16

11.9K 845 11
                                    

happy reading 🐣

°°°°°

       Deruman suara superbike mengalun memecahkan gendang telinga, Althan tidak menatap
kedua orang yang berdiri terganggu disana melainkan semakin menarik gas hingga suara kendaraan itu mengaung keras.kaca helm diturunkan lalu gigi pertama dimasukkannya bersamaan dengan menarik kopling hingga dia melaju cepat tidak menatap wajah kiara yang menggeleng maklum.

"jangan ambil hati dengan sikap Althan,ayo kita segera berangkat"lembut kiara namun Draco menggeram tertahan menatap kepergian motor itu hingga perlahan menghilang disepanjang jalan raya.

"ayo masuk"datarnya membukakan pintu mobil untuk kiara yang menjilat bibir canggung mengira Draco benar-benar kesal dengan sikap buruk bungsu keluarganya.
mungkin sesekali Althan harus diingatkan untuk berlaku sopan pada calon kakak iparnya karena kiara tidak mau Draco sakit hati dan memutuskan hubungan dengannya.

Tidak ada percakapan kecil seperti yang biasa mereka lakukan, kali ini Draco diam tidak berkutik dengan tatapan rendah berfokus mengendari mobil.kiara sudah memancing dengan pertanyaan ringan namun Draco hanya membalas sekenanya membuat dia mau tak mau kembali menelan kalimat yang tersangkut di kerongkongan.

setelah tiba di kampus Draco tetap membukakan pintu untuknya namun pemuda itu pergi begitu saja, langkah kaki dibawa lebih cepat untuk mengejar tunangannya namun kiara tidak memegang lengan Draco seperti dirumah karena status mereka tidak banyak yang tau.

"Drake...kau punya pertemuan organisasi sekarang bukan?ummm..... bisakah aku ikut,aku tidak punya kelas pagi"pinta kiara menarik ujung jaket Draco yang berhenti mendengar ucapannya.

"jika tidak bisa aku,"

"ikuti aku"jawab Draco dan kembali melangkah menyusuri halaman universitas.sapaan nakal para gadis diterima seperti biasa namun Draco tidak punya waktu untuk bermain dengan mereka, dia juga tidak harus terburu-buru menghadiri rapat organisasi namun hatinya panas setelah kejadian pagi ini.Althan sangat susah dibilang,bukankah dia sudah bilang untuk membawa motor dengan hati-hati tapi pemuda itu malah menyebar undangan pada malaikat kematian untuk duduk di jok belakang.

sebelum rapat dimulai mereka memiliki waktu sepuluh menit hingga semua anggota datang, tidak banyak yang dibahas hanya mengenai tata tertib kampus yang harus dilaksanakan juga mengenai hal lain yang tidak begitu penting, setidaknya menurut Draco yang mendengarkan dengan bosan.pikirannya
tertuju pada Althan yang entah menghadiri kelas atau tidak,dia sempat melihat motor itu diparkiran khusus kendaraan roda dua namun Draco masih belum yakin pemuda yang masih menyandang gelar sebagai istri sahnya akan duduk diam di kelas sepagi ini.

Disampingnya kiara tersenyum manis menerima tatapan bertanya teman-teman Draco atau bisa disebut kakak tingkat baginya.dia setahun dibawah Draco dan tidak mengenal mereka sama sekali,apalagi dia juga mahasiswi pindahan.

"semuanya sudah tersusun rapi jadi kita hanya perlu menyebarluaskan informasi baik dalam bentuk tempelan poster maupun dari berbagai media lain,....."

"maaf mengganggu kak, tapi ada perkelahian dua mahasiswa,mereka ada didekat ruangan ini dan kami
tidak bisa melerai karena pemuda yang satunya mengamuk kuat!"ucapan ketua organisasi terpotong, Draco memandangi kelompok yang mendobrak pintu ruangan dan menyalak-nyalak melaporkan sebuah perkelahian.

ini memang bukan di sekolah menengah namun jika terjadi perkelahian antar wolf pastinya akan dilaporkan kepada ketua organisasi,karena hanya yang terkuat dan dihormati yang bisa menghentikan kegiatan adu pukul itu atau mereka akan berakhir berdarah-darah.

Draco bangkit dan berlari diikuti oleh kiara dan semua orang yang memenuhi ruangan.

mereka menuju kerumunan manusia yang menonton pertarungan dengan ekspresi horor, bagaimana tidak karena keduanya tidak ada yang mau mengalah dan terus melayangkan tangan untuk menyakiti tubuh lawannya.

"Al...than..., pisahkan mereka Drake!"teriak kiara menutup mulutnya terkejut.adik bungsunya tengah menghajar dan dihajar membuat kiara hampir pingsan ditempat, Althan melindungi kepala dan perutnya dari tendangan mematikan itu lalu balas membaling tengkorak pemuda yang lebih kekar tidak peduli jika seseorang berjalan cepat menerjangkan kakinya untuk memisahkan dia dengan lawannya.

"merasa jagoan kalian?!"maki Draco mendorong dada kedua pemuda yang berdiri terengah-engah, ditatapnya wajah Althan yang robek disudut bibir dan luka lebam lain ditulang rahang serta pelipisnya mengeluarkan darah.

sedang yang satunya tidak jauh berbeda dengan darah menetes dari mulut, sepertinya Althan berhasil menendang perut pemuda itu hingga memuntahkan sedikit darah.
"aku tidak memulai tapi omega bajingan ini yang memukul duluan"bela seseorang yang berdiri disisi kiri Draco.

"sialan!..."Draco memegangi leher Althan saat pemudanya akan lepas kendali lagi, pheromone Draco berbau pahit membuat para omega merintih dan menjauh dari sana sedang alpha dan beta menunduk terancam begitu pula dengan Althan yang terdiam memejamkan mata lalu meraih lengan Draco lembut,wolfnya mengambil alih hingga Draco merasa lengannya dielus lembut meminta dilepaskan.

"kalian obati dia dan berikan sanksi,untuk pemuda ini aku sendiri yang akan menangani"desisan itu membuat teman-teman Draco paham dengan apa yang disuruh oleh sang alpha,mereka mendengar gigi Draco bergerak menahan emosi.Draco memang sudah terbiasa mengurus masalah perkelahian seperti ini namun mereka baru kali ini melihat alpha muda terbawa suasana buruk dan nampak sangat marah.

"jangan terlalu keras padanya Drake,dia masih di tahun pertama"pinta teman-temannya membuat Draco menyeringai tipis dan menarik Althan mengikuti langkahnya menuju ruangan kesehatan,juga diikuti oleh kiara yang tidak berani berucap karena pheromone Draco masih tercium kental.

"bawakan kotak obat kemari"pintanya pada petugas kesehatan yang berjaga, Althan ditarik menuju ranjang pesakitan dan dipaksa duduk sementara Draco berjongkok melepaskan sepatu pemuda itu.

"Al kenapa berkelahi?kau sudah berjanji akan berlaku lebih baik bukan?"kiara meraba wajah adiknya dan meringis ngilu seolah luka itu ada diwajahnya.
Althan tersenyum namun tidak menjawab pertanyaan kakak perempuannya hingga tersentak saat Draco memalingkan wajahnya untuk diobati.

Draco mengambil segumpal kapas dan mencelupkan pada alkohol,saat kapas beralkohol ditempelkan untuk membersihkan luka disudut bibirnya Althan segera menjauh dengan tangan memegangi tangan Draco.

"tahan sedikit"ucap Draco datar dan beralih mengeluarkan sebatang Cutton Bud untuk mengoleskan obat, Draco mengoleskan lalu segera meniup luka Althan yang tercengang menatap mata tajam itu.kiara tidak mengerti namun dia bisa melihat jika Draco sudah tidak marah lagi pada adiknya dan hal itu menggoreskan senyum di bibirnya.

"kiara,aku minta bantuanmu untuk membeli air mineral juga sarapan untuk Althan bisakah?"tanya Draco tidak mengalihkan wajahnya.

"ya tentu saja, seharusnya aku tidak merepotkanmu untuk mengobati Althan"lalu kiara bangkit dan berjalan cepat menuju kantin membeli sesuatu yang dipesan Draco,dia rasa akan sangat bagus jika Draco memiliki kepedulian seperti ini terhadap adiknya.

tbc....

TROUBLE COUPLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang