Bagian tiga.

329 36 13
                                    

Ada yang berbeda dari Areum, sudah hampir satu minggu ia merasa jika putri kecilnya tidak lagi ceria. Seperti sedang ada beban berat yang ia tanggung seorang diri. Areum biasanya akan membantu Minho dengan cengiran lebar. Tapi, kali ini anak itu benar-benar hanya menyunggingkan senyum tipis. Bahkan, ketika Hyunjin atau Felix sedang berkunjung, Areum tetap terdiam tidak seperti biasanya yang selalu excited.

Minho khawatir jika Areum mendengar sesuatu tentang pembicaraannya dengan Om Minhyuk dan Tante Sana tempo hari. Soalnya, pagi itu, Areum terbangun dengan mata yang sembab dan agak sedikit bengkak. Suaranya pun terdengar serak. Namun, ketika ditanya ada apa? Areum hanya menggeleng dan tersenyum tipis seraya berkata tidak apa-apa.

Biasanya, Areum selalu ingin membantu Minho memasak untuk bekal sekolahnya. Ia sibuk meminta apapun menu makanan yang ia suka. Tapi, seminggu terakhir ini Areum hanya pasrah dengan apapun yang Minho buat untuknya.

"Areum sakit, Nak?" Tanya Minho sesaat mereka sampai di Sekolah.

Areum mengulas senyuman manisnya dan menggeleng, "Aku sehat kok Ayah. Aku masuk duluan ya, Ayah."

"Biasanya Areum nungguin Gaeun dulu?"

Areum terkekeh, mengambil tas bekal yang disodorkan Minho. "Kan nanti bisa ketemu di kelas, Dadah Ayaaaah!"

Minho mengangguk dan melambaikan tangannya pada Areum yang kini sudah berlari kearah kelasnya.

Tidak lama kemudian ia mendengar suara anak kecil yang memanggil namanya. "Om Minho!!"

Gaeun berlari, melepas tangan Papa nya dan memeluk Minho. "Areum kemana Om?"

"Oh? Areum udah masuk ke kelas duluan, Sayang."

Gaeun tampak bingung, "Kok Areum nggak nunggu aku ya?"

"Aduh, Om kurang tau, mending Gaeun tanya ke Areum aja dikelas yah?"

Gaeun mengangguk, tersenyum, sepintas wajahnya mirip dengan perpaduan Minseo dan Seungmin.

"Papa, aku masuk kelas dulu ya. Om Minho aku ke kelas dulu. Bye bye!"

Sepeninggal Gaeun, Minho dan Seungmin berdiri aecara awkward.

"Hei, long time no see." Ucap Seungmin.

Minho terkekeh, "Aneh banget lo ngomong begitu."

Seungmin mengusap kepala Minho, "Demi Tuhan, gue kangen banget sama lo, Min." Ucapnya.

Tanpa sadar ucapan itu membuat wajah Minho memanas.

"Btw, kalo nanti balik sekolah gue ajak Areum main sama Gaeun boleh nggak?"

Minho terdiam, menatap kearah Seungmin. "Seung, gue udah bilang kan sebelumnya? Lo nggak perlu terbebani dengan fakta kalo Areum itu anak lo."

"Gue nggak terbebani, Min. Dan ini juga cuma main aja kok. Nanti, gue antar pulang ke cafe langsung."

Minho tidak pernah melepas putrinya bermain tanpa pengawasannya, kecuali, bersama Jeongin dan Jisung. Itupun karena Minho percaya Jisung dan Jeongin tidak akan berbuat macam-macam pada putrinya.

"Tapi,"

"Please? Cuma ke taman bermain aja kok, terus nanti gue ajakin makan siang dulu. Oke?"

Minho hanya bisa menghela napasnya dan mengangguk. Lalu, Seungmin menyodorkan ponselnya.

"Nomor hp lo." Ucap Seungmin. "Biar gue atau lo bisa saling berkabar."

Minho akhirnya mengangguk, dan mengetik nomor ponsel baru nya.

Seungmin tersenyum dan melakukan panggilan agar Minho juga mengatahui nomor ponselnya.

"Save nomor gue juga." Ucap Seungmin.

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang