5. Control Freak

277 15 2
                                    

Arila mengemudikan mobil masih dengan emosinya yang tak terkendali. Ia begitu merasa kesal dengan perempuan tadi yang mengganggu kebersamaannya dengan Amor, kesal dengan anggotanya yang membiarkan perempuan itu masuk ke markasnya dan sedikit kesal pada Amor yang berniat untuk membantu perempuan tadi.

Jika bukan karena orangtuanya sudah bisa dipastikan Arila akan berbuat nekat pada perempuan yang sudah dari dulu menggangu hidupnya.

Amor yang berada disebelah Arila kini jujur saja ia merasa sangat takut. Takut akan kemarahan Arila dan juga takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada mereka berdua karena Arila yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Ari..." Amor sesekali melirik Arila dengan takut.

Mendengar suara yang pelan dari gadis disebelahnya mampu sedikit demi sedikit mengembalikan kesadaran Arila dan juga menurunkan emosinya.

Arila menghembuskan nafasnya pelan sebelum menurunkan kecepatan mobilnya. Sebelah tangannya meraih tangan Amor untuk ia genggam.

"Gue bikin lo takut hmm?" tanya Arila yang sudah sangat jelas jawabannya.

Amor menggelengkan kepalanya kemudian beralih menatap Arila sepenuhnya.

"Are you okay?" tanya Amor.

Arila balas menatap Amor sebentar kemudian menganggukkan kepalanya dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Bisa berhenti sebentar gak?" pinta Amor.

Arila mengerutkan keningnya namun tak urung menepikan mobilnya dipinggir jalan yang tak begitu ramai.

"Kesel ya? Mau marah tapi gak bisa karena ada aku?" Amor mengusap rahang Arila dengan sebelah tangannya yang tak lelaki itu genggam.

Arila diam tak membalas ucapan Amor. Laki-laki itu memejamkan matanya menikmati usapan lembut dari tangan mungil gadisnya.

"Mau peluk?" tawar Amor. Dan tanpa menunggu lama lagi Arila segera berhambur memeluk tubuh mungil Amor. Menyerukan wajahnya pada ceruk leher gadis itu.

"Kamu hebat, aku bangga sama kamu. Kamu bisa nahan emosi kamu di depan aku ya meskipun kamu kasar banget ke perempuan tadi" ucap Amor seraya mengelus rambut Arila pelan.

Entah kemana perginya gadis manja dan childish yang tadi memakan nasi goreng buatannya. Yang ada sekarang hanyalah perempuan lemah lembut dengan sikap dewasanya.

"Lain kali kamu harus bisa lebih nahan emosi kamu supaya gak nyakitin perempuan ya. Kamu harus inget kalo kamu juga terlahir dari rahim perempuan dan juga aku ini perempuan. Kamu pasti gak mau kan kalo aku dikasarin sama orang lain" ucap Amor masih dengan suara lembutnya yang menenangkan.

"Gue bukan orang baik. Gue gak bisa diem aja disaat ada orang yang ngusik gue apalagi sampe berani ngusik lo" ucap Arila akhirnya setelah sekian lama terdiam.

"Tapi dia gak ngusik aku sama sekali" ucap Amor yang memang tak merasa terusik sama sekali oleh perempuan tadi.

"Lo gak tau sejahat apa perempuan itu" ucap Arila setelah memberikan sedikit jarak diantar mereka. Laki-laki itu menatap Amor dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARILAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang