Prologue

3.1K 58 1
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Untuk jam segitu masihlah sangat ramai orang-orang yang berada diluar sana.

Disuatu kamar apartemen mewah yang terletak dilantai lima, terdengar suara erangan sayup-sayup.

"a-ahh... hnggg.... hahh.. ahnn..."

"sirr... m-master... i-i'm close..." ucap pria berkulit tan dengan nada suara yang putus asa. Keringat sudah membanjiri pelipisnya walaupun ruangan itu memiliki mesin pendingin canggih. Tubuhnya bergerak gusar, matanya terpejam, jari-jarinya menggenggam erat tali yang mengikat kedua tangannya disisi tempat tidur.

"Tahan. Jangan keluar sebelum aku izinkan." ucap pria yang duduk diantara kaki sang submisif.

Pria dominan itu menikmati wajah frustasi sang submisif. Jari-jarinya terus membelai genital submisif dibagian sensitifnya. Membuat sang submisif menggelinjang hebat.

"ahh... don't... j-jangan disitu ahh..." protes sang submisif ketika bagian sensitifnya terus dipermainkan.

Sudah setengah jam sang submisif menahan ejakulasinya. Setiap ia merasa akan ejakulasi sang dominan malah menghentikan rangsangan pada penisnya.

"i can't... sirr.. ahnnn... i wanna come.. please..." mohon sang submissive merasa dirinya sudah diambang batas.

"Disini.. kamu sangat menyukai bagian ini bukan?" ucap sang dominan memindahkan jarinya ke bagian kepala genital sang submisif, mengusap bagian itu dengan sensual menggunakan jari-jarinya, kemudian memijitnya dan menggosoknya dengan kuat menggunakan telapak tangan sang dominan yang basah dan lengket karena gel pelumas.

"Akhh!! noo... ahh hahh hah.." nafas sang submissif semakin memburu, tubuhnya mengejang, jari-jari kakinya menekuk. Gosokan telapak tangan pada kepala genital sang submisif semakin cepat.

"d-don't—akhhhh!!!"

splurrtt!!!

Cairan putih keluar membanjiri genital sang submisif.

"hahh... hahh... i-i'm sorry sir... i'm sorry..." ucap Ethan dengan nafas terengah-engah.

"what do you say?" ucap Matthew tidak senang dengan ucapan Ethan.

"t-thankyou... thankyou sir...." ucap Ethan yang segera mengubah ucapannya. Tidak ingin membuat sang dominan marah.

"Good boy." ucap Matthew sambil tersenyum puas.

To be continue...

⚠️Warning
This story contains elements of
-bdsm
-Dominan/Submisif
-S/M

Bagi yang tidak merasa nyaman silahkan skip cerita ini.

enjoy this story!

Dominant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang