Previous
Chapter
Next
The Author’s POV – Chapter 596
“…Sungguh menyedihkan.”Dua kata yang sangat bergema di dalam pikiran Jin.
Menatap sosoknya yang saat ini tertahan di tenggorokan, perasaan Jin campur aduk tentang situasinya.
“Aku seharusnya mati hari ini.”
Setelah melihat melalui ingatan Ren, Jin bingung.
Benar-benar bingung.
Dia tidak mengerti satu hal pun yang ditunjukkan padanya. Pikirannya menjadi mati rasa pada satu titik, tetapi dia tidak berdaya.
Dia dipaksa untuk menatap kenangan meskipun fakta bahwa dia tidak ingin melihatnya.
Itu bukan sesuatu yang bisa dia kendalikan.
…Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk. Dia tidak ingin menghilangkan satu adegan yang dia coba hapus dari ingatannya.
Jin menganggap hari ini sebagai hari yang paling memalukan dalam hidupnya.
Siapa yang mengira bahwa pada hari ini, dia seharusnya mati? Jin telah menghilangkan semua skenario yang berbeda, jadi dia tahu.
Dia tahu bahwa dia seharusnya mati.
‘…Aku tidak tahu bahwa pada hari itu, Ren menyelamatkan hidupku.’
Dia memiliki perasaan campur aduk tentang seluruh situasi.
Perlahan, Jin merasakan matanya terpejam, dan sebelum dia menyadarinya, dia kembali ke ruang hitam.
Di depannya ada bola putih.
Dengan telapak tangannya menekannya, JIn merasakan tubuhnya perlahan menjauh darinya.
Membuka mulutnya, Jin mendengar suara Ren keluar.
“Ini harus menyelesaikan masalah. Apakah dia matang melalui cobaan ini, atau tidak, terserah dia. Karena kematiannya pasti akan mengakibatkan Kevin mungkin mundur, yang terbaik adalah membuatnya tetap hidup. Setidaknya dengan cara ini, dia akan memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk bertahan hidup.”
Mendengarkan kata-kata itu, Jin tetap diam.
Kata-kata terakhir ini sudah cukup baginya untuk memahami segalanya. Perasaan pahit muncul di dalam hatinya.
‘Aku..hanya pion bukan?’
***
Melissa adalah anak yang cerdas.
Dia tahu ini, dan semua orang di sekitarnya tahu ini. Itu bukan sesuatu yang perlu diberitahukan kepada orang lain.
Kemampuan komprehensifnya adalah sesuatu yang membuat orang iri.
Hanya dengan pandangan sekilas, dia akan mampu menganalisis dan menyimpulkan suatu situasi.
Sepertinya tidak ada yang keluar dari jangkauan pikirannya.
…Setidaknya begitulah seharusnya.
“Aku tidak mengerti.”
‘Saya tidak paham.’
‘Apa yang sedang terjadi?’
Tidak ada yang masuk akal baginya saat ini.
Belum lama ini dia terkena ingatan hidupnya. Diingatkan akan kegagalannya membuat Melissa mati rasa.
Pada saat dia sedikit pulih, dia menemukan dirinya di dalam ruang lain, dan saat itulah dia melihat sekilas ingatan Ren.
Pada saat itu, pikiran Melissa kosong ketika segala macam kenangan mulai berputar di kepalanya.