39

8.9K 628 4
                                    

happy reading 🐣

°°°°°

      hunian megah masih ditinggal pergi oleh pemiliknya hanya beberapa pelayan rumah yang selalu berlalu lalang sembari tersenyum sopan padanya, Althan menghela lelah dan terus melangkah menaiki tangga.Kapan tiba waktunya bagi pemuda itu bisa merasakan kumpul-kumpul keluarga seperti cerita keluarga Draco,dia juga ingin namun saat keluarganya dirumah justru Althan sendiri yang menghilang.

saat tiba dilantai atas, Althan tidak langsung menuju kamar,kakinya berbelok menuju pintu kamar kiara dan membuka handle hingga Althan sedikit terkejut kala mendapati kakaknya didalam.dia pikir kiara belum kembali dari kampus.

wanita itu duduk didepan meja rias berpangkukan tangan dengan wajah tersenyum manis mengelus sebuah buket ditangannya,itu buket dengan seikat besar mawar dan sebuah kartu kecil menjuntai dirajut pita tipis.

Althan tidak mengetuk pintu saat melangkah mendekati kiara, entahlah Althan hanya penasaran dengan bunga itu juga si pengirim.

dia sering mendapat buket berkali-kali dan saat di apartemen Draco tetap mengirim bunga berduri itu padanya, apakah Draco juga memberikan kiara sesuatu serupa kesukaannya?jadi apa bedanya dia dengan kiara?apa semua perlakuan dan tutur kata itu hanyalah tipuan lain yang coba Draco mainkan.

"kau senang sekali, apakah ini dari tunanganmu?"
tanya Althan mengejutkan kiara,tubuh ramping gadis itu berbalik menatap adiknya dengan senyum lebih lebar dan beranjak untuk memeluk tubuh pemuda yang jauh lebih tinggi darinya.

"Al,kau lebih berisi dari sebelumnya,perutmu juga
terasa sedikit menonjol temanmu pasti sangat cekatan untuk mengurusmu disana"ucap kiara mengacak surai si bungsu.

sementara Althan berubah kaku dengan senyum dipaksakan lalu kembali melirik pada bunga ditangan kiara.

"aku tidak tau pasti tapi seorang pelayan mengatakan Draco menitipkan buket ini,jadi kakak kira ini memang untukku atau ini untukmu?...kau sangat menyukai mawar merah,"

"jelas itu untukmu,aku tidak pernah menerima bunga dari seseorang kecuali dari mama"potong pemuda itu lalu memilih duduk dikasur kakaknya,dia meringis merasakan bagian belakang masih berdenyut perih dan dia harus bertingkah senormal mungkin agar kiara tidak banyak tanya.

"aku sangat menyukainya,aku tidak pernah bertemu seorang alpha yang begitu perhatian dengan keluarga kita meskipun dia memiliki jadwal yang teramat sibu"jelas kiara lagi ikut beranjak kesisi Althan.

pahanya diremas kencang lalu Althan duduk bertopang dagu mendengar ocehan kakaknya mengenai Draco dan beberapa waktu lalu saat mereka berhubungan lebih dekat,tentu saja Althan akan membayangkan saat Draco membawa kiara menuju restoran untuk dinner lalu mereka akan menyaksikan pertunjukan kembang api,dia iri namun dia mendapat jauh lebih banyak seperti halnya benih yang Draco tanamkan dalam tubuhnya.

"aku harap kalian berakhir bersama dan bahagia untuk pernikahan nanti,aku akan duduk dibarisan terdepan saat pemberkatan dimulai"jawab Althan lalu mengelus perutnya karena perasaan getir yang diterima.

"kau akan jadi saudara yang paling aku cintai Al"lalu Kiara kembali meraih tubuh Althan dalam pelukannya.

"walaupun aku berbuat kesalahan besar hingga kau dan orangtua kita akan sangat marah?atau kalian akan beralih membenciku?"serak Althan tertahan bahu Kiara.

"kau masih remaja dan wajar untuk melakukan kesalahan,aku berjanji akan menjadi kakak terbaik untukmu"balas gadis itu namun dadanya tersentil oleh sesuatu.

°°°°°°

      
      "adikmu sudah kembali?papa belum bertemu dengannya sampai pagi ini"tanya Galih di meja makan, seperti biasa mereka hanya sarapan bertiga tanpa mencoba membangunkan Althan lebih keras.

menu pagi hanya sepiring salad buah yang dibuat Estiana,
mungkin jika melihat keluarga calon besannya maka mereka akan sangat terkejut kala
meja makan dipenuhi makanan berat.

"Althan kembali kemarin sore dan sepertinya larangan papa agar tidak ikut balapan lagi cukup mempan karena dia hanya terus berada di kamar sepanjang malam"sahut kiara dengan senyum senang menceritakan perubahan Althan yang sedikit jauh lebih baik.

"bagus kalau begitu,kau bawa mobil hari ini atau dijemput Draco?"tanyanya lagi sembari menunggu sang istri menuangkan air putih hangat.

"aku belum bisa memastikan,tapi aku akan selalu berhati-hati pa"mereka kembali sarapan hingga beberapa menit terlewati.

"ayo kita berangkat sekarang,aku sudah hampir telat"Estiana mengelus lengan suaminya yang sigap berdiri meraih jas kerja dan memakaikannya.

tinggal Kiara sendiri yang juga ikut menyudahi kegiatan makan pagi bahkan dia hanya memakan sepotong apel kecil,dia masih bersyukur bisa menikmati waktu makan bersama kedua orangtua sedangkan adiknya selalu melewati hal seperti ini.

saat akan kembali ke kamar untuk merapikan penampilan, seorang pria dengan bau maskulin yang sudah cukup dikenalnya melangkah menghampiri.

kiara tidak menyangka jika Draco bisa mampir lagi untuk menjemputnya sementara beberapa hari terakhir pemuda itu selalu berkata jadwalnya sedikit padat.

"kau datang?kau akan ke kampus hari ini?"tanyanya dengan nada antusias.

"aku akan belajar hari ini setelah lelah bekerjasama kemarin"jawab Draco tak ada beban,matanya melirik lantai atas hingga kiara ikut memperhatikan.

"aku akan melihat Al sebentar, kau tidak keberatan adikku ikut kita lagi bukan?"tanya kiara seolah paham dengan lirikan Draco.

"tentu saja, jangan terlalu sungkan aku bisa kau andalkan untuk hal ini"jawab Draco lalu menuju ruang tamu,sementara kiara berlari kecil menaiki tangga.

Draco mengecek email perusahaan lalu menandai berkas yang harus diperiksa lebih dulu,pengerjaan produk mobil terbaru sedang dilakukan
setelah hampir sebulan penuh melakukan rapat
membahas model serta upgrade mobil ke bentuk lebih mewah.

hampir setengah jam dia membaca berkas dan juga jadwal kerja untuk hari kedepannya,suara langkah kaki mengalihkan perhatian Draco yang segera menyimpan ponselnya lagi.

disana kiara juga seseorang yang ditunggu-tunggu berjalan santai
padanya, ibarat punya dua istri namun mata Draco lebih condong ke pemuda yang berbalut jaket size besar untuk menutupi perutnya.

"maaf membuatmu menunggu lama,aku harus membangunkan Althan dan menunggunya bersiap-siap dan memilih pakaian dengan lama"
kiara meraih lengan Draco yang hampir saja mengelak sementara Althan masih dalam mood tidurnya, selama hamil dia merasa ingin selalu rebahan di kasur dan malas bepergian.

"tidak apa-apa,aku juga harus memeriksa sedikit pekerjaan"balas Draco tak acuh.

"dasar pria workaholic,bercinta saja dengan berkas mu"datar Althan yang membuat kiara cepat menyikut lengannya, pemuda itu terkesiap dan reflek meraih jaket untuk mengamankan bayinya.

"Al...."lalu kiara segera mendorong tubuh besar tunangannya agar berjalan kearah mobil,sedang Althan mengikuti dengan wajah teramat santai.

dia tidak terganggu justru pikirannya hanya membayangkan ingin makan apa
pagi ini karena malam tadi Althan hanya mengunyah beberapa lembar roti dan makanan ringan.

itu tidak baik namun dia sangat malas turun ke dapur atau memanggil pelayan memasakkan sesuatu, Althan
mendapati lirikan Draco namun dia membalas dengan senyum manis seolah berkata tidak masalah karena Althan juga melihat raut bahagia kakaknya
menggandeng Draco dengan senyum tak pernah pudar.

apa iya dia harus mengalah atau menjauh seperti peringatan papanya?

tbc.....

TROUBLE COUPLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang