1 | ꜱʏꜱᴛᴇᴍ ᴀɴᴅ ᴘʀᴏɢʀᴀᴍ

20 3 0
                                    

"jadi.. kita mau mencurinya?"

sambil mutar stir mobil, seonghwa berdeham.

"sekarang?"

seonghwa berdeham lagi.

"di departemen sana? sudah gila, ya?"

"yang lebih gila adalah mereka ngejual x core secara nggak legal."

dianggap sebagai penemuan paling fenomenal untuk saat ini, x core mampu hasilin tenaga dengan efisiensi jauh lebih tinggi dan ramah lingkungan dibanding sumber energi buatan lainnya. menjadi jelas banyak yang menginginkannya. bahkan sekelas department of science aja sampai mau meneliti lebih jauh temuan hebat tersebut. intinya itu sangat hebat.

department of science adalah departemen paling maju dan diakui. banyak penelitian dan temuan yang sangat ngebantu peradaban manusia modern—jelas sangat maju teknologinya. makanya saat publik tau kalau mereka punya x core yang memang seterkenal itu, mereka langsung naikin security level seketat mungkin. bahkan cuma para researchers dan para petinggi saja yang punya security card buat akses ke ruang penyimpanan. seluruh pekerja yang dipecat juga sudah diatur sedemikian rupa supaya nggak bisa masuk ke dalam departemen tersebut—mereka punya sistem face recognition dan fingerprint.

makanya saat yunho—kawan lamanya di departemen—ngasih kabar kalau entah gimana caranya x core bisa kejual, seonghwa nggak bisa tinggal diam aja. department of science aja sampai mati-matian buat ngejaga barang itu, ini bisa-bisanya dapat kabar kalau mau dijual entah kesiapa. gila, nggak, tuh. pasti ada oknum-oknum jahat yang mau pakai buat kebutuhan mereka sendiri. bisa gawat banget kalau sumber energi se-powerful itu jatuh ke tangan orang yang nggak tepat. dunia bisa hancur lebur.

"memang apa pedulimu?"

seonghwa park nggak ngejawab dan parkirin mobilnya di area parkir restoran 3-star michelin terkenal di kota ini. sekali lagi dia pastiin kalau lokasinya sudah sesuai dengan apa yang yunho kasih. entah gimana caranya yunho bisa masang alat pelacak pada oknum, yang jelas seonghwa nggak peduli. yang dia peduliin cuma jangan sampai x core jatuh kemanapun selain tangannya.

"ayo turun."

dari belakang, hongjoong natap pundak kokoh seonghwa yang naik turun seirama langkah kaki. tanpa banyak bicara, robot itu ngikutin tuannya. yah, seperti itu robot yang terikat kontrak dengan manusia. manusia adalah tuan, dan mereka bisa dikatakan sebagai budak. nggak semuanya budak, sebenarnya. tergantung tujuan awal manusia menyewa atau membeli robot. hongjoong nggak pusingin dia adalah teman atau budak, toh mereka terikat karena kontrak.

langkah kaki seonghwa berhenti di depan meja, begitupun hongjoong. sambil duduk, robot ini memperhatikan sekitar. interior restoran ini mewah sekali, pasti untuk orang-orang kaya yang terikat bisnis penting, pikirnya. lagipula buat apa mereka habis-habisin uang yang susah payah dikumpulkan kalau nggak ada maksud untuk bisnis. rata-rata tuan-tuannya sebelumnya juga sering berbisnis penting di tempat mahal seperti ini, jadi hongjoong nggak kaget.

seonghwa ngecek ponselnya sebentar sebelum natap hongjoong dan bicara, "itu oknumnya."

ah, betul, orang-orang berpakaian formal itu berbisnis di tempat mahal seperti ini. koper-koper di sisi mereka pasti isinya uang dan tentunya x core. tapi kalau boleh jujur, mereka terlalu ceroboh milih restoran sebagai tempat bertransaksi barang seberharga itu. lebih baik dilakukan di ruang bawah tanah atau tempat nggak terekspos lainnya. yah, kecuali mereka memang sengaja bertransaksi disini—itu terserah mereka—tapi tetap saja bodoh.

"mereka bodoh dalam memilih tempat walau muka ketutup masker." celetuknya, "jadi aku harus apa?"

"kita pesan dulu." tangan seonghwa meraih buku menu, "kau bisa makan makanan manusia?"

ɪɴᴠᴀꜱɪᴏɴ - ᴀᴛᴇᴇᴢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang