prolog : Itu yang kupilih dan kita beda

18 6 9
                                    

Halo semua aku mau ucapin makasih karna udah mau mampir ke cerita aku, semoga kalian suka.

Happy reading

Itu yang kupilih dan kita beda

"Bertemu dan berpisah sudah menjadi adat manusia."
~☆☆~

Pagi yang cerah seorang gadis tengah duduk di atas sebuah motor yang sedang berhenti tepat di depan gerbang sebuah sekolah, ia melihat ke atas sebuah gapura yang bertuliskan SMA BUMI BANGSA sekolah yang telah resmi menjadi tempat ia menuntut ilmu semenjak 1 minggu lalu, banyak pikiran yang muncul di benaknya ia melamun hingga ia tidak menyadari sudah banyak siswa siswi yang mulai berdatang ke sekolah hingga sebuah motor besar berhenti dan membunyikan klakson tepat di sampingnya ia melihat ke samping bertatapan dengan si pengendara motor itu.

"Jangan ngelamun di tengah jalan lo ganggu orang yang mau lewat" ucapnya
Refleks ia lalu melihat ke sekitarnya dan benar saja sudah banyak siswa siswi yang datang ke sekolah ia segera menghidupkan mesin motornya dan bergegas menuju parkiran motor. Setelah memarkirkan motornya pada tempat yang benar ia bergegas menuju kelasnya karena bel akan segera dibunyikan. Sesampainya ia dikelas,

"Asta lo dari mana aja tumben baru dateng, gue kirain lo hari ini ngga masuk sekolah" ucap Ara yang sedang duduk dengan tatapan yang mengarah pada sebuah benda pipih ditangannya. Iya, gadis itu bernama Asta seorang siswi baru yang hari ini genap 1 minggu ia bersekolah di sini.

"Gue tadi ada hal dikit di gerbang jadi lama."
"Hal apa kasih tau dong" seru Ala dari belakang mereka.
"Bukan apa-apa hal ngga penting ngga usah di bahas." Setelah percakapan singkat tadi Ala tidak lagi bertanya, bel masuk juga sudah berbunyi sebagai tanda bahwa kegiatan pembelajaran dimulai pagi ini.

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Asta dan ketiga sahabatnya segera menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka, suasana kantin yang semula sepi kini mulai ramai setelah bel istirahat berbunyi. kantin dipenuhi siswa siswi yang berdesak-desakan untuk membeli makanan begitu pun Asta dan ketiga sahabatnya.

"Asta cepetan lama banget lo beli makanannya nanti kita ngga dapet tempat duduk lo, ayo cepetan Ara sama Eira udah nunggu." ucap Ala yang sudah tidak sabar menunggu Asta membeli bakso.

"Iyaa sabar dikit ini masih ambil sambel, kecap, sama saus dulu."
"Ga usah pake kecap sama saus kelamaan ta pake sambalnya aja."
"Ngga mau ah nanti bakso gue jadi ngga enak."

Setelah acara Ala yang menyuruh Asta tidak memberi kecap dan saus pada baksonya kini mereka berempat tengah duduk di sebuah meja yang berada di kantin. "Untung aja kita masih kebagian tempat duduk kalau ngga gimana bisa-bisa kita makan dilantai." Ara berucap sambil hendak memakan batagor yang telah ia beli.

Kalian berdua beli makanan lama banget ngapain aja. Tanya Ara, tidak terima disalahkan Ala pun berucap, "bukan kalian tapi Asta yang lama gue udah selesai dari tadi cuma nungguin dia tu lama banget."

"Ya maaf, gue belum terbiasa sama kantin di sekolah ini soalnya disekolah gue dulu ngga kayak gini kalau mau beli makanan di kantin", jelas Asta kepada ketiga sahabatnya.
"Udah ngga usah di lanjutin yang penting kita masih dapat tempat duduk dan ngga makan dilantai, cepet makan nanti keburu bel masuk" Eira meimpali. Memang di antara mereka berempat Eira lah yang paling dewasa. Sesuai perintah Eira tadi mereka lalu makan makanan yang telah dibeli mereka. Di sela-sela makan, Ala yang masih belum menghabiskan mie ayamnya tiba-tiba bertanya kepada ketiga sahabatnya.

"Mencintai atau dicintai?", tanyanya.
"Dicintai" jawab Ara. "Kenapa?"
"lebih baik dikejar daripada mengejar apalagi perempuan sudah menjadi kodratnya dikejar bukan mengejar."
"Jadi kalau menurut kodratnya perempuan itu harus dikejar dan ngga boleh mengejar" lanjut Eira.

KASASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang