Masak

196 22 2
                                    

Suguru itu bisa masak. Gak yang jago banget tapi rasanya Satoru akui enak. Kadang saking enaknya, Satoru sampe nambah. Emang dasarnya dia gatau diri aja, sih.

Suatu hari karena gabut, Satoru main ke kosan Suguru. Lalu secara random, Satoru minta diajari memasak. Ngomong-ngomong, di kos Suguru emang ada dapur bersamanya.

Awalnya Suguru menolak sebab Satoru itu pecicilan, salah-salah dapur kosan bisa kebakaran. Kan runyam.

"Gak ah Sat, mending aku masakin aja. Kamu mau apa?"

Padahal Suguru sudah berbaik hati menawarkan diri, tapi Satoru rewel. Kakinya secara brutal menendang-nendang udara khas bocil tantrum.

"Mau masakkk. Mau belajar masak. Suguuu ajarin aku masak."

Akhirnya dengan terpaksa Suguru mengajari Satoru memasak. Daripada makin rewel, kan. Lalu di sinilah mereka sekarang, di dapur bersama lantai satu.

"Ini aku harus ngapain?" Satoru bertanya kebingungan.

"Emang kamu ma-SATORU TARUH PISAUNYA."

Suguru berteriak panik. Bagaimana tidak? Satoru pegang pisaunya gak bener. Bagian tajamnya malah dipegang dengan tangan, bodoh maksimal.

"Tuh, baru megang pisau aja udah kacau begini, udahlah mending kamu naik nunggu aku kelar masakin kamu."

Tentu saja perintah Suguru barusan ditolak mentah-mentah oleh Satoru.

"Ih gamauuu!! Gamauu! cepet ajarin aku masak Suguuuu!"

Suguru panik, "IYA TORU IYA TAPI YANG TENANG OKE?! TELURNYA HAMPIR KESENGGOL TADI."

Kelas memasak kali ini lebih terasa seperti senam jantung bagi Suguru.

"Ya emang kenapa sih?!" Satoru sewot. Soalnya daritadi Suguru teriak-teriak mulu. Telinganya sakit tau.

"Ya pecah lah, telur lagi mahal, Toru."

"Berapa sih, paling 20 ribu doang. Ntar aku beliin 5 kotak sekalian."

Suguru menghela napas panjang. Emang susah ngomong sama orang kaya. Kesenjangan ekonomi ini benar-benar menyiksanya.

"Udahlah, langsung aja mulai kelas memasak bersama chef Suguru." ujar Suguru menyudahi perdebatan.

"Najis amat." Satoru mencibir.

Suguru lagi-lagi cuma bisa tersenyum. Gapapa kok sensei. Sumpah gaoaoa.

Lalu, menit berikutnya kelas memasak berjalan cukup lancar. Sampai di bagian potong memotong sayuran.

"Suguuu sakittt. Ini gimana si motongnya?? Susah!! Jariku malah yang kena." keluh Satoru.

"Hah? Bentar."

Mendengar itu,  Suguru segera mematikan kompor dan naik ke atas kamarnya. Meninggalkan Satoru yang menatapnya bingung. Kok dia ditinggal?

Tapi ternyata tak lama kemudian Suguru turun sembari membawa kotak P3K di tangan kanannya. Dengan terburu-buru dan wajah panik Suguru menghampiri Satoru.

"Mana yang luka?" tanyanya.

Satoru menyodorkan tangan kirinya. Dapat Suguru lihat kelima jari Satoru tergores dan mengeluarkan darah, bikin dia khawatir.

Dengan telaten, Suguru merawat luka Satoru. Pertama-tama dibersihkan dulu dengan air mengalir.

"Sugu perih. Gamau diginiin." Lagi-lagi mengeluh. Emang dasarnya Satoru bacot. Tapi justru Suguru terlihat makin khawatir.

"Bentar tahan ya, emang harus gini."

"Nih, udah beres. Masih perih?"

Satoru mengganguk. Lalu tanpa diduga Suguru mengecup kelima jari Satoru yang masih basah. Dikecup satu persatu lalu ditiup pelan-pelan. Sumpah, jantung Satoru berhenti saat itu juga. Shock. Ini Suguru ngapain???

"Masih perih?" tanya Suguru dengan nada khawatir.

Satoru menggeleng ribut, tidak sanggup berkata-kata atas perilaku Suguru yang di luar nalar.

"Oke deh, ini aku kasih plester ya. Abis ini kamu gak usah ikut masak lagi. Aku ngelarang kamu masak tuh bukan tanpa alasan, kamu itu ceroboh untung aja cuma jari kamu yang kegores. Ya sebenernya gak untung sih, tapi yah mending daripada jari kamu kepotong. Udah, pokoknya kamu duduk manis di sini aja liatin aku masak, oke?"

Diceramahi panjang lebar begitu, Satoru cuma ngangguk-ngangguk doang. Dia masih memproses kejadian sebelumnya. Woy jari dia dikecup sama Suguru! Mendadak Satoru merasa orang paling beruntung sedunia.

"Jangan ngangguk-ngangguk doang, Toru beneran ngerti gak?" tanya Suguru sekali lagi. Ya dia kesel soalnya Satoru mukanya plonga-plongo gitu kek gak merhatiin wejangannya.

"Iyaa Suguu. Toru ngerti."

Suguru senyum, "nah pinter."

Setelah menepuk puncak kepala Satoru, Suguru melanjutkan memasak dengan disaksikan Satoru yang wajahnya mulai memerah.

Suguru sialan. Gak bisa apa dia gak berulah sehari aja? Capek jantung Satoru tuh. Deg-degan mulu.

end.

aku suka bikin satoru manja rewel soalnya dia tuan muda kaya raya jadi sukanya dimanja☝🏻.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sugusato; mari bercerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang