota saja kita bisa mendapat harga murah apa lagi rumah tua kaya gini lebih murah lagi harganya" kata Mamanya.
"Apa lagi rumah ini juga masih termaksud aset perusahaan tempat kamu dan ayah kamu kerja nanti"
"Lisa kamu kan juga tahu jika kamu akan mulai bekerja di perusahaan yang sama, sama Papa kerja jadi pas dong sekalian aja kita semua pindah kesini"lanjut Mamanya senang.
"Ya bener juga sih Ma, tapi coba mama pikir deh emang enggak aneh ya, aku dah masukin lamaran kerja ke mana-mana. Papa juga sama tapi enggak ada satupun yang keterima tapi tiba-tiba aja perusahaan yang mau memperkerjakan aku dan Papa dengan gaji yang besar lagi tuh" kata Lisa yang cukup aneh.
"Itu cuma perasaan kamu aja, jangan terlalu di ambil pusing. Lihat tuh kedua adik mu senang tinggal di sini, apa lagi ini pertama kalinya kita pergi ke luar negeri sampai jauh ke Amerika lagi" kata Mamanya.
Lisa kaget saat tiba-tiba saja tanpa lemah mamanya menggenggam tangannya.
"Lis, Mama mohon sama kamu untuk bertahan ya. Kamu tahu kan ekonomi keluarga kita sedang buruk sejak perusahaan tempat Papamu kerja dulu bangkrut dan memecat ayahmu secara tiba-tiba. Ini adalah kesempatan untuk kamu dan Papamu dan juga keluarga kita untuk hidup dengan baik" kata Mamanya membuat hatinya terenyuh.
"Apalagi ayahmu langsung menjadi manajer umum di perusahaan dan gaji yang mereka tawarkan sangat besar cukup untuk menghidupi kita dan membayar biaya sekolah-sekolah adikmu" lanjut Mamanya.
Lisa menganggukkan kepalanya dengan wajah pasti dan tegas membuat wanita paruh itu tersenyum lebar dengan penuh kebahagiaan.
Untuk keluarganya dan juga orang tuanya Lisa bisa bertahan hidup di rumah suram ini.
........
Lisa menatap pantulan bayangan di cermin dengan serius, dia memperbaiki baju dan riasannya dengan hati-hati.
Berusaha untuk terlihat sempurna di hari pertama kerjanya.
Ini adalah pertama dia masuk kerja dan bagi Lisa kesan pertama adalah hal yang paling penting, jadi dia sudah bangun jam 5 pagi untuk siapa-siapa, walaupun dia tahu jam masuk kerjanya adalah jam 9 pagi.
Tapi Lisa tetap berusaha untuk terlihat baik di pantulan cermin, Lisa bahkan berlatih pengenalan berulang-ulang kali tadi malam.
Tidak seperti pikiran jika rumah ini pasti berhantu yang buruk, buktinya dia tidur sangat nyenyak dan entah apa karen rumahnya dekat dengan hutan jadi hawa malam itu terasa sejuk membuat Lisa dan seluruh keluarganya sangat nyaman.
Lisa sekali lagi memperbaiki kemeja sebelum mengambil tas selempang kecil miliknya dan turun ke bawah untuk sarapan dengan keluarga.
"Mah rumah ini enak dan nyaman banget ya Ma, tapi Mana Lyli dan Leo tidur dengan nyenyak dan nyaman enggak ke bangun sedikitpun loh mah" kata gadis kecil bernama Lyli.
"Iya Papa juga sama, padahal rumah ini udah sangat tua dan murah tapi rumah ini malah sangat nyaman" balas ayah Lisa.
"Itu berarti Papa enggak salah pilih rumah" kata Mamanya.
Lisa juga bingung awalnya tapi tadi malam dia sama sekali tidak mendapatkan teror apapun hanya suara langkah kaki saja di luar.
"Mah kita tinggal bertetangga ada berapa banyak di sini ?" Tanya Lisa.
"Oh di sekitar sini ada 35 rumah" jawab Mamanya.
"Loh Papa kok baru tahu kita punya tetangga sebanyak itu Mah" kata Papanya kaget.
"Ya...iya lah Papa enggak tahu waktu itu kan Mama yang Survei rumah ini, Papa kan ke perusahaan baru buat ngurusin penyerahan tugas untuk menjadi Manejer umum baru" kata Mamanya.
Hahaha....
Lisa hanya tertawa saat melihat Papanya memberikan cengiran lebar kearah Mamanya.
Mereka semua semakin tertawa saat melihat Mamanya mendelik kesal.
"Udah ayo sekarang semua sarapan nanti malah telat kerja lagi" kata Mamanya.
Mereka berlima makan dengan tenang di meja makan.
"Ma, Papa dan Lisa pergi dulu ya. Nanti suruh Alex dan Naya untuk bantu-bantu kamu di rumah" kata Papa Andre sambil mencium kening istrinya dengan lembut.
"Iya hati-hati di jalan Pa, jangan ngebut" kata Mama Anita.
"Iya Ma" balas Andre yang masuk kedalam mobil bareng Lisa.
Anita menatap mobil suaminya yang semakin jauh dari halaman rumah mereka.
"Nah ayo sekarang kita beres-beres rumah, nanti Mama masakin brownies panggang coklat" kata Anita.
"Ok Ma" balas kedua bocah itu semangat.
...........
Di dalam mobil Lisa menatap kearah jalanan kota Washington yang ramai dengan bangun-bangun estetik bergaya eropa abad pertengahan yang masih lumayan kental.
Benar-benar terlihat sangat bagus, apalagi di dukung dengan gerimis-gerimis kecil dan langit mendung yang indah..
"Pa, kemarin Papa ke perusahaan kan ? Gedung bagaimana Pa ?" Tanya Lisa penasaran.
"Bagus banget, ada 50 lantai dan gedung sangat besar kita di kasih makan siang dan makan malam gratis dan ada supermarket kecil khusus untuk karyawan dan semuanya gratis" kata Andre semangat.
"Ha ? Papa serius ? Kok ada sih perusahaan sebagus itu" kata Lisa kaget.
Ini adalah pertama kalinya dia mendengar ada perusahaan sebaik itu sama karyawannya apa lagi mengingat gaji di sana juga besar.
"Iya Papa juga awalnya bingung tapi direktur umum di sana bilangnya begitu" kata Andre.
"Papa malah semakin kaget waktu tahu jika perusahaan ini sangat sulit di masukin orang, 1000 orang setiap tahunnya selalu mengirim lamaran ke perusahaan ini dan hanya 10 atau 15 orang aja yang keterima setiap tahunnya direktur umum bilang Papa dan kamu itu beruntung karena bisa terpilih untuk masuk ke perusahaan ini" kata Andre.
"Kalau Papa sih enggak aneh keterima di perusahaan itu, Papa kan berpengalaman di bidang itu, sedangkan aku cuma mahasiswa yang baru lulus" kata Lisa.
"Tapi kemarin Papa lihat ada 8 orang juga yang baru lulus dari universitas" kata Andre.
"Ha..Papa serius ?" Tanya Lisa semangat.
"Iya lah Papa serius masa Papa bohong sama kamu" kata Andre.
Lisa tersenyum sumringah setidaknya bukan hanya dia saja yang menjadi karyawan baru yang baru lulus.
Obrolan mereka berhenti saat mobil ayahnya berhenti di gedung besar bergaya eropa yang sangat mewah.
Gedung itu seperti menunjukkan keagungan dengan berdiri menjulang tinggi di atas langit.
Lisa bahkan sampai tidak bisa melihat ujung gedung di atas langit perusahaan besar.
"Wow......." Gumam Lisa tanpa sadar.
........
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex with The Demon's
RomanceWarning 21+ Area khusus untuk dewasa Adult + Fantasi + Romantis. Bercinta dengan Sang Iblis. Ketidaktahuan Lalysa membuatnya masuk kedalam keputusasaan yang penuh dengan gairah. Mimpi itu... mimpi itu selalu datang setiap malamnya mengganggu tidurny...