The Witcher: The Last Wolf

758 137 17
                                    

Happy Reading

.
.
.
.


Suasana di dalam Istana Valoria begitu meriah, kelahiran anak pertama dari sang Ratu di sambut baik oleh masyarakat.

Setelah meninggalnya sang suami, Ratu Valoria berjuang menghadapi musuh yang terus ingin mengambil tanah Kerajaan.

Tidak mudah baginya menjadi pemimpin tanpa bantuan tangan kanan kepercayaan Raja, terlebih ketika masa hamil tua dimana dia harus bisa menjaga dirinya sendiri dari kejaran Putra Mahkota Negeri Darendale.

Beruntung saat itu ada seorang Witcher yang tak sengaja mengenai Putra Mahkota Darendale ketika bertarung dengan salah satu ras Dwarf.

"Bagaimana pestanya, Witcher? Kau menikmatinya?" Di tengah-tengah acara berlangsung Ratu bertanya pada seorang Witcher yang sengaja dia panggil kemari untuk berjaga-jaga jika ada musuh.

Witcher di samping Ratu yang di kenal sebagai serigala putih terakhir itu menyeruput sedikit butterbeer di atas meja, pandangannya tidak terlepas dari seorang wanita yang sedang menari sendirian di tengah-tengah menggunakan pedang.

"Ya, sangat."

Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu, keduanya sama-sama fokus pada pikiran masing-masing sebelum salah satu dari prajurit Valoria datang mengabarkan bahwasanya di luar istana banyak monster yang datang menyerang.

Penjaga Istana kewalahan menghadapi monster yang tidak di ketahui penyebab apa yang membuat mereka datang, bisa saja itu termasuk kiriman dari Negeri Darendale.

Ricuhnya para warga di dalam Istana setelah mendengar suara besar yang begitu menakutkan di balik tembok Kerajaan, hanya satu orang saja terlihat begitu santai menikmati minumannya.

Sang Witcher, Justin dari Bristhor.

Tangisan bayi berusia lima bulan tersebut mengalihkan tatapan Justin, menatapnya lekat ketika iris keduanya bertemu pandang. Bayi itu tiba-tiba tertawa kecil dengan jemari yang mengepal, membuat kening sang Witcher mengkerut.

"Apa yang kau tertawakan?" ucapan nada rendahnya menyapa gendang telinga sensitif dari bayi tersebut.

Gelagat tak biasa dalam menarik perhatian dirinya sungguh memikat hati, bayi itu membuat Justin terkesima sejenak ketika menyentuh tangan mungil yang begitu halus.

Padahal dia tidak suka pada anak-anak karena begitu cerewet dan cengeng, tetapi karena ini adalah anak hukum kejutan yang di berikan sang Ratu padanya sebagai imbalan di masa lalu membuatnya merasa tidak bisa membenci bayi itu.

Seketika matanya berubah menjadi hitam sepenuhnya, dalam menghadapi Monster tidak hanya di butuhkan tenaga besar dan alat mumpuni. Sihir adalah salah satu cara menghabisi para monster dengan kekuatan yang telah di ajarkan.

Hanya para Witcher saja yang tau cara menghadapinya, tapi Witcher bergerak jika di bayar. Namun hari ini berbeda, anak itu seolah menyalurkan rasa ingin di lindungi olehnya.

Membuat Justin menarik pedang di belakang punggung lebarnya, membacakan sebuah mantra sebelum melawan para Monster yang berdatangan tanpa tuan.

Ia sama seperti sang Ratu, meyakini bahwa ini adalah monster kiriman yang sengaja di berikan agar mengganggu pesta penyambutan Putra Mahkota Valoria.

"Witcher!!" Teriakan dari salah satu warga yang di tarik oleh monster mengalihkan fokus sang Witcher.

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menggunakan sihir aerokinesis untuk melawan sebanyak ini, sebab sihir paling memungkinkan di pakai hanya itu saja.

Karena aerokinesis adalah jenis sihir udara yang berguna bagi penggunanya mengontrol udara dan angin, hal ini bertujuan agar para monster kesulitan bernafas ketika ia mencampurkan udara di sekitarnya bersama racun.

Namun sebelum itu, Justin memperingati kepada warga dan sang Ratu agar menjauh dari lingkaran yang telah dia buat.

Memanggil para monster agar masuk ke dalam lingkaran udara yang telah terkontaminasi racun, ia tidak akan menghirupnya seperti monster itu.

Sebab para Witcher telah di bekali cara memblokir sihir aerokinesis sebelum menggunakan, tidak mungkin ia akan bertindak gegabah tanpa tau konsekuensinya.

Terlebih, ini adalah pekerjaan utama para Witcher.

.

.

.

TBC

Mau lanjut?

Terimakasih sudah singgah membaca♡

The Witcher: The Last WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang