O2.

184 14 2
                                    

Seseorang tersebut menaikkan kaca helm nya, "Naik"ucap seseorang itu yang tak lain adalah.....

"R-rin!"ucap sakura kaget saat mengetahui orang itu adalah rin, adiknya sendiri.

"Naik"ucap rin sekali lagi dengan nada yang lebih dingin dan menatap nagi tajam yang dibalas tatapan tajam juga.

"A-ah iyaa, sei , kura duluan ya,Jaa~"ucap sakura kemudian naik ke motornya rin.

Rin sempat menatap nagi dengan tatapan 'jauhin kakak gue' setelah itu langsung menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

SKIP

Sesampainya di rumah, rin mematikan motornya dan turun dari motornya, melepaskan helmnya dan kemudian menggendong kakaknya turun dari motornya yang tinggi untuk badan kakaknya yang mungil.

"Makasih"ucap sakura sambil tersenyum manis pada adiknya itu.

"Ya"ucap rin datar, mukanya sih emang datat tapi kalau diperhatikan lebih jelas telinga nya memerah dan jantungnya berdetak kencang melihat keimutan kakaknya itu.

Kedua itoshi itu kemudian masuk ke dalam rumah besar mereka, saat sampai di ruang tengah, mereka langsung di hadapkan dengan kakak sulung mereka, itoshi sae yah sedang menatap mereka dengan tatapan dingin, lebih tepatnya menatap sakura.

"berniat menjelaskan itoshi sakura"ucap sae dengan nada datar, posisinya saat ini sae sedang duduk di sofa sambil memangku kakinya, tangannya terlipat di depan dada, dengan wajah datarnya.

Sedangkan sakura saat ini sedang duduk di sofa yang berseberangan dengan sae, di depan kakaknya itu.

"Kan aku udah bilang, aku ke supermarket buat beli bahan masakan, bahan masakan kita mau habis, ga cukup buat makan malam hari ini"ucap sakura menjelaskan dengan sok berani padahal jantungnya berdetak kencang.

"Kenapa bisa si tiang putih albino itu?"tanya sae datar.

"Ishh, namanya nagi, nagi seishiro, bukan tiang putih albino"kesal sakura karena nama temannya itu di ubah menjadi aneh aneh sama kakaknya.

"Perduli? Jelaskan kenapa bisa pergi sama dia?"tanya sae datar, tidak perduli dengan protes adik cewenya yang cebol itu.

"Tadi ga sengaja ketemu di depan gerbang, kan aku niatnya mau persen go*ek, tapi sei datang, bilang mau ke supermarket juga, mau top up, jadi sekalian aja"ucap sakura yang sebenarnya malas menjelaskan, jadi ia persingkat saja.

Tapi sae masih diam, begitu juga rin yang daritadi bersandar di dinding perbatasan antara ruang tengah dan dapur sambil meminum jus jeruk yang berada di kulkas.

"Ishh, baiklah baiklah"ucap sakura antara kesal dan pasrah, dan akhirnya ia mulai menjelaskan dari awal hingga akhir dengan lengkap.

ɪᴛᴏꜱʜɪ ꜱɪʙʟɪɴɢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang