I Love You Day

29 5 1
                                    


Warnings : Possible OOC, typos, no-Beta, rusuh, seperti biasa saya berusaha buat masukin headcanon tapi dicocokin ama lore asli huhuhu :'))



520


Kalau bisa, Changsheng akan memutar bola matanya.

Kalau punya, ia pun akan mengetukkan jarinya tanpa henti ke atas meja dapur yang menjadi saksi kesibukan pemuda berambut hijau di hadapannya ini sejak pagi.

Changsheng meliuk beberapa kali, memutar tubuh elastisnya sembari menatap tajam Baizhu yang asik mengaduk sesuatu di tungku atas kompor.

"Hei, kamu sudah melakukan ini dari sejak bangun tidur. Bukankah sudah waktunya kamu istirahat sebentar?" Changsheng bertanya, desis yang ikut keluar menambah nada kurang senangnya pada apa yang Baizhu kerjakan.

"Iya, sedikit lagi saja. Hampir selesai," jawab Baizhu tanpa menoleh sedikitpun atau berhenti dari aktivitasnya.

Changsheng paham, kalau ini adalah metode untuk membuat obat pasien atau eksperimen mencari keabadian, ia tak akan ikut campur.

Tapi...

"Kamu sudah masak dari pagi, dan sekarang matahari sudah tinggi! Ini makanan penuh satu meja buat siapa? Siapa yang makan?!"
Akhirnya kesabaran Changsheng tergelitik.

Baizhu berhenti, menegakkan punggungnya untuk melihat ke arah hidangan yang dimaksud oleh Changsheng.

"Ah, benar juga. Sudah cukup yah, sepertinya. Alat yang aku pesan untuk mendinginkan makanan sampai kemarin, makanya hari ini aku ingin cepat mencobanya," Baizhu menepuk pelan kotak besi berukuran sedang di dekatnya.

"Apa nama benda itu? Kul...kulukus?" Changsheng mencoba mengingat nama alat tersebut.

"Kulkas, Changsheng," Baizhu dengan cepat meralat.

"Yaaa, ya. Salah satu pasienmu yang datang dari Fontaine bilang kalau ini alat canggih keluaran terbaru mereka kan? Dan kamu langsung beli tanpa pikir panjang," dumel Changsheng.

"Ahahaha, aku penasaran, dan ternyata alatnya sangat berguna. Dengan ini, kita bisa menyimpan santan milik Qiqi agar tahan lebih lama dan tetap dingin juga," Baizhu menjelaskan.

Changsheng tak menjawab lagi.
Ia tidak habis pikir, kenapa semakin hari, Baizhu jadi semakin mirip dengan Ibu-Ibu yang biasa ia dengar gosipnya di luar sana dari Gui saat jam istirahat siang.

Mengumpulkan stoples, gemar masuk dapur, sekarang sepertinya hobi pemuda itu bertambah satu, membeli alat dapur.

Baizhu Centric Stories CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang