Bagian Satu.

662 46 18
                                    

September, 2019.

Minho mengerjapkan matanya, pagi ini ia terbangun dengan kepala yang luar biasa sakit. Matanya terpejam mengingat sesuatu, hingga ia merasakan jika bagian bawahnya cukup sakit. Matanya kini mengarah pada dua lengan yang tengah memeluk pinggang rampingnya.

Shit.

Ia dan sahabatnya, Kim Seungmin. Berada di ranjang yang sama, berpelukan tanpa satu helai benang sedikitpun.

Semalam, Minho terbujuk dengan rayu Seungmin yang tengah patah hati melihat sang incaran hati datang keacara kelulusan bersama kekasihnya.

Seungmin yang hanya mengagumi satu orang gadis cantik bernama Minseo sejak maba hingga mereka lulus pun merasa patah hati yang teramat sangat.

Dan Minho, sosok yang selalu menyukai Seungmin dalam diam hanya bisa setuju ketika Seungmin meminta konsen nya untuk berhubungan tadi malam.

Ia tahu, dirinya cukup bodoh. Tidak, sangat bodoh. Tapi, bukan kah semalam mereka menggunakan kondom?

"Hei," suara serak Seungmin menyapa, membuat Minho langsung terdiam dan membeku. "Udah bangun?"

Minho merutuki Seungmin dalam hati. Bagaimana lelaki itu tetap tenang sementara dirinya sudah hampir mati ketika mengetahui mereka berada diposisi seperti ini.

"Udah. Lo kebangun ya? Sorry banget, Seung."

Seungmin terkekeh, bibirnya maju untuk mengecup pundak telanjang Minho.

"It's okay, udah waktunya gue bangun juga. Lo mau mandi?"

Pertanyaan itu keluar begitu saja, sejauh ini tidak ada pernyataan maaf. Tandanya apakah Seungmin tidak menyesal dengan apa yang mereka lakukan semalam?

"Hei," Seungmin membantu Minho untuk berganti posisi menjadi duduk. Lalu tangannya menggenggam tangan Minho. "Sorry ya, gue terlalu kasar semalam." Ucap Seungmin.

"Uhm, lo nyesel ya?"

Seungmin menggeleng, "Nggak, Min." Ucapnya dengan mengecup punggung tangan Minho. "Ngelakuin sama lo adalah hal yang paling bikin gue seneng. Seenggaknya, gue nggak harus ngelakuin itu sama orang asing."

Minho mengulum senyumnya, ada rasa kecewa yang muncul dihatinya.

"Kita semalem pake kondom kan ya?" Tanya Seungmin, "gue bahkan nggak bisa ngitung berapa ronde semalem."

Minho mengingat sesuatu, ketika ronde terakhir stock kondom milik Seungmin telah habis. Dan lelaki itu pada akhirnya masuk tanpa pengaman apapun.

"Seinget gue, ronde terakhir lo kehabisan kondom." Suara Minho sangat kecil, bahkan hampir tidak terdengar oleh Seungmin.

Seungmin mengangkat jemari mungil Minho lagi, dan kembali mengecupnya. "It's okay, Minho. Kalau ada sesuatu terjadi, gue akan bertanggung jawab."

...

"LO SAMA SEUNGMIN ABIS NGAPAIN?" Teriakan Hyunjin dan Felix—sahabat satu jurusan Minho terdengar nyaring. Untungnya mereka kini sedang berada di rumah Hyunjin setelah mengurus berkas kelulusan kampus. Ijazah dan lain-lain yang telah jadi, agar mereka bisa segera mendapatkan pekerjaan.

"Ih, suara lo berdua jangan kenceng-kenceng dong?!"

Hyunjin memukul lengan Minho, "lo lepas perjaka sama Seungmin, No? Kalian jadian?"

Felix ikut menatap Minho dengan tatapan elangnya, diantara mereka, hanya Minho yang berpikir lurus. Bahkan, Minho tidak pernah ingin pacaran dan hanya ingin lulus tepat waktu. Lalu, tiba-tiba lelaki itu bilang ia baru saja berhubungan seks dengan Seungmin? Sahabat Minho sejak kecil.

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang