Part 5

214 14 1
                                    

7/8/2023



Kehidupan Prisha begitu-gitu saja tidak ada hal yang berbeda dari biasanya. Seperti hari ini dia berangkat ke sekolah dengan ojol. Tidak pernah terlambat masuk kelas. Setidaknya meskipun dirinya tidak begitu pintar, Ia tidak boleh melanggar aturan sekolah.

Prisha memang lemah di bidang akademik, Dia lebih condong ke bidang non akademik. Prisha suka membaca, tetapi membaca komik dan AU. Prisha suka menggambar di mana-mana, bahkan buku pelajarannya penuh dengan coretan.

Dia baru ingat kalau hari ini dia akan kumpul untuk persiapan lomba mading. Setelah kejadian ponselnya mati, Dia membawa powerbank untuk berjaga-jaga jika nanti ponselnya lowbat.

Seperti hari kemarin pelajaran hari ini banyak yang di tiadakan karena masih  berlangsungnya acara ulang tahun sekolah. Yang masuk hanya mata pelajaran matematika saja.

"Guys!!, ada pengumuman", ucap Risa dengan suara keras.

"Apaan Ris?", balas Amy

"Final anak basket mau mulai, pada mau nonton nggak?", teriaknya di dekat pintu.

"Kelas kita kan nggak masuk final Ris, mau jadi suporter siapa?", tanya Dani

"Suporter buat anak jurusan dong!, kita semangatin semua anak Ips-lah"

"Halah bilang aja lo mau modus sama kelas sebelah", ucap Dani peka dengan kebiasaan para cewek jika menyangkut cogan anak Ips A.

Prisha yang mendengar keributan di kelas merasa terusik dengan suara teman-temannya. Kemudian Ia menoleh ke sampingnya, kosong. Teman sebangkunya tidak ada di kelas entah kemana Prisha tidak peduli.

Tak peduli dengan pembicaraan teman sekelasnya Ia pun memilih memainkan ponselnya. Hari ini jadwal AU yang sedang Dia baca sudah update. Prisha akan menyibukkan diri di bangkunya saja.

Hampir semua teman kelasnya mulai keluar ikut memeriahi acara lomba yanh sedang di laksanakan. Selain basket ada lomba balap karung di lapangan outdoor sekolah.

Prisha sudah lelah berganti posisi dari tadi karena tadi Ia sempat tidur juga badanya masih terasa pegal-pegal. Karena lapar juga Ia pun berpikir untuk ke kantin.

Lima detik, tiga puluh detik, satu menit, lima menit, sampai sepuluh menit Prisha masih berpikir akan ke kantin atau tidak.

Dalam benaknya apakah kantin jam segini ramai?, haruskah Ia menahan lapar?, atau kembali tidur saja agar rasa laparnya hilang.

•●•

Prisha berjalan menyusuri lorong sekolah. Setelah berpikir cukup lama akhirnya Ia memilih menekan rasa introvertnya untuk sementara. Prisha juga ingin ke toilet dulu sejenak.

Ternyata kantin tidak seramai yang Ia bayangkan, mungkin karena beberapa murid juga lebih memilih menonton perlombaan. Prisha menghampiri stan minuman yaitu jus buah. Minuman favoritnya adalah jus nanas. Prisha sangat menyukai segala hal yang terasa asam dan segar.

"Mau jus apa mbak?"

"Nanas pake es"

"Oke mbak!, ditunggu sebentar!"

Setelah mendapatkan jus nanasnya Ia menyusuri apa saja makanan yang ada di kantin ini. Netranya jatuh ke stan bakso cilok. Selama di sekolah Dia baru menyadari di kantin sekolah ada yang menjual bakso cilok. Seingatnya hanya ada bakso kuah.

Bakso cilok udah bagian dari hidup seorang Prisha, sehari tidak membeli cilok rasanya pasti ada sesuatu yang kurang.

Prisha kembali ke dalam kelas, duduk di ujung meja tepatnya dekat tembok dan jendela. Prisha tidak duduk di bagian belakang. Dia memilih di kursi tengah saja, asalkan dekat dengan tembok dan jendela. Tepatnya ukuran tembok tersebut sebatas bawah bahunya. Jadi Prisha masih bisaa melihat pemandangan ke luar jendela.

Pemandangannya langsung mengarah ke lapangan futsa outdoor, yang mana sedang di adakan lomba balap karung. Prisha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya terkekeh dengan tingkah laku teman-temannya yang ikut di sana.

Prisha manusia biasa, Dia masih bisa tertawa, terhibur, dan kesal. Dia hanya manusia introvert yang senang melakukan semuanya sendiri.

Prisha juga selalu rapi setiap pergi ke sekolah ataupun keluar rumah. Prisha juga bisa menggunakan sedikit make up. Tetapi di sekolah Dia hanya menggunakan liptint dengan warna tidak begitu mencolok contohnya warna merah.

Prisha juga seperti gadis lainnya suka menggunakan skincare dan suka perawatan. Sayangnya Dia hanya tidak menyukai dengan seni per kuku-an. Dia hanya pedi meni untuk membersihkan kukunya saja. Pada intinya Prisha tahu how to dress well di waktu dan tempat yang tepat.

Kembali lagi Prisha itu gadis normal dan sama seperti gadis lainnya. Setidaknya meski Prisha tidak unggul dengan akademik, Dia bisa melakukan hal-hal lain juga yang berguna. Contohnya Dia pernah diam-diam mengikuti lomba manga competition with comic story telling.


Jika Ayahnya tau dia ikut lomba-lomba seperti ini Dia tidak yakin apakah Ayahanya akan menyukai hal itu.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang