Enam

880 14 0
                                    

"Rencananya gue mau nembak Reza sekarang, tapi gue takut Lang. Nanti kalau gue malah ditolak terus ada yang denger gimana? Bisa-bisa gue di timpukin batu sampe koit ini!"

Rion udah memantapkan hati, ia ingin segera mengungkapkan perasaannya.

Elang menepuk bahu Rion, bermaksud menyemangatinya.

"Coba dulu aja bro, btw gue ikut berdosa ngga sih karena ndukung dunia jeruk makan jeruk?" Rion menggeplak lengan Elang yang tengah bertumpu pada bahunya.

"Dakjal Lo, awas aja Lo nanti gue sumpahin!" Elang tertawa sumbang,"Buahhaa"

"Gue sumpahin nih?!"

"Eh eh jangan njing!"

"Lo mau kakak Lo jadi setres?!"

Gue yang bakal lebih setres, karena gue secinta itu sama ayang Tata

"Hm"

Dari kejauhan mata Elang menatap sosok yang dicari sahabatnya itu.

"Noh, noh si Reza. Good luck. Bye." Elang melangkahkan kaki menuju kelas ayangnya. Biasa mau ngebucin dulu sebelum bel masuk bunyi.

Rion mengepalkan kedua tangannya, ayo, ayo kamu bisa, kata penyemangat itu terus diujarkannya dalam hati.

Akhirnya Rion dengan segala keberaniannya berjalan tergesa ke arah Reza yang tengah memasukkan kedua telapak tangannya ke saku celana, membuatnya semakin terlihat keren di matanya.

"Berhenti!"

Reza otomatis berhenti mendengar titah itu, dia menaikkan satu alisnya.

"Eung g-- aku, aku ingin bicara sama kamu tapi jangan di sini." Rion menarik pria tiang itu ke arah gudang sekolah. Bukan tanpa alasan Rion membawa manusia tiang itu ke gudang, disana begitu sepi, jadi jika ia mendapatkan penolakan maka tidak ada yang tau, terkecuali Reza-nya sendiri yang membocorkan nya.

Setelah sampai gudang, Rion menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

"Aku mau jujur kalau aku itu sebenernya suka sama kamu."

Reza hanya terus menampilkan kedataran wajahnya. Dia sudah menduga itu, ia tidak bodoh untuk tidak menyadari jika sosok pria kakel nya ini menyimpan perasaan untuknya.

"Maaf" Setelah berucap, Reza langsung beranjak pergi dari pandangan nya.

Hati Rion terasa teremas, begitu sakit mendapatkan penolakan ini. Walaupun sebenarnya ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

Tak terasa, kristal bening mulai mengucur dari matanya, Rion menangis dalam diam.

Ia mendudukkan dirinya, menelungkupkan kedua lututnya dan kembali melakukan kegiatannya.

Mungkin Rion yang tidak sadar diri. Lagipula mana mau pria segagah pria itu mau bersamanya yang spek rengginang? Apalagi pria itu tidak mungkin mau menerimanya, karena dia begitu lurus. Dan tidak sepertinya.

Andai-andai Rion dilahirkan kembali ia tak mau menjadi pria berkelainan seksual lagi. 

Rion Story [Free] [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang